Epilepsi pada Anak : Penyebab – Gejala dan Perawatan    

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Epilepsi pada anak termasuk jenis penyakit yang kemungkinan anak bertahan seumur hidup pada anak. Penyakit epilepsi biasanya akan dimulai ketika anak  berusia dibawah lima tahun. Epilepsi termasuk penyakit yang bisa dikendalikan dengan obat-obatan dan beberapa jenis terapi. Dan biasanya anak yang memiliki epilepsi akan bisa tumbuh normal seperti anak yang sehat kecuali saat serangan epilepsi terjadi. Epilepsi termasuk penyakit yang mempengaruhi sistem neurologis yaitu kondisi yang bisa mempengaruhi bagian otak dan sistem syaraf anak. Kemudian epilepsi bisa menyebabkan anak terkena kejang yang dimulai dari bagian otak. Serangan epilepsi akan menyebabkan jutaan sel syaraf dalam otak anak mengalami gangguan sinyal pada tubuh dan pikiran sehingga anak terkena kejang.

baca:  penyebab step pada anak – cara mengatasi step pada anak – penyebab step pada bayi

Bagaimana kondisi anak saat kejang?

Epilepsi juga bisa menyebabkan tekanan darah menurun dengan cepat sehingga suhu tubuh naik dan anak terkena kejang. Ketika anak terkena kejang maka serangan bisa mempengaruhi fungsi otak dan ini tergantung dari jenis kejang yang menyerang anak. Ada dua jenis kejang yang sering terjadi pada anak yang terkena epilepsi yaitu:

  • Kejang fokal atau kejang parsial: dimana kejang hanya mempengaruhi satu sisi otak.
  • Kejang umum: dimana kejang mempengaruhi dua sisi otak dan sering menyebabkan efek yang lebih besar dibandingkan kejang fokal.

Karena kedua pengaruh jenis kejang ini maka ketika terkena epilepsi maka tubuh anak akan terlihat menyentak, gerakan anggota tubuh yang terus menerus berulang, dan adanya cairan yang keluar dari mulut namun kejang juga akan menghilangkan tingkat kesadaran anak. Kejang akibat epilepsi pada anak bisa terjadi pada saat anak sedang beraktifitas, tidur atau sedang tidak melakukan aktifitas apapun.

Baca: Kejang demam pada anak –  Penyebab kejang pada anak

Penyebab epilepsi pada anak

Menurut beberapa ahli medis penyebab epilepsi sendiri sebenarnya tidak bisa diketahui secara jelas. Kondisi ini bisa terjadi begitu saja sehingga sering membuat orang tua anak tanpa riwayat epilepsi tidak pernah menduganya. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan epilepsi pada anak, seperti dibawah ini:

  1. Cedera otak

Cedera otak yang terjadi pada anak saat masih bayi bisa memicu epilepsi. Beberapa cedera otak bisa menyebabkan bagian otak terluka atau terkena efek yang sangat besar. Banyak anak yang mengalami cedera otak berat seperti ketika bayi jatuh telentang, bayi jatuh dari tempat tidur dan kecelakaan dari kendaraan. Semua hal yang menyebabkan tekanan dan goncangan yang terlalu kuat pada otak bisa membuat anak mengalami cedera serius pada otak. Kondisi perubahan struktur syaraf dan sistem neurologis seperti ini bisa menyebabkan epilepsi simtomatik.

Baca:  bahaya akibat bayi terjatuh dari tempat tidur – bahaya bayi jatuh terlentang.

  1. Pengaruh genetik dari orang tua

Epilepsi sudah dinyatakan bukan sebagai penyakit keturunan. Banyak penelitian yang memang sudah membuktikan masalah ini. Namun ternyata masih ada pengaruh gen khusus yang memang bisa menyebabkan epilepsi kemungkinan besar menurun pada anak yang dilahirkan dari riwayat yang sama. Setiap gen yang diturunkan oleh orang tua bisa menyebabkan anak memiliki nilai ambang kejang. Kemudian efeknya bisa membuat anak bisa melewati nilai tersebut atau tidak. Kondisi ini sering menyebabkan anak terkena epilepsi idiopatik.

Baca: penyebab kelainan kongenital non genetik – penyebab bayi lahir cacat –  kelainan jantung pada bayi 

  1. Resiko anak lahir prematur

Anak yang dilahirkan prematur juga bisa terkena epilepsi. Prematur sering membuat ibu sulit untuk melahirkan secara normal. Bayi kemungkinan sudah mengalami beberapa komplikasi di dalam rahim. Dampaknya sangat besar untuk kondisi otak bayi sehingga sering memicu cedera otak pada bayi. Bayi kemungkinan juga mengalami masalah persediaan oksigen. Biasanya kejang akan terjadi seminggu pertama setelah dilahirkan. Kemudian epilepsin bisa berkembang lebih cepat dan membutuhkan perawatan intensif hingga masuk ke masa pertumbuhan.

Informasi bayi prematur:

  1. Perkembangan sel abnormal dalam otak anak

Penyebab lain dari epilepsi pada anak juga termasuk masalah perkembangan otak yang tidak normal. Kondisi ini sering terjadi pada anak yang mengalami masalah keracunan. Racun bisa  berasal dari makanan ibu saat hamil, paparan bahan kimia ibu pada janin, kebiasaan merokok ibu saat hamil, dan semua jenis bahan kimia yang masuk ke tubuh anak. Semua masalah ini menyebabkan anak mengalami epilepsi dan juga masalah gangguan fungsi otak. (Baca: Cerebral palsy pada anak –  gejala cerebral palsy pada bayi)

Baca:  bahaya kaporit bagi ibu hamil – bahaya kosmetik bagi ibu hamil

  1. Infeksi otak pada anak

Salah satu infeksi yang juga bisa memicu epilepsi pada anak adalah infeksi pada otak. Kondisi ini termasuk beberapa penyakit infeksi berat pada otak seperti meningitis. Serangan virus yang berkembang dalam otak bisa mempengaruhi fungsi otak yang normal. Kemudian akhirnya bisa memicu kejang dan kondisi otak yang kurang normal. Penyakit ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian pada anak.

Baca:  bahaya bayi tidak imunisasi – aktivitas berbahaya untuk ibu hamil –  gangguan kehamilan – campak pada anak

Informasi gangguan kehamilan:

  1. Penyakit hidrosefalus pada anak

Epilepsi juga bisa terjadi pada anak yang mengalami masalah seperti kelebihan cairan dalam otak atau penyakit hidrosefalus. Akibat kelebihan cairan dalam otak maka sebagian sel dan syaraf dalam otak tidak berkembang sempurna. Kemudian semua tekanan cairan yang berlebihan dan memenuhi otak anak maka anak terkena komplikasi epilepsi. Kondisi ini bisa disebabkan olah gaya hidup ibu selama hamil. (baca: ibu hamil makan daging panggang – ibu hamil makan bakso

  1. Masalah kelahiran yang memicu kurang oksigen

Bayi yang mengalami proses persalinan yang rumit dan sulit lebih sering mengalami otak yang kurang oksigen. Kondisi ini sangat sering terjadi pada bayi yang prematur maupun bayi yang lahir dengan riwayat komplikasi kehamilan. Kasus bayi asfiksia juga bisa menyebabkan peluang anak terkena epilepsi meningkat. (baca: penyebab asfiksia pada bayi baru lahir –  penanganan bayi asfiksia)

Baca: hidramnion pada kehamilan – hipertensi dalam kehamilan

Gejala epilepsi pada anak

  1. Ketika akan kejang anak seperti bingung atau kehilangan konsentrasi. (baca:  Penyebab kejang pada anak – penyebab step pada anak)
  2. Anak sepertin mendengung lalu akan jatuh.
  3. Gerakan menyentak baik pada bagian kaki dan tangan.
  4. Anak akan kehilangan kesadaran (baca: gejala epilepsi pada bayi)

Perawatan epilepsi pada anak

Perawatan untuk anak yang mengalami epilepsi harus direncanakan dengan dokter yang merawat. Perawatan bisa dilakukan secara berkelanjutan sehingga anak bisa hidup dengan normal. Berikut ini beberapa pilihan perawatan epilepsi pada anak.

  1. Obat anti – epilepsi

Anak-anak yang menderita epilepsi kemungkinan juga harus minum obat anti-epilepsi dalam waktu yang sangat lama. Namun obat ini sangat penting untuk mencegah kejang yang bisa menyebabkan anak terkena bahaya saat beraktifitas. Semua jenis obat yang diberikan oleh dokter disesuaikan dengan beberapa hal seperti usia anak, jenis kelamin anak, jenis kejang atau sindrom yang diderita, dan penyakit lain yang diderita oleh anak. Berikut ini beberapa jenis obat anti-epilepsi yang sudah sering diresepkan oleh dokter, dan hanya bisa didapatkan dengan resep dokter sesuai petunjuk.

  • Epilepsi parsial : carbamazepine , phenytoin , dan valproate, valproic acid. Efek samping obat termasuk seperti sakit perut, mual, muntah, kelelahan, dan pertumbuhan rambut berlebihan.
  • Epilepsi umum: gabapentin (Neurontin),oxcarbazepine (Oxteller XR, felbamate (Felbatol), tiagabine hydrochloride (Gabitril), lamotrigine (Lamictal), levetiracetam (Keppra), zonisamide ( Zonegran), dan topiramate (Topamax). Semua obat ini bisa menyebabkan beberapa efek samping seperti sakit perut, mual, muntah dan sakit kepala.
  • Obat depakote: ini termasuk jenis obat monoterapi yang bisa digunakan dan sangat aman untuk anak-anak. Obat ini bisa diminum tanpa membutuhkan jenis obat lain sehingga sangat baik untuk anak.

Informasi obat anak:

  1. Tindakan operasi

Jika anak sudah diberikan obat sesuai dengan resep dokter dan tetap mengalami epilepsi maka diperlukan perawatan yang lain. Tindakan untuk melakukan prosedur operasi dengan memanipulasi atau mengambil sebagian otak yang memicu kejang atau epilepsi menjadi alternatif yang sangat baik. Operasi ini sangat aman untuk anak dan banyak anak yang mengalami kesembuhan hingga 70 persen setelah operasi. Prosedur pemulihan juga sangat aman sehingga bisa membuat anak bisa menjalani kehidupan yang lebih baik dimasa depan.

  1. Prosedur stimulasi syaraf vagus

Prosedur lain yang bisa menjadi pertimbangan untuk merawat epilepsi pada anak adalah tindakan stimulasi syaraf vagus. Prosedur ini diperlukan untuk membantu anak memiliki kontrol syaraf yang lebih baik seperti fungsi syaraf otak, detak jantung dan sistem yang lain. Operasi dilakukan dengan memasang sebuah alat khusus seperti alat pacu jantung yang ditanamkan pada bagian tulang selangka kiri dan terhubung dengan kawat khusus yang  bisa merangsang fungsi otak. prosedur ini sudah terbukti bisa mengurangi resiko kejang akibat epilepsi hingga 80 persen dan sangat aman untuk anak-anak.

  1. Diet ketogenik untuk anak

Perawatan dengan model diet ketogenik ternyata juga bisa dilakukan untuk anak yang terkena epilepsi. Diet ini dilakukan dengan membuat anak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak sehat dalam jumlah yang tinggi namun membatasi karbohidrat. Dampaknya bisa membuat tubuh anak lebih banyak membakar lemak sebagai sumber energi daripada karbohidrat. Diet ketogenik dipercaya bisa menurunkan resiko kejang, mengatasi efek samping dan juga proses tubuh yang ketergantungan dengan obat anti kejang. Diet ini sangat aman untuk anak karena membuat  tubuh anak bisa melakukan deteksi alami terhadap kejang dan membantu tubuh mengontrol kejang. Berikut ini pengaturan diet ketogenik untuk mengatasi epilepsi pada anak.

  • Lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak sehat dibandingkan karbohidrat. Sumber lemak sehat termasuk seperti makanan laut, ikan salmon, minyak zaitun, minyak canola, dada ayam tanpa kulit dan daging domba.
  • Mengkonsumsi protein untuk mendukung enzim dalam tubuh, hormon, otot serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sumber protein yang sangat baik untuk anak seperti kacang-kacangan, susu, keju, daging sapi, ikan, tahu dan telur. (Baca: Manfaat keju untuk bayi)
  • Mengkonsumsi berbagai jenis sayuran dan buah yang kaya warna karena semua bahan ini bisa membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang lengkap. Semua vitamin dan mineral juga bisa membantu mengatasi penyakit infeksi dan kerusakan sel akibat epilepsi.
  • Anak sebaiknya tidak dibiasakan mengkonsumsi makanan cepat saji dan semua jenis minuman yang mengandung soda serta bahan pengawet. Semua jenis makanan ini bisa memicu serangan epilepsi dan membuat tubuh anak memiliki lemak jenuh yang lebih tinggi.

Baca: vitamin untuk anak susah makan – cara mengatasi balita susah makan – manfaat vitabumin untuk anak

Epilepsi dan gaya hidup anak serta keluarga

  1. Perilaku anak dan keluarga

Orang tua yang memiliki anak dengan epilepsi tentu memiliki kehidupan yang lebih sulit.  Namun orang tua bisa membantu anak dengan mendorong anak untuk hidup lebih baik. Orang tua bisa membuat anak minum obat secara teratur dan melihat berbagai efek samping yang mungkin terjadi. Kemudian orang tua juga bisa menentukan perawatan terbaik dengan dokter untuk membuat anak memiliki serangan epilepsi yang lebih kecil.

Baca: Cara Mengatasi Anak Manja dan Cengeng – cara mendidik anak agar percaya diri

  1. Epilepsi dan kecerdasan anak

Anak yang menderita epilepsi bisa memiliki tingkat kecerdasan yang sangat alami dan baik seperti anak yang normal. Namun tentu epilepsi yang disebabkan karena masalah cedera otak dan kelainan otak pada anak bisa mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Anak-anak yang menggunakan obat anti-epilepsi juga sering mengalami efek samping yang berhubungan dengan otak seperti gangguan autisme dan hiperaktif. (baca: cara mendidik anak hiperaktif)

Baca: cara membuat anak cerdas sejak dalam kandungan –  penyebab anak cepat marah – cara mendidik anak agar cerdas

  1. Epilepsi dan tingkah laku anak

Anak-anak yang menderita epilepsi bisa memiliki perilaku yang sangat normal seperti anak biasa yang sehat. Namun beberapa anak juga bisa mengalami gangguan tingkah laku yang sebenarnya tidak diketahui penyebabnya. Karena itu orang tua bisa membuat anak belajar untuk disiplin, menghargai kesehatan mereka dan membuat semua hal tidak berbeda dibandingkan dengan anak yang sehat. Orang tua sebaiknya juga berbicara dengan sekolah untuk mengantisipasi dengan penyakit anak dan kemungkinan penyakit bisa mempengaruhi kegiatan anak di sekolah.

Baca: cara mendidik anak usia 2 tahun – cara mendidik anak usia dini

  1. Epilepsi dan kegiatan anak
  • Anak yang menderita epilepsi sebaiknya juga harus melakukan berbagai kegiatan baik di sekolah maupun di lingkungan sosial. Hal ini sangat baik untuk membantu anak merasa lebih sehat dan memiliki pandangan hidup yang baik.
  • Berbagai pengawasan diperlukan oleh orang tua dan guru terutama ketika anak memainkan permainan yang bisa memicu serangan epilepsi mendadak. (baca: cara agar balita tidak mudah sakit)
  • Orang tua perlu mengawasi anak ketika beraktifitas di kolam renang, mengendarai kendarahan, bersepeda, dan memanjat. (baca: cara mengajari anak berenang)
  1. Epilepsi dan hubungan keluarga

Anak yang menderita epilepsi harus mendapatkan perlakuan yang sama dengan anggota keluarga yang lain. Selain itu semua keluarga juga mendukung anak untuk bisa menjalankan berbagai kegiatan termasuk sekolah dengan baik. Jika ada riwayat epilepsi dalam keluarga maka sangat penting untuk menjaga kesehatan termasuk dengan pemeriksaan genetik saat kehamilan. 

Tindakan untuk mencegah epilepsi pada anak

Sebenarnya tindakan untuk mencegah epilepsi pada anak memang harus disadari dan dilakukan oleh semua orang tua. Tidak hanya untuk orang tua dengan riwayat epilepsi tapi juga keluarga yang benar-benar sehat. Berikut ini  beberapa tindakan yang bisa dilakukan oleh orang tua bahkan sejak masih hamil.

  1. Melindungi bayi sejak dini agar tidak menderita cedera otak, seperti menggendong bayi dengan hati-hati dan menjaga bayi dengan tempat tidur yang aman agar tidak terjatuh.
  2. Membiasakan mengajarkan anak untuk menggunakan helm atau pelindung kepala ketika bersepeda dan berkendara.
  3. Membuat anak – anak selalu hati-hati dengan semua tindakan yang bisa menyebabkan cedera otak seperti jatuh dari tempat tinggi.
  4. Ibu hamil sebaiknya menghindari semua pemicu bahan kimia untuk bayi termasuk seperti bahan kosmetik, makanan mentah, makanan laut, rokok, parfum, bau cat dan semua jenis polusi udara dan kimia. (baca: pantangan ibu hamil muda)
  5. Menjaga kesehatan sejak masih hamil dengan mengkonsumsi makanan yang sehat sesuai kebutuhan nutrisi kehamilan, menghindari makanan mentah dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. (baca: pantangan makanan ibu hamil – makanan bergizi untuk ibu hamil)
  6. Menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke semenjak masih hamil dengan olahraga secara teratur sesuai dengan kondisi ibu hamil.
  7. Membiasakan diri untuk tidak terkontaminasi berbagai jenis virus dan bakteri yang bisa menyebabkan bahaya untuk janin, dengan cara menjaga kebersihan dan selalu mencuci tangan sebelum makan.

Bahaya virus pada ibu hamil:

Epilepsi pada anak memang selalu membutuhkan perhatian yang sangat besar. Anda bisa mencoba untuk menjauhi semua pemicu epilepsi sejak masih hamil agar anak lahir sehat. Selain itu deteksi sejak dini sangat penting untuk mengetahui kesehatan janin agar tidak terkena penyakit genetik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn