5 Bahaya Ibu Hamil Angkat Beban Berat

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam kesehariannya, terkadang ibu hamil tetap ingin melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu, memasak, mencuci, dan lain-lain. Bahkan ada ibu hamil yang tidak segan untuk melakukan pekerjaan yang lebih berat seperti mengangkat atau memindahkan barang-barang di rumah. Padahal, dalam kondisi hamil, sekalipun ibu merasa sehat dan kuat untuk mengangkat beban berat tetap saja harus mengurangi dan lebih baik lagi untuk dihindari karena bisa berbahaya bagi ibu maupun janin.

Mengapa Tidak Boleh Mengangkat Beban Berat Saat Hamil?

Wanita hamil mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Saat hamil, ligamen merenggang seiring dengan perbesaran rahim proses kehamilan. Hal ini menyebabkan sendi menjadi lebih longgar namun kurang kuat. Selain itu, perbesaran rahim juga menyebabkan pusat gravitasi tubuh ibu berubah sehingga, punggung belakang jadi tertekan dan mudah merenggang terutama jika ibu mengangkat sesuatu yang berat. Akibatnya, punggung ibu jadi mudah sakit dan ibu pun cepat kelelahan.

Ibu hamil dianjurkan untuk tidak mengangkat beban berat lebih dari 9 kg, terutama saat kehamilan semakin tua. Risiko jatuh karena kehilangan keseimbangan tubuh saat mungkin terjadi akibat bobot tubuh dan berat beban yang diangkat. Hal ini meningkatkan risiko terpeleset atau jatuh pada ibu hamil yang mana sangat berbahaya tidak hanya bagi ibu tetapi juga untuk janin.

Berikut ini bahayanya bagi kehamilan :

1. Nyeri Punggung dan Kelelahan

Perbesaran rahim yang menyebabkan pusat gravitasi tubuh berubah menjadikan punggung belakang tertekan dan mudah merenggang. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan selama masa kehamilan berupa nyeri pada punggung. Dengan mengangkat beban berat, berarti ibu menambah beban pada tubuh sekaligus menambah kerja punggung dan membuatnya semakin mudah terasa nyeri dan ibu pun jadi cepat kelelahan. (Baca juga : ciri ciri orang hamil)

2. Risiko Terpeleset atau Jatuh 

Pada saat hamil (terutama pada trimester ketiga), ibu mengalami penambahan massa tubuh sehingga pada saat ibu berdiri ataupun berjalan akan merasakan kesulitan karena, gaya tarik bumi terhadap ibu bertambah dan postur tubuh yang berubah mengalami ketidakseimbangan. Untuk mempertahankan keseimbangannya, ibu berjalan dengan posisi cenderung lordosis karena posisi ini membuat ibu menjadi lebih seimbang dalam berjalan. Hal ini berkaitan dengan konsep keseimbangan tubuh dimana dipengaruhi oleh kesegarisan tubuh (body alignment) dan mekanika tubuh untuk mempertahankan keseimbangan postur dan kesegarisan tubuh selama berdiri.

Dalam posisi yang cenderung lordosis itu ketika ibu hamil mengangkat beban yang berat, artinya ibu menambah beban pada tubuh yang juga meningkatkan risiko terpeleset atau jatuh, saat membawa beban tersebut. Hal ini disebabkan karena ibu hamil cenderung kesulitan mengontrol keseimbangan tubuh. Faktor lain seperti kondisi pijakan dan alas kaki juga turut mempengaruhi seperti juga pada ibu hamil naik turun tangga.

3. Preeklampsia

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ibu yang selama kehamilannya sering mengangkat beban berat berisiko tinggi mengalami pre-eklampsia. Suatu kondisi keracunan atau komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi (hipertensi dalam kehamilan), terdapat protein dalam urin, dan oedema (pembengkakan) pada tungkai dan wajah.

4. Kelahiran Prematur dan BBLR

Perubahan fisik akibat pembesaran rahim membuat titik pusat gravitasi pada tubuh berpindah ke depan. Ini menyebabkan ibu rentan kehilangan keseimbangan tubuh dan mudah terjatuh. Risiko kelahiran prematur atau kurang bulan sangat mungkin terjadi. Persalinan prematur turut meningkatkan jumlah bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

5. Keguguran

Penelitian menunjukkan, ibu yang sering mengangkat beban berat terutama pada masa kehamilan muda berisiko tinggi mengalami keguguran. Meski masih ada faktor lain yang lebih mempengaruhi atau ibu dalam kondisi kehamilan berisiko tinggi/dengan penyulit.

Tips Mengangkat Beban Berat untuk Ibu Hamil

Meski dalam keadaan apapun, mengangat beban yang berat sangat berisiko pada ibu hamil. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan jika ibu terpaksa mengangkat beban yang berat selama hamil:

  • Pastikan ibu tidak mengangkat beban lebih dari 9 kg apalagi jika dilakukan secara terus-menerus.
  • Jika ingin mengambil beban yang lebih rendah, ibu harus merendahkan lututnya atau berlutut. Jangan sekali-kali mengambil sesuatu dengan menunduk karena risiko terjatuh lebih besar dibandingkan berlutut.
  • Pada saat mengangkat beban, ibu haru menegakkan punggung dengan bertumpu pada dua kaki. Angkat beban secara perlahan sampai benar-benar terangkat. Menyeimbangkan beban yang dibawa antara sebelah kiri dan kanan dapat mengurangi tekanan ke arah perut sekaligus melindungi pinggang. Cukup untuk mengurangi risiko jatuh akibat kehilangan keseimbangan tubuh.
  • Jangan membuat gerakan tiba-tiba atau menyentakkan tubuh karena berisiko terjadi kram pada perut dan sangat berbahaya pada perkembangan janin. Pada beberapa kasus bisa menyebabkan terjadi kontraksi.
  • Jangan mengangkat beban yang berat untuk jarak yang jauh apalagi jika harus menaiki tangga. Ibu diperbolehkan mengangkat beban dengan jarak yang tidak terlalu jauh, misal, mengangkat dos minuman dari dapur menuju ruang tamu. Ingat, jangan dilakukan berkali-kali. Lebih baik lagi jika ibu membagi beban dengan mengurangi jumlah barang yang diangkat (lakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit saja).
  • Begitu pula jika harus menaiki tangga, dimana hal ini bisa menyebabkan ibu lebih cepat merasa kelelahan. Hal yang paling ditakutkan ketika seorang ibu hamil menaiki tangga adalah risiko terpeleset atau jatuh yang diakibatkan oleh hilangnya keseimbangan tubuh ditambah beban berat yang dibawa. Baiknya, ibu tidak mengulangi sampai berkali-kali jika ingin mengangkat beban menaiki tangga demi menghindari jatuh tersebut. (Baca juga : cara mengatasi sesak nafas saat hamil)
  • Menggunakan alat bantu seperti troli, stroller, atau tas ransel yang akan memudahkan ibu dalam mengangkat barang-barang yang berat.
  • Tidak ada salahnya jika ibu hamil meminta bantuan pada orang sekitar untuk mengangkat beban yang berat. Oleh sebab itu, perhatian suami maupun anggota keluarga lain sangat diperlukan demi menjaga ibu hamil tetap dalam kondisi yang baik dan sehat.

Ibu hamil hendaknya  mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri dengan baik dan  body mechanic (sikap tubuh yang baik). Di instruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama kehamilan. Oleh sebab itu, ibu hamil mesti rajin memeriksakan diri ke dokter kandungan atau bidan. Serta jangan malas untuk mengikuti kelas senam hamil yang memberikan banyak manfaat baik untuk ibu maupun calon buah hati.

fbWhatsappTwitterLinkedIn