9 Cara Mengatasi Bayi Ngeces – Penyebab dan Pengobatan Medis

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kita sering sekali mendengar mitos yang mengatakan bahwa apabila bayi sering ngiler atau ngeces, itu berarti keinginan sang ibu saat ngidam tidak terpenuhi. Benarkah demikian? Ternyata hal ini tidak benar adanya. Kondisi bayi ngeces dianggap normal dan dialami bukan hanya oleh satu atau dua bayi saja. (Baca juga : Mitos-mitos Bayi Baru Lahir)

Ngeces adalah hal normal bagi batita. Begitu pula apabila bayi Anda tidak memiliki kebiasaan ini. Air liur ini tidak berbahaya mengingat sebagian air liur berguna demi melindungi permukaan pada wilayah tenggorokan pada saat bayi menelan makanan. Selain daripada itu, di dalam air liur terdapat enzim emilase yang berfungsi membantu percernaan pada bagian lidah serta membantu mengeliminasi atau mengevakuasi bakteri juga virus dari bagian mulut bayi.  (baca juga: perut kembung pada bayi – cara mengatasi perut kembung pada bayi)

Perbedaan batita yang memiliki kebiasaan ngeces maupun tidak hanyalah mengenai perbedaan proses kematangan syaraf mulut yang berbeda antara anak yang satu dengan yang lain. Semakin bertambah usia ia sudah dapat mengontrol produksi air liurnya serta sudah memiliki kemampuan untuk menelan dengan sempurna. Usia bayi 2 hingga 4 bulan merupakan saat  yang rentan dimana bayi memiliki kebiasaan ngeces. (Baca juga : Perkembangan Organ Bayi Setelah Lahir)

Penyebab Bayi Ngeces

Ngeces atau dalam istilah kedokteran disebut dengan Shalore, merupakan pengeluaran cairan ludah  yang berasal dari rongga mulut secara tidak sengaja, salah satunya adalah dikarenakan ketidak mampuan untuk menelan. Shalore bukanlah merupakan penyakit namun dapat menjadi gejala adanya penyakit. Namun Anda tidak perlu khawatir, hal ini sebenarnya normal untuk bayi, meskipun tetap harus menjadi perhatian Anda untuk menghindari sesuatunya menjadi fatal. Berikut ini adalah beberapa sebab mengapa bayi seringkali ngeces :

  1. Perubahan produksi air liur yang meningkat dikarenakan misalnya pertumbuhan gigi bayi, alergi makanan, mengkonsumsi obat tertentu atau infeksi seperti abses peritonsilar, sinusitis, mononukleasis. (Baca juga : Tanda Tumbuh Gigi Pada BayiTanda-tanda Bayi Tumbuh Gigi)
  2. Adanya gangguan pada kontrol syaraf otot mulut yang disebabkan adanya ketidak mampuan organ-organ pada bagian otak.
  3. Gangguang sel otak bayi akibat serangan infeksi pada saat di dalam kandungan Ibu maupun pada saat persalinan
  4. Gangguan infeksi pada amandel yang berulang atau luka kulit seperti misalnya sariawan. Bila si kecil yang pada awalnya tidak sering ngeces tiba-tiba memiliki kebiasaan ini, maka hal ini perlu Anda waspadai karena dimungkinkan terdapat infeksi amandel atau sariawan pada bayi. (Baca juga : Mencegah Sariawan Pada BayiPenyebab Sariawan Pada Bayi)
  5. Mulutnya seringkali terbuka sehingga ia sulit untuk menelan. Kondisi mulut selalu terbuka dapat merupakan indikasi adanya infeksi saluran pernapasan yang kronis atau hidung yang mampet
  6. Frekuensi yang tidak adekuat sehingga air liur menumpuk dan ngeces. Pada dasarnya, manusia akan menelan ludah 2 kali setiap menit saat sadar dan 1 kali per menit tatkala tidur.
  7. Fungsi menelan yang kurang optimal disebabkan karena rahang yang tidak stabil, terjadi perubahan tonus atau ketegangan pada otot pipi, bibir maupun lemahnya otot peyangga tubuh.
  8. Adanya indikasi menderita cerebral palsy.
  9. Bayi yang seringkali menggigit benda-benda yang berada di sekitarnya. (Baca juga: gejala asma pada bayi – penyebab asfiksia pada bayi baru lahir)

Cara Mengatasi Bayi Ngeces

Meskipun tergolong normal, tidak ada salahnya jika Anda melatihnya agar kebiasaan tersebut secara perlahan hilang dan tidak menjadi suatu kebiasaan. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda terapkan sehingga dapat membantu bayi Anda untuk tidak memiliki kebiasaan ngeces :

  1. Berusaha mengingatkan batita kita agar selalu dan sering menelan air liurnya.
  2. Memijat gusi bayi dengan lembut, tentunya sebelumnya jangan lupa mencuci tangan Anda dengan bersih. (Baca juga : Manfaat Pijat Bayi)
  3. Mengajaknya berlatih berbicara atau mengucapkan sesuatu sehingga dapat melatih otot pada sekitar area mulutnya.
  4. Mengingatkannya untuk menutup mulut jika Anda menemukan mulutnya terbuka
  5. Mengurangi makanan yang manis penyebab meningkatnya produksi air liur.
  6. Bantu bayi Anda dalam mengembangkan kemampuannya menelan, misalnya dengan minum susu atau air melalui sedotan.
  7. Cegah bayi Anda menggigit benda-benda yang berada di sekitarnya. Arahkan ia untuk menggigit makanan seperti misalnya biskuit bayi, puding dan lain sebagainya.
  8. Apabila menurut Anda penyebab ia sering ngeces adalah akibat proses tumbuh gigi, maka Anda dapat memberikannya es batu atau benda dingin lain untuk menghindari atau mengurangi kebiasaan ini.
  9. Hubungi dokter apabila menurut Anda kondisinya sudah tidak normal (Baca juga: cara merawat bayi baru lahir –  cara melebatkan rambut bayi)

Untuk mengatasi gangguan kebiasaan ngeces secara medis, maka diperlukan kerjasama tim yang meliputi spesialis anak, sesialis THT, ahli wicara, ahli okupasi dan spesialis rehabilitasi medis. Pengobatan secara medis berfungsi untuk mengatasi gangguan pada area mulut serta menurunkan volume air liur. Berikut adalah beberapa cara medis yang kemungkinan akan dilakukan oleh dokter :

  1. Latihan motorik oral

Apabila bayi Anda terindikasi menderita cerebral palsy, maka perlu dilakukan latihan kekuatan otot, disertai stabilisasi tubuh dan posisi kepala, terapi penutupan area bibir, peningkatan stabilitas wilayah rahang, penurunan gerakan ekstrusi lidah serta peningkatan kemampuan untuk menelan. Latihan ini memerlukan tingkat kognitif yang rendah namun memerlukan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 6 bulan sehingga diperlukan kesabaran dari pihak orang tua dan pengasuh bayi. (Baca juga : Cerebral Palsy Pada Bayi , cara menjaga bayi agar tidak mudah sakit)

Cukup sedikit data yang mendukung efektifitas dari terapi ini, namun perlu untuk dicoba karena pertimbangan tidak menyakiti dan mudah untuk diprakterkan. Respon penderita terhadap terapi ini sangat bervariasi.

  1. Terapi tingkah laku

Terapi ini diperlukan untuk melatih kemampuan menelan dan dilakukan melalui bantuan organ penglihatan dan pendengaran. Tindakan yang dilakukan adalah meliputi pemberian pujian serta hadiah jika bertindak benar, serta hukuman jika melakukan hal yang salah disertai pemberian informasi mengenai tindakan yang benar. Tingkat kognitif / kecerdasan serta konsentrasi dari pasien bayi sangat berpengaruh pada terapi yang satu ini. (Baca juga : Perkembangan Organ Bayi Setelah LahirPerkembangan Bayi)

  1. Terapi Farmakologi

Toksin botulinum dan obat antikolinergik dapat mengurangi produksi air liur. Scopolamine transdermal berhasil dalam periode yang singkat namun belum ada data jika dilakukan dalam jangka panjang. (Baca Juga:  cara menidurkan bayi dengan cepat)

  1. Radiologi

Dilakukan terapi radiasi demi mengurangi produksi kelenjar yang menghasilkan air liur.  (baca juga:bahaya bayi tidak imunisasi)

  1. Pembedahan

Terapi pembedahan dilakukan apabila dalam jangka waktu 6 bulan tidak berhasil dilakukan terapi tanpa pembedahan. Terapi ini paling tepat dilakukan setelah fungsi motorik oral serta koordinasi berkembang secara sempurna, kurang lebih pada usia 6 tahun keatas, sehingga tidak dapat dilakukan pada bayi. Tujuan pembedahan adalah untuk mengurangi produksi air liur atau mengalirkan air liur ke arah lokasi tertentu pada area mulut sehingga dapat meningkatkan fungsi menelan anak. (Baca juga: Cara membedong bayi – bahaya bedong bayi)

fbWhatsappTwitterLinkedIn