20 Cara Mencegah Diare pada Bayi dan Balita

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Percaya atau tidak, diare menjadi salah satu penyakit yang dapat membawa bayi kepada kematian di Indonesia. Hal ini diakibatkan oleh kondisi para bayi dan balita yang kemudian kekurangan cairan lalu menjadi dehidrasi. Sebagai orang tua, penting untuk memerhatikan kesehatan bayi kita berapapun usianya. Ada berbagai faktor yang dapat menjadi pemicu diare pada bayi yang perlu diketahui oleh para orang tua. Dan selalu ada cara mencegah diare pada bayi, begitu juga orang dewasa agar sang anak tidak tertular. Namun bukan hanya cara mencegahnya saja yang perlu kita gali, cara mengatasi ketika diare menyerang pun sebaiknya kita pelajari, seperti yang akan dibagikan kali ini.

Penyebab Diare pada Bayi dan Orang Dewasa

Pemicu diare yang terjadi pada bayi dan orang dewasa kemungkinan bisa sama, yakni infeksi usus. Terkadang pola makan yang berubah pun juga kemudian bisa membuat diare muncul. Untuk lebih detilnya, berikut penyebab diare pada bayi yang dapat menyerang dan perlu diwaspadai :

  • Alergi atau tidak cocok dengan suatu menu makanan
  • Alergi atau tidak cocok dengan suatu obat
  • Meminum jus buah terlalu banyak.
  • Keracunan suatu makanan.
  • Virus, bakteri, atau infeksi parasit. Ingat bahwa bayi atau balita yang bergerak aktif dan memiliki rasa penasaran yang tinggi selalu suka menyentuh benda apa saja yang belum tentu terjaga kebersihannya, sedangkan kebiasaan para bayi dan balita setelah menyentuh suatu benda, tangannya akan dimasukkan ke mulut padahal dalam keadaan kotor. Para bayi dan balita masih memiliki daya tahan tubuh yang masih dalam perkembangan, jadi akan lebih mudah tertular penyakit maupun kena infeksi.

Diare pada orang dewasa dapat disebabkan oleh :

  • Virus, parasit, maupun bakteri yang termasuk dalam kategori mikroorganisme dan kerap memicu infeksi usus.
  • Minum kopi atau minuman beralkohol terlalu sering.
  • Stres dan kegelisahan.
  • Efek samping dari konsumsi suatu obat.

Diare yang terjadi pada bayi bisa jadi karena tertular orang tuanya yang sudah terkena lebih dulu. Maka agar keduanya, baik sang bayi maupun orang tua, jauh dari penyakit satu ini, pencegahan diare dibagi menjadi tiga, yaitu pencegahan pada bayi, pencegahan akibat kontaminasi, serta pencegahan penularan diare.

Pencegahan dari Infeksi bakteri dan Kuman

  1. Kontrol setiap makanan dan minuman yang akan dikonsumsi oleh bayi atau balita apakah bersih atau tidak. Lebih baik jangan coba-coba untuk memberikan makanan yang orang dewasa biasa konsumsi kepada si bayi atau balita.
  2. Perhatikan dan periksa dengan betul kesterilan dari botol yang bayi gunakan untuk minum susu formula maupun ASI perah. Kondisi botol harus selalu bersih agar sang bayi tidak terinfeksi virus.
  3. Sebagai orang tua yang memiliki bayi atau balita di rumah juga diharapkan untuk tidak lupa selalu menjaga kebersihan supaya sang bayi atau balita tidak tertular mikroorganisme yang ada pada orang tuanya.
  4. Sesudah selesai bermain dan sudah waktunya makan atau tidur bagi si bayi atau balita, jangan pernah lupa untuk membersihkan tangan mereka hingga benar-benar steril.
  5. Apabila bayi atau balita dibiasakan bermain di lantai, maka selalu pastikan untuk membersihkan lantai secara teratur. Segala benda atau mainan yang ada di lantai pun perlu untuk selalu dibersihkan agar bayi atau balita terjaga kebersihannya meski kerap memegang benda-benda tersebut.

Pencegahan yang Diakibatkan Kontaminasi

  1. Cek selalu tanggal kadaluwarsa produk minuman dan makanan di dalam lemari, yang sudah lewat dari tanggal kadaluwarsa harus langsung dibuang.
  2. Pastikan untuk selalu menggunakan bahan-bahan makanan yang segar sebelum mengolahnya menjadi sebuah masakan.
  3. Bersihkan ruangan kamar mandi dan dapur secara teratur karena kedua ruangan tersebut adalah yang paling rentang dipenuhi bakteri dan virus.
  4. Memilih untuk tidak mengkonsumsi minuman maupun makanan yang diragukan kebersihannya.
  5. Setelah bermain dengan hewan peliharaan, sesudah memakai kamar mandi, sehabis pegang daging yang masih mentah dan sebelum makan. Jangan lupa menggunakan air hangat dan sabun yang tepat untuk cuci tangan.
  6. Makanan akan selalu lebih baik disimpan di dalam kulkas dan makanan tidak dianjurkan untuk terkena cahaya matahari.
  7. Selalu teliti dalam memisahkan antara makanan yang matang dengan yang mentah.
  8. Minumlah air yang benar-benar matang, bukan minum dari air keran yang kita tidak tahu kebersihannya sama sekali.
  9. Jika memelihara kuku yang panjang, selalu jaga kebersihannya.

Pencegahan Penularan

  1. Sebaiknya dalam hal makan, gunakan alat makan sendiri-sendiri yang berbeda meski masih dalam satu keluarga. Dalam hal mandi dan cuci muka pun diharapkan untuk tidak berbagi handuk yang sama. Ini dikarenakan kuman dapat berpindah dari satu orang ke orang yang lain tanpa permisi melalui alat-alat yang sering dipakai bersama.
  2. Saat akan memasak, menyiapkan makanan, dan makan, selalu ingat untuk mencuci tangan sebersih mungkin.
  3. Jika di rumah ada kolam renang, pastikan selama dua minggu kolam tersebut jangan digunakan dulu apalagi sesudah kasus diare terakhir, terutama kalau parasitlah yang menjadi pemicu penyakit tersebut.
  4. Cara mencegah diare pada bayi terakhir, alangkah baiknya untuk tetap beristirahat selama paling tidak dua hari berturut-turut sebelum akhirnya berkegiatan seperti biasa.
  5. Selalu siap dengan obat pembasmi kuman untuk membersihkan toilet setiap sehabis menggunakannya.
  6. Yang paling penting tentunya adalah minuman dan makanan yang akan dikonsumsi terjamin kebersihannya, berikut juga kebersihan diri si pengonsumsi makanan.

Solusi Penyakit Diare

Memang daripada mengobati akan lebih baik kalau diare bisa dicegah, tapi kalau telanjur dan buah hati kita pun sudah terkena diare. Maka sebagai orang tua kita perlu tahu apa-apa saja yang harus dilakukan.

Solusi Diare pada Bayi Berusia < 1 Tahun

  • Memastikan Bayi Mendapat Cukup Cairan

Saat bayi terkena diare, jangan biarkan buah hati dehidrasi hanya karena setiap minuman atau cairan yang masuk akan keluar gara-gara sering muntah. Jangan ragu untuk melanjutkan memberikan susu formula atau ASI kepada bayi. Kalau misal sang bayi sudah tidak minum ASI tapi mengonsumsi susu formula, tingkat keenceran dari susu tersebut perlu dilebihkan.

  • Memerhatikan Setiap Makanan yang Masuk ke Tubuh Bayi

Kalau bayi masih minum ASI, sang ibu sama sekali tidak diperbolehkan menikmati makanan dan minuman yang sekiranya malah justru bisa membuat keadaan si anak lebih buruk. Ibu wajib menghindari minum jus buah, air gula dan minuman bersoda, serta makanan seperti roti kering yang manis-manis, saus apel, serta buah pisang. Hati-hati karena konsumsi makanan atau minuman dengan kandungan air tinggi bisa menjadikan diare lebih parah.

  • Menghubungi Dokter

Kalau dua cara tersebut sudah dicoba tapi hasilnya tidak kelihatan, ibu perlu khawatir dan sebaiknya langsung menghubungi tenaga medis untuk dimintai bantuan. Walau sudah tetap terus diberi susu formula atau ASI tapi tidak ada efeknya, maka biasanya larutan elektrolit pediatriklah yang nantinya akan diberikan oleh dokter kepada bayi.

Solusi Diare pada Berusia > 1 Tahun

Penanganan diare yang dialami bayi berumur kurang dari setahun dengan bayi yang usianya diatas satu tahun tentu berbeda. Bayi yang berusia satu tahun ke bawah masih mengonsumsi susu formula atau malah masih minum ASI eksklusif, sementara bayi yang sudah setahun ke atas memiliki pola makan yang sudah berbeda dan kebanyakan sudah tidak lagi minum ASI.

  • Memerhatikan Kebersihan Minuman dan Makanan

Penting sekali bagi para ibu untuk selalu memerhatikan minuman dan makanan yang dikonsumsi sang buah hati, apakah kebersihannya terjamin atau tidak. Setelah kena diare, ibu-ibu harus lebih teliti dan pastikan makanan disimpan di tempat yang tertutup dan aman atau pokoknya makanan apabila belum dimakan atau sisa haruslah dalam keadaan tertutup. Botol susu pun harus diperiksa secara teratur dan sangat perlu untuk mensterilkannya sebelum digunakan untuk membuat susu dan diberikan kepada si kecil.

  • Membuat Air Tajin

Solusi lainnya yang terpercaya adalah bayi diberikan air tajin. Bagi para ibu yang masih awam dan belum tahu bagaimana cara membuat larutan ini, silakan siapkan tepung beras sebanyak 100 gram atau setara dengan enam sendok makan, berikut juga air matang 2 liter, dan garam dapur 1 sendok teh saja. Semua bahan bisa dicampur di satu wadah yang sama untuk direbus sehingga akhirnya menjadi yang namanya air tajin.

  • Membuat Oralit

Cairan gula garam atau oralit merupakan cara tradisional untuk mengatasi diare yang terjadi pada anak-anak. Untuk bayi berusia satu tahun ke atas yang kena diare, sah-sah saja kalau mau diberikan cairan ini. Bagi para ibu yang belum pernah membuat larutan ini, caranya sangat mudah untuk dipraktikkan. Siapkan air panas sekitar 200ml atau setara dengan satu gelas, garam dapur ¼ sendok teh saja, serta gula pasir 1 sendok teh. Semua bahan bisa dicampur di sebuah wadah dan aduk-aduklah sampai bahan-bahan tercampur rata. Baru sesudah itu boleh diminumkan ke sang buah hati.

Jangan biarkan sang anak dibiarkan dalam kondisi dehidrasi. Dehidrasi bisa terjadi ketika ia tidak mau menyusu, terus muntah yang bahkan dalam sehari bisa dua kali lebih, dan diare dalam sehari yang bisa hingga enam kali lebih. Maka tidak perlu takut-takut untuk lanjut memberi minum susu atau makan si kecil seperti biasa meski akhirnya ia muntah. Tapi kalau para orang tua merasa kesulitan, akan lebih bijaksana untuk segera membawa sang bayi ke dokter dan melakukan konsultasi supaya penanganannya bisa tepat.

Info seputar kesehatan anak lainnya yang perlu diketahui :

fbWhatsappTwitterLinkedIn