11 Penyebab Bayi Baru Lahir Muntah Terus

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bayi baru lahir muntah tentu adalah hal wajar. Bunda pasti sering melihat seorang bayi yang muntah setelah diberikan ASI. Yaph, muntah yang demikian itu disebut sebagai gumoh. Menurut penelitian bayi yang berusia dibawah 4 bulan rentan mengalami muntah. Porsentasenya mencapai 70%.  Biasanya mereka akan muntah setidaknya 1 kali dalam sehari. Namun demkian, bunda tak perlu terlalu khawatir sebab gejala ini akan menurun seiring bertambahnya usia bayi. (Baca Juga: Cara Agar ASI Keluar Banyak Setelah Melahirkan)

Hal yang patut diwaspadai apabila si bayi muntah dengan tanda-tanda yang tidak wajar. Misalnya saja muntahnya berbau menyengat dan disertai demam, maka kemungkinan ia menderita penyakit tertentu. Nah, dibawah ini beberapa faktor penyebab bayi sering muntah. Simak yuk!

Baca juga:

Penyebab Muntah Secara Umum (Gumoh)

Gumoh merupakan muntah yang ditandai dengan keluarnya cairan berwarna putih keruh (mirip susu) dari mulut si bayi. Cairan tersebut bisa berasal dari ASI, susu formula ataupun makanan lain yang keluar dari lambung. Kondisi ini bukanlah hal yang mengkhawatirkan dan umumnya tidak memicu gangguan kesehatan. Biasanya saat bayi menginjak usia 1 tahun maka gumoh akan perlahan berhenti.  Nah, dibawah ini faktor-faktor penyebab bayi baru lahir muntah atau gumoh: (Baca juga: Penyebab gumoh pada bayi, Penyebab bayi gumoh)

  1. Organ pencernaan belum berfungsi optimal

Kita tahu bahwa ketika manusia masih bayi, organ-organ tubuhnya belum berkembang secara sempurna. Begitupun dengan organ pencernaan. Diantara lambung dengan kerongkongan terdapat sebuah klep (atau disebut cincin otot) yang berguna sebagai pintu masuk makanan ke dalam lambung. Nah, karena klep pada bayi belum berfungsi terlalu optimal, kadangkala klep tidak bisa tertutup sehingga memicu terjadinya refluks atau gumoh (air susu kembali keluar ke mulut). (Baca Juga: Ciri Ciri Pria Mandul , Penyebab Ibu Hamil Sering Kentut)

  1. Memberikan ASI dengan kadar berlebihan

Terkadang bunda berpikir bahwa memberikan ASI atau susu formula secara terus-menerus bisa membuat tubuh bayi semakin sehat. Padahal tidak demikian. ASI memang baik untuk Bayi, namun frekuensi dan periode pemberiannya harus diatur. Umumnya, bayi baru lahir diberikan ASI sebanyak 2-3 jam sekali. Hal ini dikarenakan ukuran lambung bayi masih sangat kecil. Apabila susu diberikan secara berlebihan maka memicu bayi muntah. (Baca juga: Cara agar ASI keluar banyak setelah melahirkan , Pola makan bayi 1 bulan)

  1. Bayi bergerak terlalu aktif

Penyebab lain yang mungkin bayi baru lahir muntah adalah karena aktivitasnya. Seorang bayi yang menangis dan bergerak aktif secara terus-menerus, biasanya lebih sering muntah. Hal ini dikarenakan gerakan tersebut menekan pada bagian lambung, sehingga makanan yang telah masuk akan cenderung dikeluarkan kembali. Tak masalah jika hal ini terjadi, bunda tidak perlu membatasi aktivitas si kecil. Namun bila kapasitas muntah terlalu banyak sebaiknya gendong bayi (dalam posisi tegak atau berdiri) setelah menyusui sekitar 30 menit. (Baca juga: Cara mengatasi anak hiperaktif , Bayi sering menggeliat)

  1. Posisi menyusui yang tidak benar

Inilah salah satu hal keliru yang seringkali dilakukan oleh bunda. Posisi menyusui yang tidak benar bisa menyebabkan si bayi muntah. Ingat ya bunda, jangan menyusui bayi ataupun memberikan susu di botol dalam posisi telentang (tiduran). Hal ini menyebabkan susu tidak bisa dicerna secara sempurna. Cara yang benar untuk menyusui adalah bayi berada pada posisi kepala lebih tinggi daripada kaki.

[accordion multiopen=”true
Informasi ibu menyusui” state=”opened

  1. Botol susu memiliki lubang kekecilan atau kebesaran

Bunda perlu berhati-hati jika hendak membeli botol susu. Selain memperhatikan merk dan kualitas, bunda juga harus melihat lubang dotnya. Pastikan untuk memilih botol dengan lubang sedang. Jangan membeli dot berlubang kecil. Hal ini menyebabkan bayi jadi susah menghisap. Sehingga akibatnya udara akan masuk ke dalam mulut lebih banyak daripada susu. Begitupun dengan lubang dot besar, cairan susu akan masuk ke dalam mulut tanpa terkontrol sehingga memicu muntah.

Baca juga:

Penyebab Muntah Abnormal (Muntah Patologis)

Bayi adalah sosok yang sangat rentan terhadap penyakit. Organ-organ tubuhnya belum berfungsi secara sempurna, sehingga tak jarang bakteri, kuman dan virus mudah sekali untuk menginfeksi. Salah satu ciri bayi yang terinfeksi adalah mengalami muntah. Muntah jenis ini disebut muntah patologis. Nah, dibawah ini faktor-faktor penyebab bayi baru lahir muntah patologis:

  1. Infeksi saluran pernafasan

Bunda harus mewaspadai tanda-tanda muntah pada bayi. Apabila muntah tersebut disertai dengan demam, gangguan pernafasan, badan terlihat lemas, sering rewel, hidung tersumbat dan mengeluarkan ingus, kehilangan nafsu makan, atau mungkin kulitnya tampak kebiruan maka kemungkinan bayi menderita penyakit infeksi saluran pernafasan. Penyakit ini umumnya diderita oleh bayi berusia dibawah 6 bulan. Penyebabnya adalah sistem imun yang lemah, asupan ASI yang kurang, bayi lahir dengan kondisi prematur, infeksi virus, terpapar asap rokok dan adanya gangguan paru-paru.

Baca:

  1. Meningitis

Muntah patologis pada bayi juga bisa disebabkan oleh penyakit radang meninges di otak atau yang biasa disebut “meningitis”. Penyakit ini rentan diidap oleh bayi berusia dibawah 3 bulan. Penyebabnya adalah infeksi bakteri. Umumnya bayi baru lahir diserang oleh bakteri Escherichia Coli, Haemophilus influenza, dan Streptpcoccus. Penyakit ini juga bisa disebakan oleh efek samping penggunaan obat tertentu, kanker otak dan cedera. Gejala yang sering muncul pada pengidap meningitis yakni muntah, mual, demam, sensitif pada cahaya dan bayi mudah rewel. (baca juga: Gejala Meningitis Pada Bayi , Jadwal Imunisasi Bayi Baru Lahir)

  1. Radang paru-paru (Pneumonia)

Radang paru-paru juga menjadi penyakit yang rentan dialami oleh anak-anak berusia dibawah lima tahun. Bahkan menjadi pemicu kematian yang cukup tinggi. Penyakit yang juga dikenal dengan pneumonia ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dalam saluran pencernaan, tepatnya di paru-paru. Gejalanya antara lain yakni muntah, batuk, nafas berbunyi, nafsu makan berkurang, lesu, suka rewel, bayi susah bernafas, demam, hidung tersumbat, dan sulit mengantuk. Munculnya penyakit pneumonia pada bayi harus segera ditangani secara medis. (Baca juga: Pneumonia pada bayi, Gejala pneumonia pada bayi)

  1. Radang usus buntu (Appendicitis)

Siapa bilang penyakit ususu buntu hanya menyerang orang dewasa? Ternyata bayi pun juga bisa mengidap radang usus buntu. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri pada usus buntu (appendix) sehingga menyebabkan terjadinya peradangan. Gejalanya pada bayi yang sering terlihat adalah bayi mudah rewel sebab ia merasakan sakit pada perutnya. Selain itu juga disertai dengan perut kembung, muntah, demam dan terkadang memicu diare.(Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih pada Anak , Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil)

  1. Infeksi telinga

Muntah patologis pada bayi baru lahir bisa disebabkan oleh infeksi telinga. Umumnya penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dalam ruang bagian belakang gendang telinga. Gejala yang sering nampak pada si bayi yakni peningkatan suhu tubuh mencapai 38 oC, mudah rewel, muntah, sulit untuk tertidur, keluarnya cairan dari telinga, nafsu makan sangat menurun, dan bayi sering memegangi telinganya. Bunda juga harus tahu bahwa penyakit ini rentan menyerang bayi berumur di bawah 18 bulan. (Baca juga: Infeksi telinga pada anak , Cara Mengobati Asma pada Anak )

  1. Stenosis pilorus

Stenosis pilorus? Bunda mungkin bertanya-tanya jenis penyakit apakah itu? Penyakit ini merupakan gangguan penebalan atau penyempitan yang terjadi pada klep (cincin otot pilorus) penghubung lambung dengan usus halus. Apabila otot ini mengalami ke-abnormalan, maka otomatis fungsi saluran pencernaan tidak akan sempurna. Sehingga tak jarang makanan yang telah masuk ke lambung kembali naik ke atas mulut dan menyebabkan muntah. Beberapa gejala lain yang mengikuti yakni bibir terlihat kering, bayi jarang menangis, tekstur tinja keras, bayi mudah bersendawa, frekuensi buang air kecil menurun, perut tampak membengak, dan bayi selalu rewel karena merasa lapar. (Baca juga: Cara Merawat Bayi Demam Campak , Cara Mengatasi Demam Kejang pada Anak)

Tips Pencegahan dan Cara Mengatasi Bayi Muntah

Ketika bayi muntah, sebaiknya bunda jangan terburu bingung ataupun gelisah. Bunda harus memperhatikan kondisi si bayi terlebih dahulus secara jeli, apakah ia hanya gumoh biasa ataukah muntah patologis yang disertai gejala lain (seperti demam, tidak nafsu makan, dan lain-lain).

Nah, setelah mengetahui penyebab bayi gumoh atau muntah, di bawah ini beberapa tips pencegahan dan cara mengatasi bayi baru lahir muntah. Apa sajakah itu? Simak yuk bunda:

  1. Jangan terburu menidurkan bayi setelah memberikan makan atau menyusui. Biarkan bayi dalam posisi tegak dalam gendongan untuk beberapa menit (sekitar 30 menit). (Baca: Tips memilih baju bayi baru lahir)
  2. Jangan memberikan susu dalam botol atau menyusui dengan posisi berbaring di tempat tidur. Hal ini menyebabkan pencernaan terganggu sehingga bayi cenderung gumoh. Sebaliknya usahakan posisi badan bayi membentuk sudut 45 derajat (setengah duduk).
  3. Jangan memberikan ASI atau susu formula terus-menerus tanpa henti. Beri jarak setidaknya 2-3 jam.
  4. Ketika memberikan makan untuk si bayi (baik itu saat menyusui ataupun pemberian susu formula dalam botol) tenangkan bayi agar tidak terlalu banyak bergerak. (Baca: Cara memandikan bayi baru lahir)
  5. Muntah (gumoh) pada bayi juga disa dihindari dengan merangsang keluarnya gelembung udara (gas) dari dalam perut. Caranya dengan mengendong bayi dengan posisi tegak berhadapan dengan Anda, sementara dagunya dekatkan dengan pundak (seperti orang berpelukan). Pegangi kepala dan badan bayi secara hati-hati sambil tepuk-tepuk pelan punggungnya hingga ia mengelurkan sendawa.
  6. Belilah botol susu Anti Kolik dengan ukuran lubang dotnya tepat (tidak terlalu besar ataupun kecil).
  7. Ketika bayi muntah dalam posisi berbaring, jangan sekali-kali mengangkat badannya karena bisa menyebabkan cairan muntahnya kembali kedalam lambung bahkan mungkin masuk ke paru-paru.
  8. Sebaliknya, di saat bayi akan muntah sebaiknya posisikan badanya dalam kondisi berdiri atau miring sambil ditepuk pelan punggungnya sehinga muntahnya bisa keluar. (baca juga: Jadwal Imunisasi Bayi Baru Lahir)
  9. Apabila muntah disertai gejala lain (muntah patologis), maka segera bawa si bayi ke dokter anak atau rumah sakit.

[accordion multiopen=”true
Informasi ASI dan susu formula” state=”opened

Demikianlah beberapa penyebab bayi baru lahir muntah dan tips-tips penangananya. Semoga bisa membantu bunda dalam menangani bayi yang gumoh ataupun terserang penyakit. Yang terpenting, konsultasikan segala kebingungan bunda kepada orang-orang yang telah berpengalaman, semisal ibu, dokter atau lainnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn