5 Penyebab Bayi Sering Muntah dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Muntah pada bayi merupakan hal yang wajar, terlebih pada minggu-minggu hingga awal tahun usianya. Hal ini disebabkan sang bayi sedang berusaha menyesuaikan diri dengan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya sesuai dengan perkembangan bayi dan organ pencernaannya. Biasanya muntah akan mereda 6 – 24 jam setelah muntah yang pertama terjadi. Tidak ada yang perlu dicemaskan apabila dalam periode tersebut anak masih baik-baik saja dan tidak ada masalah ketika minum ASI maupun makanan pendamping ASI. Anda perlu mengetahui bagaimana tips menyusui agar bayi tidak muntah. Hal ini untuk memastikan bahwa tubuh bayi Anda tidak mengalami dehidrasi akibat muntah yang ia alami.

Satu hal yang perlu kita ketahui adalah apakah bayi benar-benar muntah atau hanya mengeluarkan air liur. Muntah terjadi ketika adanya tekanan dari dalam untuk mengeluarkan isi dari dalam perut. Sedangkan jika bayi Anda tampak mengeluarkan liur, biasanya disertai dengan sendawa, maka hal tersebut bukanlah muntah melainkan hanya pengeluaran liur dari dalam perutnya tanpa disertai tekanan otot perut. Bisa jadi hal itu disebabkan karena perut kembung pada bayi. Selain itu, ternyata ada pula beberapa manfaat sendawa bagi bayi yang perlu Anda ketahui.

Muntah dapat terjadi karena adanya kontraksi oleh otot perut dan diafragma akibat rangsangan yang berasal dari saraf di otak yang bekerja sebagai pusat pengendali rasa mual. Hal tersebut dipicu akibat:

  • Saraf lambung dan usus mengalami peradangan atau membengkak akibat infeksi maupun penyumbatan
  • Partikel kimia dalam darah, seperti: obat-obatan
  • Aroma atau pandangan yang mengganggu
  • Reaksi akibat infeksi di telinga

Berikut beberapa penggolongan penyebab muntah pada bayi :

  1. Menebalnya Otot Pada Pintu Keluar Lambung

Hal ini sering terjadi pada bayi yang belum genap berusia 4 bulan, yakni suatu gejala yang menyebabkan makanan tidak dapat masuk ke dalam usus akibat tertutupnya pintu keluar lambung oleh otot atau katup lambung yang mengalami penebalan. Akibatnya, bayi akan mengalami muntah. Gejala ini dinamakan ‘hipertrofik stenosis pilorus’. Tanda-tandanya dapat dilihat ketika bayi selalu muntah setiap selesai makan, antara 15-30 menit. Jika hal ini terjadi, maka bawa segera bayi Anda untuk mendapatkan penanganan medis. Operasi kecil kemungkinan dibutuhkan untuk membuka jalur makan di lambungnya.

       2. Alergi Makanan

Penyebab bayi sering muntah dapat terjadi ketika ia mengalami alergi terhadap makanan yang ia konsumsi. Cobalah menghentikan makanan yang sekiranya menyebabkan sang bayi mengalami alergi. Jika bayi tidak lagi mengalami alergi dan muntah, maka bisa dikatakan bahwa bayi Anda mengalami alergi makanan. Ketahui pola makan bayi untuk membantu menentukan nutrisi tepat sesuai tumbuh kembangnya. Namun demikian, coba konsultasikan dulu terhadap dokter anak Anda sebelum Anda menghentikan pemberian makanan tersebut. Anda juga dapat mencoba beberapa tips menyusui agar bayi tidak muntah.

  1. Penyakit Asam Lambung

Ini adalah kondisi dimana otot di bagian bawah esofagus yang terlalu lemah sehingga menyebabkan makanan di lambung naik kembali. Biasanya hal ini disertai dengan rasa nyeri dan rasa seperti terbakar di dada. Gejala ini dapat ditangani dengan cara:

  • Hindari pemberian makan atau ASI secara berlebih pada bayi. Anda dapat melihat makanan sehat untuk bayi 9 bulan agar tidak sampai terjadi kesalahan
  • Berikan ASI atau makanan pendamping ASI dalam jumlah sedikit namun sering
  • Dapat pula dengan mengentalkan susu dan mencampurnya dengan sedikit sereal bayi
  • Usahakan agar bayi dapat sering bersendawa
  • Posisikan tubuh bayi Anda tetap dalam posisi tegak setelah pemberian ASI/makanan, jangan terburu-buru membaringkannya

Baca juga: Posisi tidur bayi yang baik

  1. Mabuk Perjalanan

Bayi bisa saja mengalami mabuk perjalanan akibat adanya gangguan dalam sensor keseimbangan yang berpusat di telinga bagian dalam dan saraf otak. Terlebih ketika mengadakan perjalanan jauh, menggunakan mobil, bus, kapal dimana goncangan cukup sering terjadi. Cara mengatasinya adalah dengan sering berhenti selama masa perjalanan untuk memberikan cukup waktu bagi bayi untuk menyesuaikan diri. Jangan memberi makan-makanan berat sebelum perjalanan, beri jeda minimal 2 jam, atau beri makan-makanan kecil saja sebelum perjalanan jauh.

      5. Infeksi

Infeksi yang kerap menyerang bayi di awal-awal bulan usianya adalah infeksi lambung dan usus. Biasanya diakibatkan oleh virus, bakteri atau parasit. Infeksi ini biasanya juga memiliki efek samping, seperti: demam, diare, mual dan nyeri lambung. Infeksi ini bersifat menular, jadi berhati-hatilah terhadap apapun yang melakukan kontak langsung dengan anak Anda.

Selain menyerang saluran pencernaan, infeksi juga dapat menyerang bagian lain di luar saluran pencernaan, seperti: saluran pernapasan, saluran kemih, usus buntu dan selaput otak. Muntah juga dapat menjadi indikasi adanya penyakit serius lainnya. Oleh karena itu, jika Anda mendapati bayi Anda mengalami gejala berikut, segera hubungi dokter anak untuk penangan yang lebih intensif:

Saat bayi Anda mengalami muntah-muntah, lakukan beberapa tindakan awal ini:

  • Pastikan asupan cairan tubuhnya. Karena pada saat bayi muntah, ia akan kehilangan banyak cairan tubuh. Anda dapat memberinya cairan ORALIT sedikit demi sedikit, sambil terus memberikannya asupan ASI atau susu formula dan air putih. Anda dapat mengkonsultasikannya terlebih dulu kepada dokter Anda terlebih dulu. Namun yang pasti, jangan dulu memberikan bayi Anda jus buah.
  • Apabila bayi Anda sudah tidak lagi mengalami muntah selama 12 hingga 24 jam ke depan, maka Anda dapat mulai memberikannya makan-makanan yang biasa ia konsumsi. Namun tetap berikan cairan yang cukup bagi tubuhnya melalui ASI dan susu. Selain baik bagi sang anak namun hal ini juga memberikan manfaat memberikan ASI bagi ibu. Namun jika bayi Anda sudah memakan makanan padat atau makanan bayi, Anda dapat mulai memberikannya sereal dan yoghurt.
  • Istirahat yang cukup bagi bayi Anda dengan menidurkannya. Anda perlu mengetahui pola tidur bayi yang baik agar membantu tidurnya lebih maksimal.  Hal ini akan membantu usus untuk mencerna makanan yang masuk serta mengurangi rasa ingin muntah. Jangan berikan obat-obatan anti mual jika tidak di bawah pengawasan dokter.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penyebab bayi sering muntah merupakan sesuatu yang wajar dialami oleh bayi, terutama di awal-awal bulan usianya. Hal ini akan mereda ketika sang bayi sering bersendawa dan tidak  langsung bermain begitu selesai makan. Cek manfaat sendawa bagi bayi untuk membantunya mengurangi rasa muntah. Seiring bertambahnya usia, gejala muntah ini juga akan semakin berkurang, yakni ketika sudah menginjak usia 10-12 bulan. Namun apabila Anda mendapati bayi Anda terus-menerus mengalami muntah yang tidak biasa, segera hubungi dokter anak kepercayaan Anda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn