11 Cara Mengatasi Balita Susah Makan Paling Ampuh

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Masalah gizi masih menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan serta terutama oleh Orang Tua kepada setiap anaknya. Masalah gizi masih sering menjadi pada anak-anak balita (bayi lima tahun). Tentu masalah gizi ini tidak lepas dari berbagai faktor. Salah satu faktor penyebab masalah gizi adalah kebiasaan balita yang sulit makan. Banyak Orang Tua yang memiliki balita dengan gizi kurang atau buruk yang menyebabkan postur tubuh sang anak menjadi tampak kurus. Hal ini terjadi dapat disebabkan salahsatunya karena balita mengalami sulit makan.(Baca juga: Vitamin untuk anak susah makan sayur dan buah , Pola Makan Bayi 0-12 Bulan)

Oleh karena hal tersebut, banyak Orang Tua yang perlu mencari tahu penyebab anaknya menjadi sulit makan. Hal ini bertujuan agar gangguan makan tersebut dapat dengan segera ditangani. Selain dengan berkonsultasi dengan dokter, ada beberapa cara mengatasi balita susah makan yang bisa dilakukan oleh Orang Tua: (Baca juga: Cara mengatasi bayi susah makan , Manfaat Brokoli untuk Makanan Bayi)

1. Obati penyakit mulut

Beberapa penyebab anak sulit makan adalah adanya gangguan pada sekitar mulut atau tenggorokan. Hal ini bisa disebabkan misalnya anak mengalami sariawan atau mungkin radang tenggorokan. Sariawan membuat bagian bibir terasa perih, sehingga anak menjadi malas untuk memasukkan makanan ke mulut. Sedangkan gangguan tenggorokan dapat menyebabkan anak bisa mengalami muntah akibat rasa tidak nyaman ditenggorokan saat makan. Oleh karenanya, mengobati penyakit yang ada dapat mengembalikan pola makan anak. (Baca juga:  Cara mengatasi anak susah makan nasi , Pola Makan Bayi 12 Bulan)

2. Berikan makanan tambahan

Balita mulai dapat diberikan makanan tambahan atau disebut makanan pendamping sejak usia 6 bulan. Selai sebagai tambahan untuk memenuhi gizi, hal ini juga berguna untuk meningkatkan nafsu makan balita sejak berusia 6 bulan. Sebab jika hanya berharap pada pemberian ASI atau susu formula, maka tidak akan memenuhi kebetuhan gizi bayi. Selain itu bisa saja bayi juga merasa bosan karena terus menerus hanya mengkonsumsi ASI atau susu formula. Makanan tambahan bisa diberikan mulai dari makanan lunak atau bubur saring hingga semakin meningkat menjadi makanan padat seiring semakin bertambahnya usia. Umumnya hingga anak berusia 5 tahun, seharusnya bayi sudah dapat mengkonsumsi makanan padat biasa. (Baca juga: Penyebab anak susah makan , Manfaat ASI untuk Bayi Baru Lahir)

3. Mengganti jenis makanan

Bila bayi sudah dapat mengkonsumsi makanan tambahan, terlebih lagi dengan makanan padat, maka Orang Tua bisa melakukan berbagai perubahan variasi menu makanan untuk bayi atau anak. Hal ini berguna juga untuk mencegah kebosanan atau rasa jenuh terhadap jenis makanan yang dikonsumsi secara monoton. Untuk bayi yang masih mengkonsumsi bubur, dapat diberikan campuran variasi sayuran dalam buburnya. Untuk anak lebih besar bisa dengan mengubah jenis-jenis masakan atau jenis-jenis lauk padatnya. (Baca juga: Penyebab berat badan bayi tidak naik , Bahaya Bubur Bayi Instan)

4. Biarkan bayi bereksplorasi saat makan

Umumnya bayi akan sulit jika dalam satu waktu hanya dipaksa untuk makan. Sifat balita adalah suka bermain termasuk dalam situasi makan. Beberapa bayi malah justru ingin menyedok sendiri makanannya untuk dirinya. Hal ini tidak ada salahnya membiarkan bayi melakukan hal tersebut. Walaupun kadang Orang Tua merasa khawatir bahwa makanan tidak akan dimakan seluruhnya, melainkan akan banyak terbuang. Hal ini tidak dapat dihindari, sebab beberapa bayi malah justru tidak mau makan bila keinginannya terpenuhi. Oleh karena itu, berikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi keinginannya saat makan. Namun Orang Tua perlu mendampingi atau mengawasi dan meyakinkan bayi agar tetap mau makan. (Baca juga: Manfaat buah naga untuk bayi , Manfaat Keju Untuk Ibu Menyusui)

5. Kurangi gangguan saat makan

Hal ini terjadi pada beberapa atau sebagian bayi. Mungkin hal ini berbalikan dengan poin sebelumnya. Kadang beberapa bayi justru memang tidak dapat diganggu konsentrasinya saat makan, termasuk bermain sambil makan. Pada anak dengan kebiasaan seperti ini, maka sedikit lebih menguntungkan bagi Orang Tua. Namun saat memberi makan, anak perlu ditempatkan pada tempat yang tertutup. Hindari memberi makan anak ditempat yang dapat mengalihkan perhatiannya. Seperti ruang TV, ruang main, atau tempat keramaian. Sebab jika perhatian anak teralihkan, maka sulit untuk membujuk anak untuk makan kembali. (Baca juga: Makanan sehat untuk bayi 9 bulan , Manfaat Jagung Untuk Makanan Bayi)

6. Jangan terlalu memberi banyak minum sebelum makan

Umumnya anak suka minum saat makan. Terlebih lagi bagi balita yang masi menyusui. Sebaiknya, sebelum memberi makan anak jangan memberikannya terlalu banyak minum atau susu. Sebab jika anak atau balita sudah terlanjur minum, bisa saja membuat balita menjadi mudah kenyang karena perutnya telah terisi banyak air minum atau susu. Oleh karenanya jika tiba jadwal anak atau balita untuk makan, maka sebaiknya pemberian minum bila perlu diberikan setelah makan. Namun jaga anak agar tidak tersedak saat makan. (Baca juga: Manfaat wortel untuk bayi ,  Cara Agar Bayi Mau Minum Susu Formula)

7. Perlihatkan cara makan

Salah satu kemampuan atau aktivitas kesukaan anak adalah mengikuti tingkah laku atau mencontoh aktivitas Orang Tuanya. Oleh karena itu, pada anak dengan kebiasaan malas makan maka Orang Tua perlu mencontohkan cara makan atau mempraktekkan makan didepan anak. Buatlah peragaan tersebut menjadi menarik bagi anak balita, sehingga dirinya tertarik untuk mengikuti apa yang kita lakukan termasuk saat makan. (Baca juga: Gejala diare pada bayi , Cara Mendidik Anak Agar Nurut)

8. Susu tambahan

Sebagian bayi yang maih menyusui, cenderung menjadi malas menyusui dikarenakan merasa bosan terhadap rasa susu atau ASI yang dikonsumsi selama ini. Padahal usia bayi masih belum memungkinkan untuk pemberian makanan tambahan. Oleh karena itu cara ini perlu dijadikan alternatif. Bagi bayi yang masih hanya menyususi, maka ASI atau susu formulanya boleh diselingi dengan pemberian susu formulai lain yang disukainya. Prinsip dari hal ini seperti melakukan perubahan berbagai variasi menu makanan pada anak yang lebiih besar atau yang sudah bisa makan. (Baca juga: Manfaat madu untuk bayi , Pantangan Ibu Menyusui)

9. Buat makanan kesukaan bayi

Bayi yang sudah bisa mengkonsumsi makanan lunak atau bubur saring, boleh dibuatkan menu tertentu yang menjadi kesukaannya sesuai dengan jenis makanan yang boleh dikonsumsinya. Hal ini kadang berlaku efektif pada beberapa balita tertentu, sebelum pada akhirnya mereka bosan. Tapi secara umum, bila balita tidak diberi menu kesukaannya, cenderung tidak menghabiskan atau porsi makannya kurang dibangding jika memakan makanan atau menu kesukaannya. Selain itu makanan atau menu favorit cenderung membuat anak meningkat frekuensi makannya dalam sehari. (Baca juga: Cara mengatasi anak susah tidur , Manfaat Bayam Untuk Bayi)

10. Hindari makanan yang bau menyengat

Untuk balita, beberapa jenis makanan termasuk dalam tahap pengenalan makanan. Selain itu, anak juga banyak yang termasuk memiliki kebiasaan sebagai pemilih-milih makanan. Oleh karena itu, banyak anak cenderung sering tidak menyukai makanan tertentu karena telah lebih dulu berpikir bahwa makanan terebut tidak enak dan tidak disukainya. Mungkin sering anak yang tidak menyukai bau dari makanan seperti sayuran ketimbang bau makanan dari daging. Oleh karenanya, Orang Tua atau Ibu sebaiknya mengolah atau memasak mekanan sebisa mungkin jangan sampai yang menyengat bau makanannya. Buatlah makanan dengan aroma yang enak atau disukai anak untuk meningkatkan. (Baca juga: Manfaat belut untuk bayi paling menyehatkan , Manfaat Ikan Salmon Untuk Bayi)

11. Buat makanan menjadi lunak

Beberapa jenis makanan tertentu pada anak lebih disukai jika diolah dalam bentuk lunak. Hal ini bisa disebabkan karena kemungkinan bentuk makanan lunak lebih mudah dikonsumsi anak. Misalnya memudahkan pada anak dengan masa pertumbuhan gigi yang belum sempurna, dan tidak terlalu sulit untuk ditelan. Jenis makanan seperti ini bisa diolah menjadi seperti bubur atau padat lunak. Hal tersebut bisa disesuaikan dengan kesukaan dari balita. (Baca juga: Obat tradisional muntah pada anak)

 

fbWhatsappTwitterLinkedIn