Kejang Demam pada Anak : Gejala – Tipe – Perawatan dan Cara Mencegah

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Anak-anak yang terkena panas tinggi atau demam tinggi memiliki resiko akan kejang. Hal ini sangat menakutkan untuk orang tua,karena waktu kejang yang tidak terduga. Kejang demam adalah sebuah kondisi ketika anak terkena kejang akibat kenaikan suhu tubuh yang drastis. Penyebab kejang pada anak bisa terjadi akibat infeksi dalam tubuh. Beberapa diantara penyebab kejang juga bisa memicu penyebab step pada anak yang membutuhkan perawatan darurat. Kejang bisa berlangsung selama beberapa menit dan ini merupakan sebuah keadaan dimana otak mengirimkan sinyal yang sangat unik saat suhu tubuh naik. Setelah kejang selesai maka anak-anak tidak akan sadar dengan kondisi yang terjadi dan biasanya anak-anak akan pulih seperti semula. Kejang juga bisa terjadi pada bayi karena itu jika bayi terkena demam orang tua bisa mencoba cara mengatasi demam pada bayi. (baca : menjemur bayi saat demam)

Gejala Kejang Demam

Kejang demam akan membuat anak mengalami getaran dan gerakan otot yang sangat kencang. Hal ini terlihat dengan gerakan semua bagian tubuh dan otot yang tidak terarah.  Gejala yang sangat umum dari kejang demam adalah seperti demam tinggi (lebih dari 38 derajat Celcius), gerakan tidak terarah pada kaki dan tangan serta kehilangan kesadaran.

Tipe

  1. Kejang Demam Sederhana

Kejang demam sederhana adalah sebuah kejang yang terjadi akibat dari kenaikan suhu tubuh anak yang terjadi dalam waktu sangat singkat. Biasanya orang tua tidak menyadari kondisi ini karena kenaikan suhu akan berlangsung singat saat sudah turun dari demam sebelumnya. Kondisi ini bisa menjadi salah satu bahaya imunisasi pada bayi atau anak dibawah lima tahun.

Sifat / gejala kejang demam sederhana

  • Kejang berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama 15 menit.
  • Kejang tidak akan berulang selama 24 jam.
  • Kejang menyebabkan gonjangan untuk semua anggota tubuh.
  • Tubuh anak akan menjadi kaku terutama pada bagian kaki dan tangan dimulai dengan gerakan kecil hingga lebih kompleks.
  • Anak akan kehilangan kesadaran dan beberapa bisa buang air kecil di luar kesadaran.
  • Mata anak bisa saja memutar balik sendiri, muntah dan mengeluarkan busa dari mulut.
  • Kejang yang paling umum berlangsung kurang dari 6 menit.
  • Setelah kembali sadar maka biasanya anak yang kejang akan mengantuk atau cemas selama kurang lebih 1 jam setelah kejadian.
  • Kejang ini sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun.
  • Kejang bukan disebabkan karena kelainan neurologis, meningitis, ensefalitis dan semua penyakit yang disebabkan karena gangguan pada otak.
  1. Kejang Demam Kompleks

Kejang demam kompleks adalah sebuah kondisi ketika anak terkena kejang lebih dari 15 menit dan kejang hanya menyerang pada satu atau dua bagian tubuh. Kejang demam kompleks lebih mudah diamati karena gejala yang sangat jelas.

Sifat / gejala kejang demam kompleks:

  • Kejang berulang – ulang dalam waktu 24 jam.
  • Kejang bisa sering terjadi ketika anak sedang sakit panas dan bisa ditebak sifatnya.
  • Kejang bisa menyebabkan goncangan hanya pada satu bagian tubuh saja.
  • Selama anak masih sakit maka kejang bisa terjadi kapan saja.
  • Setelah kembali sadar maka anak tidak akan cepat pulih dan membutuhkan waktu selama beberapa jam hingga benar-benar kembali sadar.
  • Kejang demam kompleks bisa muncul ketika anak sudah beberapa kali mengalami kejang demam sederhana.
  • Kejang demam kompleks bisa saja dipengaruhi oleh kondisi penyakit akibat gangguan pada otak seperti epilepsi dan cerebral palsy. (baca: cerebral palsy pada anak)

Penyebab

Hingga saat ini penyebab utama kejang demam memang tidak bisa dipastikan. Hanya saja semua anak yang terkena demam dengan suhu lebih dari 38 derajat Celcius bisa terkena kejang demam. Demam yang tinggi bisa menjadi infeksi pada tubuh anak. Berikut ini penyebab kejang demam yang sangat umum:

  1. Penyakit infeksi akibat virus atau bakteri seperti:
  1. Gangguan genetik atau riwayat kejang dalam keluarga. Anak-anak yang dilahirkan dengan riwayat kejang dalam keluarga memiliki resiko terkena kejang demam yang lebih tinggi.
  2. Demam setelah anak mendapatkan imunisasi seperti imunisasi untuk tetanus, campak, dan difteri. (baca juga: bahaya bayi tidak imunisasi – imunisasi BCG pada bayi – imunisasi polio – vaksin BCG pada bayi)

Bahaya / Komplikasi Kejang Demam

Kejang demam umumnya tidak akan menyebabkan komplikasi berlanjut. Kejang demam sederhana juga tidak membuat efek yang serius pada otak atau cacat tertentu. Kejang demam juga tidak menjadi bagian dari epilepsi. Biasanya kejang disebabkan karena adanya gangguan sinyal listrik yang dikirimlan pada otak. Hanya saja anak yang pernah mengalami kejang demam, bisa mengalami kejang demam berulang yang disebabkan karena:

  1. Kejang awal yang pernah terjadi disebabkan karena kenaikan suhu yang cukup ringan.
  2. Demam pertama dan kedua yang terjadi memiliki jeda waktu yang pendek, sehingga memicu kejang demam berulang.
  3. Adanya sejarah keluarga yang memiliki riwayat kejang.
  4. Bayi yang berusia kurang dari 15 bulan saat pernah terkena kejang demam pertama.

Kematian karena Kejang Demam

Kejang demam yang ringan jarang menyebabkan kematian pada anak. Resiko kematian meningkat jika kejang demam terjadi pada anak yang memang sudah menderita penyakit epilepsi. Jadi kematian bisa saja disebabkan karena komplikasi epilepsi dan bukan kejang demam. Kejang demam yang terjadi pada anak – anak terbukti tidak membawa dampak yang serius pada kesehatan anak setelah remaja atau dewasa. Kecuali kejang demam pada bayi yang menyebabkan bayi jatuh sehingga terkena bahaya akibat bayi terjatuh dari tempat tidur dan bahaya bayi jatuh terlentang.

Kapan Kejang Demam Membutuhkan Perawatan Medis

  1. Kejang demam berlangsung lebih dari 10 menit atau bahkan 15 menit. Namun pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun, maka kejang ringan tetap membutuhkan dokter.
  2. Kejang disertai dengan muntah atau busa yang keluar dari mulut.
  3. Kejang menyebabkan leher sangat kaku dan anak sulit bernafas akibat anak tersedak.
  4. Kejang disertai dengan gangguan pernafasan.(baca : gejala asma pada anak)
  5. Setelah kejang anak mengalami rasa mengantuk yang sangat berat hingga sulit untuk bangun.

Siapa yang Bisa Terkena Kejang Demam

  1. Bayi yang berusia antara 6 bulan sampai 5 tahun yang sering terkena demam karena penyakit. Dan paling sering terjadi pada anak yang berusia antara 2 sampai 3 tahun.
  2. Anak-anak yang terlahir dari keluarga dengan riwayat kejang termasuk untuk penderita epilepsi dalam keluarga.

Pemeriksaan Kejang Demam

  1. Identifikasi penyebab kejang demam yang bisa saja terjadi karena infeksi pada tubuh anak. Beberapa pemeriksaan ini meliputi:
  • Pemeriksaan darah
  • Pemeriksaan urin
  • Pemeriksaan lumbar (pengambilan cairan dari tulang belakang untuk mengetahui adanya infeksi meningitis)
  1. Pemeriksaan dengan EEG (electroencephalogram) yaitu sebuah pemeriksaan untuk mengetahui aktifitas otak yang dilakukan untuk anak yang mengalami kejang demam kompleks.
  2. Pemeriksaan dengan MRI untuk anak yang sering terkena kejang namun pada salah satu anggota badan saja.

Cara Perawatan Kejang Demam

  • Umumnya kejang demam terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Kejang demam pada anak biasanya terjadi kurang dari 10 menit dan kesadaran anak akan kembali seperti semula. Namun jika kejang anak berulang dan berlangsung lebih dari 10 menit, maka Anda harus membawa anak ke rumah sakit.
  • Kejang demam yang berulang dan berlangsung lebih dari 15 menit harus mendapatkan bantuan dokter dengan obat anti kejang.
  • Perawatan paling tepat untuk kejang bisa dilakukan berdasarkan penyebab kejang. Jika penyebabnya adalah infeksi maka dokter harus menyembuhkan infeksi tersebut. Perawatan infeksi yang menyebabkan kejang biasanya akan membuat anak kembali sehat dalam beberapa hari.

Pertolongan Pertama Pada Kejang Demam

  1. Meskipun Anda merasa panik, maka untuk membantu kejang demam pada anak maka Anda harus bersikap tenang dan waspada.
  2. Berikan bantuan pada anak yang kejang agar tidak terluka dengan cara meletakkan anak di lantai agar tidak jatuh.
  3. Pindahkan semua jenis benda keras atau tajam yang berada di dekat anak yang kejang. Ini bisa membantu mengurangi resiko anak yang kejang bisa terluka.
  4. Jika anak menggunakan pakaian yang ketat maka kendurkan pakaian agar anak bisa bernafas dengan baik selama kejang.
  5. Jangan menahan gerakan kejang anak karena itu gerakan yang sangat refleks sehingga sulit untuk dikendalikan.
  6. Jangan meletakkan benda, makanan atau minuman apapun saat anak-anak mengalami kejang.
  7. Perhatikan berapa lama waktu anak kejang, untuk mengamati kondisi kejang dan kemungkinan anak terkena kejang demam kompleks.
  8. Jika anak yang kejang mengalami muntah atau mengeluarkan cairan dari mulut maka buat posisi badan anak miring. Cara ini bisa membantu anak agar bisa bernafas dengan baik.
  9. Setelah anak sadar dari kejang demam maka temani anak hingga mereka merasa nyaman. Jika anak merasa mengantuk maka temani mereka hingga tertidur. Jangan meninggalkan anak-anak tertidur sendiri karena kejang demam berulang bisa saja muncul lagi.

Cara Menurunkan Demam setelah Kejang Demam

Setelah anak tersadar dari kejang demam maka biasanya tubuh anak masih demam. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah berusaha menurunkan demam pada anak. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan demam setelah kejang demam:

  1. Berikan obat penurun panas yang aman untuk anak seperti asetaminofen. (baca : cara menurunkan panas pada anak)
  2. Usap bagian dahi dan leher anak dengan handuk yang dibasahi dengan air dingin.
  3. Jika Anda menggunakan spon untuk mengusap anak maka berikan spon yang sudah dicelup ke dalam air hangat.
  4. Jangan menerapkan apapun yang mengandung alkohol pada tubuh anak, karena bisa membuat demam lebih tinggi.
  5. Jika beberapa cara untuk menurunkan demam tidak efektif, maka segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan bantuan medis.

Cara Mencegah Kejang Demam

  1. Setelah anak Anda terkena demam maka berikan obat untuk menurunkan panas tubuh. Beberapa jenis obat yang aman untuk anak seperti acetaminophen, ibuprofen, dan jenis obat lain yang diresepkan oleh dokter.
  2. Jangan memberikan obat yang mengandung aspirin pada anak-anak karena bisa saja aspirin akan memperburuk kondisi demam anak.
  3. Berikan obat paracetamol untuk menurunkan suhu panas tubuh anak. Perhatikan untuk jenis dan dosis paracetamol yang akan diberikan untuk anak.
  4. Lepas semua pakaian anak atau berikan pakaian yang tipis untuk anak agar suhu tubuh tidak meningkat.
  5. Berikan bayi atau anak-anak Anda cairan yang cukup. Minuman yang cukup akan membantu menurunkan demam secara alami. Jenis minuman yang disarankan seperti air putih.

Apakah Kejang Demam Berbahaya?

  1. Secara umum kejang demam tidak berbahaya untuk penderita termasuk anak-anak dibawah umur 6 bulan. Namun beberapa potensi yang berbahaya bisa datang bukan karena kejang tapi faktor lain seperti:
  • Anak terjatuh saat kejang misalnya jatuh dari tempat tidur.
  • Anak tersedak makanan karena kejang bersamaan ketika anak sedang makan atau minum.
  • Anak tersedak air liur ketika kejang dengan karena faktor alami.

Untuk mengatasi efek bahaya yang terjadi secara alami ini maka segera lakukan pertolongan pertama ketika anak kejang demam.

  1. Hingga saat ini dunia medis belum menemukan potensi bahaya kejang demam terhadap kerusakan otak baik jangka pendek maupun jangka panjang. Bahkan sebuah penelitian membuktikan jika penderita kejang demam bisa hidup dan bersekolah secara normal ketika sudah dewasa. Anak dengan kejang demam bisa sembuh ketika sudah dewasa kecuali menderita penyakit epilepsi yang sering terkena serangan kejang.
  2. Beberapa tapi tidak banyak anak yang menderita kejang demam kompleks atau kejang demam berkelanjutan hingga usia tertentu, kemungkinan memiliki gejala epilepsi. Namun kasus ini sangat jarang terjadi kecuali anak tersebut memang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit epilepsi. Salah satu contohnya adalah anak-anak yang terlahir dengan kondisi cerebral palsy, sindrom down dan kelainan otak lainnya.
  3. Anak-anak yang pernah terkena kejang demam dengan serangan pada salah satu sisi otak kemungkinan bisa terkena epilepsi. Kejang demam dengan kondisi ini biasanya berlangsung lama atau paling cepat selama 10 menit. Anak dengan kejang berulang dalam waktu 24 jam juga bisa menderita epilepsi.
  4. Anak-anak yang mengalami kejang demam selama lebih dari 30 menit bisa terkena epilepsi dengan resiko yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena ketika kejang demam berlangsung lama maka bisa menyebabkan kerusakan pada bagian hippocampus otak. Bagian ini sangat erat hubungannya dengan otak yang mengendalikan penyakit epilepsi.

Apakah Kejang Demam Menyebabkan Epilepsi?

Kejang demam pada anak memang membuat semua orang tua merasa khawatir. Hal ini disebabkan karena resiko kejang demam yang bisa menyebabkan epilepsi. Beberapa fakta medis yang ditemukan mengungkap jika kejang pada epilepsi awalnya tidak disertai dengan demam. Ini adalah perbedaan yang sangat jelas pada kejang demam. Sementara kejang demam selalu diawali dengan suhu tubuh yang panas. Jadi sebenarnya resiko kejang demam yang menyebabkan epilepsi memang sangat kecil. Hanya saja riwayat keluarga dengan epilepsi bisa meningkatkan resiko ini menjadi besar.

Anak-anak yang mendapatkan perawatan tepat saat terkena kejang demam, bisa terhindar dari berbagai resiko berbahaya. Namun perawatan yang tepat kadang sulit dilakukan orang tua karena panik dan cemas yang besar terhadap kondisi anak. Ketika terkena kejang demam maka segera lakukan pertolongan pertama kemudian periksa kondisi kesehatan anak di dokter terdekat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn