11 Penyebab Anak Cepat Marah dan Solusinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Anak-anak merupakan pribadi yang masih dalam masa pertumbuhan. Perasaan mereka dan pola pikir anak cenderung masih labil dan belum sepenuhnya dapat memahami apa yang terjadi di sekitar mereka. Keadaan sekitar mereka yang tidak sempurna dan tak seperti yang anak inginkan bisa membuat mereka menjadi cepat marah. Ekspresi kemarahan anak-anak sendiri berbeda-beda. Ada yang marah dengan cara diam, memberontak, berteriak, atau menyerang orang lain.

Orang tua perlu mengetahui penyebab dari mengapa anak tersebut marah sehingga dapat menyelesaikannya melalui penyebab tersebut. Banyak orang tua yang ternyata kurang memahami anak mereka, mengapa mereka marah ataupun bersedih. Untuk kasus penyebab anak cepat marah berikut ini diantaranya :

1. Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Ini merupakan gangguan kejiwaan yang sering terjadi pada anak-anak. Data menunjukkan bahwa anak pada usia 16 tahun, 23%-nya menderita gangguan ini. Seperti yang orang tua ketahui, aksi dan kebiasaan perkataan anak dapat dimulai sejak mereka masih kecil. Sayangnya, kemarahan ini sering tidak dimengerti oleh orang tua yang sibuk, anggota keluarga, pendidik, dan profesional kesehatan kejiwaan. Hal tersebut dapat berbahaya bagi pertumbuhan anak selanjutnya. Anak dengan ODD akan 17 kali lebih mudah depresi dan menderita gangguan kecemasan daripada yang tanpa ODD. Anak pra-sekolah dengan ODD akan berlanjut dengan gangguan lainnya seperti ADHD, kecemasan, dan gangguan mood.

2. Egoisme

Anak-anak yang memiliki sikap egois akan cenderung mudah marah. Orang tua yang tidak dapat mengatasi sikap egois anak tersebut maka akan menghadapi anak yang tidak dapat mengendalikan emosi mereka. Sikap egois pada anak perlu dihindari karena akan menimbulkan konflik pada saat mereka tumbuh dan bersosialisasi dengan masyarakat. Anak yang menderita ODD dan egoIS akan berkembang menjadi gangguan penyakit mental lainnya seperti bipolar disorder. Pola asuh orang tua yang serba membolehkan bisa berdampak pada tumbuhnya sikap egoisme pada anak. Orang tua kadang ingin menyenangkan anak mereka namun cara yang mereka lakukan kadang salah sehingga anak menjadi manja dan egois.

3. Disruptive Mood Dysregulation Disorder (DMDD)

DMDD teridentifikasi sebagai gangguan baru pada remaja dengan gejala mudah marah dan tersinggung. Amarah tersebut bisa terjadi tidak konsisten dengan frekuensi yang cukup sering. Rata-rata penderitanya akan mengeluarkan amarahnya tiga kali atau lebih dalam seminggu. Di dalam penelitian sekitar 70% anak dengan DMDD juga sesuai dengan kriteria penderita ODD. Mereka juga berisiko tinggi mengalami gangguan kecemasan dan depresi. Cara mengatasi gangguan ini biasanya melalui terapi perilaku kognitif, terutama intervensi orang tua. Terapi memaafkan juga dilakukan untuk mengatasi DMDD.

4. Intermittent Explosive Disorder (IED)

Penderita IED cenderung akan sering merusak dan menyerang atau melakukan kekerasan. Cara mengatasi bisa melalui terapi anti depresi atau mood stabilizer. Terapi memaafkan pada penderita IED adalah untuk memotivasi anak untuk belajar mengontrol sifat agresif mereka dan mengubah pola perilaku yang merusak tersebut. Mereka juga bisa mengalihkan rasa marah pada hal lain seperti memukul benda, seraya berjanji tidak akan menyerang orang lain lagi.

5. Chronic Irritability atau Bipolar Disorder (BP)

Gangguan bipolar atau bipolar disorder bisa menjadi salah satu penyebab anak menjadi cepat marah. Bipolar disorder bisa berkembang sejak anak-anak. mereka biasanya akan mulai merasa mudah terganggu mood-nya.

Kondisi Lingkungan yang Menyebabkan Kemarahan pada Anak

Kemarahan anak sendiri juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi seperti :

1. Hubungan orang tua yang berantakan

Misalnya saja terjadi perceraian pada orang tua dan anak diasuh oleh satu orang tua kandung. Anak-anak bisa merasa jauh dengan orang tua kandung mereka dan itu bisa memicu kemarahan.

2. Orang tua/ayah yang tidak berkomunikasi dengan baik

Salah satu penyebab kemarahan pada anak karena hubungan mereka dengan ayah mereka yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Ayah yang marah tanpa alasan dapat menimbulkan konflik. Banyak anak yang menderita gangguan ini memiliki figur ayah yang juga pemarah.

3. Tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup

Anak akan mudah marah jika mereka tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tua mereka. Di era sekarang, banyak keluarga yang kedua orang tuanya adalah pekerja sehingga anak-anak hanya memiliki waktu sedikit dengan orang tuanya. Kasih sayang orang tua seperti perhatian dan menemani anak bermain dan belajar tak bisa digantikan dengan materi.

4. Mendapatkan banyak kritik

Orang tua kadang terlalu menuntut anak untuk menjadi seperti yang mereka harapkan. Nilai sekolah yang buruk bisa menjadi kritikan yang kadang membuat anak merasa tertekan jika orang tua mereka tidak menyampaikannya dengan baik.

5. Kecewa dengan saudara

Kemarahan pada anak bisa terjadi karena permasalahan dengan saudara mereka. Antar saudara bisa saling merasa cemburu karena perhatian orang tua yang berbeda. Bisa juga karena saudara mereka sering mengganggu mereka atau berperilaku buruk terhadap mereka.

6. Penolakan dari lingkungan pertemanan

Penolakan dari teman akan membuat anak merasa terkucilkan sehingga mereka bisa menjadi mudah marah. Meskipun ada anak yang senang bermain sendiri, namun tetap saja teman diperlukan di kehidupan mereka.

Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah anak yang cepat marah yaitu :

  • Membiarkan anak mengekspresikan kemarahan sepenuhnya

Di tempat terapi mental, anak dibiarkan untuk mengekspresikan kemarahan mereka sepenuhnya. Orang tua juga dihadirkan sehingga bisa mengetahui level kemarahan anak tersebut. Anak juga bisa mengutarakan penyebab dari kemarahan mereka sepenuhnya sehingga dapat saling memahami.

  • Memaafkan

Memaafkan merupakan cara paling efektif untuk anak-anak yang cepat marah. Anak-anak perlu belajar untuk menghadapi permasalahan mereka. Memaafkan tidak mentolerir dan membiarkan kemarahan. Memaafkan bukan berarti bersikap lemah. Anak-anak dapat belajar untuk berhenti menyangkal kemarahan mereka dan menyelesaikannya dengan memaafkan semua orang yang mungkin menyakiti hati mereka hari itu ataupun sebelumnya. Ini bisa dilakukan setiap hari sebelum tidur. Anak-anak bisa belajar bahwa memaafkan dapat membantu mereka mengontrol perasaan amarah mereka.

Beberapa penyebab anak cepat marah tersebut sebenarnya banyak yang berkaitan dengan peran orang tua anak, dalam mendidik mereka sejak kecil. Jadi cara untuk mengatasinya juga perlu melibatkan orang tua. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua antara lain menjadi orang tua yang bertanggung jawab, tidak hanya menuruti semua keinginan anak. Orang tua sebaiknya menghindari bersikap marah di depan anak-anak dan memberikan contoh untuk saling memaafkan perilaku orang lain. Orang tua sebaiknya menjadi contoh atau teladan bagaimana seharusnya mengontrol amarah dalam kehidupan sehari-hari.

Info seputar kesehatan anak lainnya yang perlu diketahui :

fbWhatsappTwitterLinkedIn