Vaksin BCG pada Bayi – Manfaat dan Cara Pemberiannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tubercolosis atau sering dikenal dengan TBC merupakan penyakit yang disebabkan infeksi kronis bakteri Mycobacterium tubercolosis. Hal yang berbahaya dari penyakit ini adalah tidak terdapat gejala pada penderitanya, sehingga sering berakibat fatal karena ketika terdeteksi pada kondisi kronis/ menahun. TBC yang tidak memiliki gejala disebut dengan latent tubercolosis. Ketika daya tahan tubuh seseorang melemah yang disebabkan oleh bertambahnya usia ataupun faktor lain seperti terinfeksi HIV sehingga bakteri menjadi aktif dan berubah menjadi tubercolosis aktif.

Vaksin BCG untuk Mencegah TBC

Banyak orang menduga TBC hanya menyerang paru paru, padahal kenyataannya tidaklah demikian karena bakteri Mycobacterium tubercolosis bisa menyerang seluruh organ tubuh seperti otak, tulang, ginjal, spinal. Penyakit TBC ini tidak bisa dianggap remeh dan perlu tindakan preventif sejak dini untuk menangkal penyebaran atau penularan tubercolosis tersebut. Untuk itu diperlukan upaya pencegahan dengan melakukan vaksinasi kepada semua orang yang berresiko seperti pada balita dan bayi.

Vaksin BCG (Bacille Calmette Guerin) merupakan vaksin yang berfungsi sebagai penangkal penyakit tubercolosis. Sebenarnya vaksin BCG ini mengandung bakteri hidup Mycobacterium bovis yang telah dijinakkan sehingga aman dan efektif untuk tubuk manusia.

Pemakaian BCG sangatlah aman, hingga saat ini belum ditemukan efek samping yang berdampak serius selama ini. Penggunaan vaksin ini hanya berbahaya kepada seseorang yang mengalami kelainan sistem imun tubuh atau sering disebut dengan immune compromised, dimana bisa menyebabkan terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal dari vaksin BCG itu sendiri.

Manfaat

Meskipun terdapat sedikit efek samping yang biasa dialami oleh sebagian orang, namun secara keseluruhan pemberian vaksin BCG telah memberikan banyak manfaat dimana telah terbukti selama puluhan tahun. Tingkat keberhasilan penggunaan vaksin BCG berkisar antara 0 hingga 80 persen yang dirangkum dari berbagai kelompok usia di banyak Negara. Namun secara umun vaksin BCG memberikan efektifitas/ manfaat seperti :

  • Dapat mengurangi berbagai macam dampak yang ditimbulkan dari bakteri Mycobacterium tubercolosis. Pemberian vaksin BCG pada orang yang sehat akan mencegah penularan dari bakteri berbahaya tersebut atau jika diberikan kepada penderita TBC akan mencegah penyebaran penyakit ke organ tubuh lain seperti tulang dan otak. Termasuk mencegah gangguan pada perkembangan bayi.
  • Mencegah berkembang menjadi Menginitis tubercolosis, terutama kepada anak anak yang sangat rentan terserang. TBC yang menyerang selaput otak lebih berbahaya jika dibandingkan dengan TBC paru. Dengan pemberian vaksin imunisasi BCG kepada anak balita, akan dapat menekan peluang terjadi TBC hingga 70 persen.
  • Pemberian vaksin BCG dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit TBC dan penyakit penyerta lain hingga 15 tahun. Jadi pada anak balita vaksin dapat diberikan sekali dan pemberian vaksin berikutnya saat berusia dewasa.
  • Menekan tingkat kematian yang diakibatkan oleh TBC, menurut data WHO terdapat 8 juta penderita tubercolosis setiap tahun dan 2 juta diantaranya meninggal. Jadi pemberian vaksin secara menyeluruh kepada semua balita sangat berpengaruh positif untuk menurunkan angka penderita TBC terutama di Negara berkembang seperti Indonesia.

Proses Pemberian Vaksin BCG pada Bayi

Pada daerah endemiK tubercolosis seperti di Afrika dan Asia tenggaran khususnya Indonesia. Pemberian vaksin BCG wajib diberikan kepada semua bayi yang baru menjalani proses persalinan. Hal tersebut sesuai jadwal yang telah direkomendasi serta ditetapkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jadi pemberian vaksin BCG harus diberikan kepada bayi yang usianya 2 hingga 3 bulan setelah tanggal kelahiran.

Jika diberikan kepada bayi yang usianya sudah diatas 3 bulan, maka perlu dilakukan test sensitifitas kulit tuberculin atau Mantoux. Bila hasil test tersebut positif maka pemberian vaksin BCG dapat ditunda terlebih dahulu, karena melakukan test lanjutan untuk membuktikan apakah bayi tersebut sudah terinfeksi dan menderita TBC. Dengan demikian proses pengobatan dapat segera dilakukan. Namun jika hasil test Mantoux negatif maka bayi tersebut bisa langsung diberikan vaksin BCG sesegera mungkin agar dapat terhindar dari infeksi penyakit tubercolosis.

Kenapa vaksin BCG tidak bisa diberikan kepada orang yang telah terinfeksi tuberkolosis?

Karena sebenarnya bahan utama dari vaksin tersebut terdiri atas bakteri Mycobacterium bovis yang telah dilemahkan. Apabila diberikan kepada latent tubercolosis dikhawatirkan dapat menyebabkan bakteri TBC menjadi aktif sehingga, berubah menjadi penyakit infeksi tubercolosis aktif yang semakin berbahaya. Itulah kenapa test sensitifitas kulit tuberculin harus dilakukan, tujuannya untuk memastikan bahwa penerima vaksin BCG tidak sedang mengidap TBC. Karena jika sudah terinfeksi tubercolosis maka pengobatannya akan berbeda.

Reaksi

Perlu untuk diketahui bahwa vaksin BCG seperti imunisasi pada umumnya yakni dapat menyebabkan reaksi setelah dilakukannya pemberian vaksin. Reaksi yang ditimbulkan tentu saja berbeda beda untuk setiap orang, namun biasanya vaksin BCG dapat menimbulkan berbagai bentuk reaksi tubuh seperti :

  • Rasa nyeri pada kulit tempat terjadinya injeksi, hal tersebut wajar dan berangsur angsur akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Biasanya akan terbentuk keloid pada kulit jika terdapat kesalahan prosedur saat melakukan injeksi vaksin BCG. Namun tidak perlu khawatir karena hal tersebut tidak berbahaya, hanya saja pada kuliit akan terdapat tanda parutan.
  • Terjadi sakit kepala dan demam, hal ini sama seperti reaksi yang ditimbulkan usai melakukan imunisasi kepada bayi. Pemberian vaksin BCG kepada bayi tentu saja akan menyebabkan munculnya reaksi demam dan bayi menjadi rewel dan sering menangis. Namun reaksi seperti ini berlangsung hanya sebentar dan deman akan turun dengan sendirinya. Meskipun akan hilang dengan sendirinya, orang tua juga perlu melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengurangi reaksi demam dan sakit kepala yang terjadi. (Baca juga : cara mengatasi demam pada bayi)
  • Terdapat luka/ ulkus lokal pada kulit tempat suntikan vaksin BCG, luka ini akan sembuh dalam kurun waktu 2 hingga 3 minggu. Ketika terjadi luka jangan terlalu sering dipegang.  Supaya ini tidak terjadi infeksi pada jaringan kulit yang luka tersebut.
  • Pembesaran kelenjar getah bening pada leher yang disertaikan rasa nyeri ketika ditekan, reaksi seperti ini biasanya terjadi bersamaan dengan deman  dan sakit kepala. Reaksi usai pemberian vaksin BCG dengan pembesaran kelenjar getah bening sangat jarang ditemukan. Namun apabila terjadi maka akan sembuh dengan sendirinya. Hal tersebut terjadi akibat proses antibody tubuh usai masuknya bakteri Mycobacterium bovis yang terdapat pada vaksin BCG.

Vaksin BCG sebenarnya berbentuk serbuk yang dikering bekukan. Untuk penggunaannya harus dilarutkan terlebih dahulu menjadi suspense sebelum melakukan penyuntikkan. Vaksin juga harus disimpan dibawah suhu 2 hingga 8 derajat celcius serta terhindar langsung dari cahaya matahari. Saat ini vaksin BCG yang mengandung strain kuman/ bakteri yang berasal dari strain induk yang berasal dari Lembaga Pasteur, Perancis.

Namun proses pengembangbiakan-nya berlangsung di berbagai laboratorim yang tersebar di banyak Negara sehingga saat ini kita mengenal BCG (Paris), BCG (Tice), BCG (Monteral), BCG (Moskow) dan BCG (Copenhagen).

fbWhatsappTwitterLinkedIn