10 Terapi Bayi Jalan Jinjit Usia 3 Tahun

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tentunya merupakan suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi orang tua melihat bayinya sudah mulai belajar berjalan. Pada awal mula si kecil mulai belajar berjalan, bayi memang memiliki kecenderungan untuk berjalan jinjit dan hal tersebut normal adanya. Begitu pula jika si kecil terkadang berjalan jinjit dan dilain waktu berjalan seperti biasa. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Berjalan jinjit pada anak usia dibawah 3 tahun berjalan jinjit bukan merupakan hal yang luar biasa. (Baca juga: tips memilih baju bayi baru lahir – cara mengatasi biang keringat pada bayi baru lahir)

Pada umumnya fase berjinjit pada bayi akan hilang dengan sendirinya saat anak telah menginjak usia 24 hingga 30 bulan. Namun, apabila kebiasaan ini dilakukannya terus menerus hingga ia bertambah usia, bahkan ketika Anda memintanya untuk berjalan biasa, maka hal ini bisa menjadi indikasi yang serius. Apabila kebiasaan ini berlangsung hingga ia berusia lebih dari 3 tahun, maka evaluasi harus dilakukan terkait kemampuan koordinasi tubuhnya. Bayi juga perlu diperiksa mengenai kemampuan tumbuh kembang serta perkembangan ototnya. (Baca juga :Memijat Kaki Bayi Agar Cepat BerjalanPerkembangan Motorik Halus Anak)

Penyebab Bayi Jalan Jinjit

Di saat bayi berada di dalam rahim ibu, posisinya meringkuk bagaikan bola dengan bagian tumit mendorong ke arah pantat sementara bagian kaki mereka mengarah ke bawah. Hal ini membuat tendon Achilles bayi sangat rapat dan sulit direnggangkan pada saat bayi telah lahir. (Baca Juga:  obat gatal untuk bayi)

Pada saat bayi telah berusia 12 hingga 14 bulan, ia mulai belajar berjalan. Pada saat inilah kemungkinan besar mereka berjalan dengan cara berjinjit lalu kemudian secara alami akan terbiasa berjalan normal dengan telapak kaki datar. Setelah bayi berusia 3 hingga 6 bulan, kebiasaan si kecil berjalan berjinjit akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali. (Baca Juga:  hernia pada bayi)

Apabila setelah usianya lewat dari 3 tahun dan balita masih berjalan jinji, maka hal ini perlu diwaspadai karena ada kemungkinan anak menderita gangguan gerakan, otot, atau postur yang disebabkan oleh cedera atau perkembangan abnormal pada otak, paling sering terjadi sebelum kelahiran atau disebut Celebral Palsy. Gejala dan tanda-tanda penyakit ini muncul selama masa bayi atau prasekolah. (Baca Juga: Ciri-ciri Anak Autis)

Berdasar pada riset yang dilakukan pakar neurologi anak, Dr. Rami Grossmann, MD dari New York  pada tahun 2010, disebutkan bahwa anak berjalan jinjit pada usia lebih dari 3 tahun merupakan salah satu ciri yang kerap ditemukan pada anak yang memiliki spektrum autisme yang menjadi Tanda Anak Autisme . Penyebabnya, anak dengan gangguang spektrum autisme memiliki proses perkembangan sensorik yang berbeda dengan anak lain, khususnya pada sensorik sentuhan. Jalan dengan berjinjit dilakukannya sebagai kebutuhannya dalam merangsang sistem sensorik.

Namun demikian, tidak selalu anak yang berjalan jinjit pada usia di atas 3 tahun menderita Celebral Palsy ataupun autis. Ada gejala lain bagi Celebral Palsy yang juga menyertai misalnya kekakuan otot parah, keterlambatan berbicara serta kemampuan sosial. (Baca juga : Gejala Celebral Palsy Pada BayiPenyebab Anak Autis)

Terapi Bayi Jalan Jinjit

Bagaimanapun, Anda perlu menghilangkan kebiasaan si kecil berjalan jinjit karena hal ini bukanlah kebiasaan yang baik dan Anda harus membiasakannya berjalan dengan seluruh bagian telapak kaki menyentuh lantai. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan agar menghilangkan kebiasaannya berjinjit :

  1. Sebaiknya tunda aktifitas yang merangsangnya untuk berjalan jinjit, seperti misalnya mendaftarkannya ke les balet di usia dini atau memintanya melakukan kegiatan seperti meniti alas bidang yang kecil sehingga membuatnya mau tak mau jalan berjinjit. (Baca juga : Perkembangan Organ Bayi Setelah Lahir)
  2. Ajaklah bayi Anda untuk bersama melakukan permainan yang lebih banyak menggunakan telapak kaki untuk menjejak lantai, misalnya dengan mengajaknya bermain lompak katak atau lompat kelinci.
  3. Periksa dan bersihkan lantai rumah Anda. Apabila kotor, berdebu atau basah bisa saja anak merasa geli, jijik atau merasa tidak nyaman sehingga ia berjinjit saat melintas di lantai rumah.
  4. Selalu pilih sepatu flat shoes untuk dikenakan bayi Anda, guna menghindari pertumbuhan bentuk telapak kaki yang tidak normal.  (baca juga:bahaya bayi tidak imunisasi)
  5. Sebaiknya anak terus diingatkan untuk berjalan dengan normal, serta jangan bosan untuk memberinya contoh cara berjalan yang benar.
  6. Apabila anak jatuh saat ia berusaha berjalan dengan benar, ada kemungkinan ia memiliki telapak kaki datar atau biasa disebut flat foot. Sebaiknya segera bawa bayi Anda ke dokter ortopedi anak atau podiatri, untuk mengoreksi kelainan dari telapak kaki dengan terapi pemakaian sepatu khusus. (Baca juga : Bahaya Bayi Jatuh Terlentang)
  7. Periksalah bayi Anda apakah ia memiliki gangguang penglihatan, karena menurut riset dari Dr.Melvin Kaplan,O.D., seorang spesialis mata anak di New York, AS, berjalan dengan cara berjinjit juga dapat disebabkan oleh kelainan sistem keseimbangan visual-pada sistem vestibular-visual yang terdapat pada rongga telinga dalam. Gangguan tersebut dapat menyebabkan anak merasa seolah ia sedang mengambang di saat ia berdiri atau berjalan, sehingga ia berjinjit agar tidak terjatuh. Cara mengoreksinya adalah dokter akan memberikan anak tersebut kacamata berlensa prima. (Baca juga: gejala asma pada bayi – penyebab asfiksia pada bayi baru lahir)
  8. Tariklah secara perlahan kaki bayi Anda ke atas untuk memeriksa apakah ada kelainan tendon Achilles. Apabila kaki si kecil tidak dapat ditarik ke atas, segera bawa bayi Anda ke dokter podiatri anak. Terapi akan dilakukan dengan cara memakaikannya sepatu khusus penarik tendon Achilles.
  9. Lakukan pemijatan untuk memperkuat bagian otot kakiknya. Beberapa gerakan pemijatan bisa membantu melemaskan otot kaki anak yang lelah belajar berjalan. Misalnya : baringkan bayi Anda, pegang bagian telapak kakinya sambil melakukan gerangan mendorong perlahan. Dengan begitu secara refleks bayi akan akan melakukan gerakan menendang. (Baca juga : Cara Memijat Kaki Bayi Agar Cepat Berjalan)
  10. Mempertahankan berat badan bayi yang ideal. Beberapa balita malas belajar berjalan dikarenakan berat badan yang berlebih. Kelebihan berat badan akan membuatnya sulit dalam menjaga keseimbangan tubuh di saat belajar berdiri dan berjalan. (Baca juga: cara merawat bayi baru lahir –  cara melebatkan rambut bayi)

Yang Perlu Dijaga saat Bayi Belajar Berjalan

  1. Menciptakan lingkungan sekitar yang aman

Pada saat bayi Anda berlatih berjalan, pastikan lingkungan sekitarnya aman dengan menyingkirkan barang-barang yang berada pada lintasan jalannya. (Baca juga : Mitos-mitos Bayi Baru Lahir)

  1. Memilih sepatu yang tepat

Ukuran sepatu yang dipergunakannya sebaiknya pas, tidak terlalu kecil atau sempit namun juga jangan kebesaran. Hindari memilih sepatu yang memiliki pengganjal pada lekukan kaki karena hal ini memperngaruhi pertumbuhan tulang kaki bayi. Juga jangan memilihkan sepatu yang runcing di ujungnya atau menyempit pada bagian ujung karena hal ini akan menyebabkan ruang gerak kakinya terhambat. (baca juga: cara menjaga bayi agar tidak mudah sakit)

  1. Rasa percaya diri

Sebaiknya Anda menumbuhkan rasa percaya diri pada si kecil. Beberapa bayi malas belajar belajar setelah mereka terjatuh. Untuk memupuk kembali rasa percaya dirinya, cobalah ciptakan suasana yang menyenangkan pada saat ia harus belajar berjalan. Misalnya saja dengan memutarkan musik atau lagu kesukaannya, atau berikan ia mainan dorong sehingga membuatnya tertarik untuk kembali belajar berjalan. (Baca juga : Cara Agar Anak Cepat JalanPenyebab Anak Terlambat Jalan)

fbWhatsappTwitterLinkedIn