Intrauterine Growth Restriction (IUGR) : Penyebab – Gejala – Diagnosa dan Perawatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apakah ibu pernah mendengar tentang “intrauterine growth restriction” atau IUGR? IUGR adalah sebuah kondisi ketika pertumbuhan bayi terhenti sebelum dilahirkan sehingga bayi terlihat sangat kecil dan tidak memiliki pertumbuhan yang normal seperti pola pertumbuhan janin yang normal. Dalam pemeriksaan dengan USG maka ukuran bayi akan terlihat lebih kecil disertai dengan berat badan bayi yang sangat rendah. Hal itu akan dilihat dokter berdasarkan usia kehamilan yang mengacu pada usia janin yang sebenarnya. Namun diagnosa ini terkadang bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin ukuran kecil bayi dibandingkan dengan kemungkinan ukuran fisik orang tua. Kemudian terkadang bayi kecil dalam pemeriksaan ternyata setelah lahir memiliki berat badan yang normal dan anak sehat. (baca: kehamilan post mortemhamil lebih dari 40 minggu))

Penyebab intrauterine growth restriction

IUGR adalah sebuah kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai hal. Terkadang penyebab mudah ditemukan oleh dokter dan terkadang juga sedikit lebih rumit. Dibawah ini adalah beberapa penyebab yang bisa Anda pahami.

  1. Adanya gangguan plasenta

Plasenta adalah sebuah jaringan yang menghubungkan ibu  dan janin, sehingga janin bisa mendapatkan oksigen dan nutrisi lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Plasenta juga akan membantu bayi untuk melepaskan berbagai produk limbah dari tubuh bayi. Ketika terjadi kelainan pada plasenta maka bisa menyebabkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke bayi tidak bisa diterima dengan baik. Bayi tidak bisa menyerap nutrisi dan oksigen sehingga pertumbuhan akan terhenti. Semua ini berhubungan dengan masalah terlepasnya plasenta dari rahim ibu dan plasenta letak rendah. (baca: plasenta letak rendah )

  1. Ibu hamil menderita diabetes gestational

Diabetes gestational hanya terjadi pada ibu hamil dan biasanya akan dimulai pada pertengahan trimester kedua. Ini juga sama dengan jenis diabetes tipe 1 dan 2 dimana kadar gula darah dalam tubuh ibu hamil menjadi sangat tinggi. Ketika kadar gula darah dalam tubuh ibu sangat tinggi maka tubuh bayi dalam kandungan juga terkena reaksi seperti menghasilkan insulin yang sangat tinggi. Dampaknya maka penyerapan nutrisi tidak terjadi dengan baik sehingga bayi bisa henti tumbuh. (Baca: tanda tanda diabetes pada ibu hamil)

  1. Ibu menderita penyakit tekanan darah tinggi

Beberapa ibu hamil memang menderita penyakit tekanan darah tinggi selama hamil. Kondisi ini bisa terjadi selama hami saja atau memang sebelum hamil. Penyakit tekanan darah tinggi sangat berbahaya untuk ibu hamil karena aliran darah ke plasenta memang tidak terjadi dengan lancar. Ini bisa membuat bayi tidak menerima aliran darah yang dibutuhkan dan kekurangan nutrisi. Terkadang bayi tidak bisa tumbuh dengan baik karena efek stres berlebihan dalam rahim. (baca: Hipertensi dalam kehamilantekanan darah tinggi pada ibu hamil)

  1. Ibu terkena penyakit infeksi

Kesehatan ibu hamil memang menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Ada beberapa jenis infeksi yang bisa merusak pertumbuhan bayi dalam kandungan. Diantaranya adalah infeksi rubella, citomegalovirus, sifilis, dan toksoplasma. Semua infeksi ini bisa membuat kesehatan ibu menurun dengan cepat dan kemungkinan sakit berat. Bahkan jika infeksi menyebar ke janin maka janin juga bisa meninggal dalam kandungan.  (baca: gejala rubella pada ibu hamil – Bahaya Campak Bagi Ibu Hamil)

  1. Ibu menderita penyakit ginjal

Gangguan ginjal yang terjadi pada ibu juga bisa membuat pertumbuhan bayi tidak sempurna. Ginjal menjadi organ yang akan menyaring semua kotoran dalam tubuh. Ketika semua itu terganggu maka semua organ tubuh ibu tidak sehat. Ada banyak racun dan limbah dalam tubuh ibu yang kemungkinan juga akan terserap oleh bayi dalam kandungan. Semua itu juga bisa membuat penyerapan nutrisi dalam tubuh janin tidak terjadi dengan baik sehingga bayi tidak bisa tumbuh sempurna. (baca: bahaya asam urat bagi ibu hamil)

  1. Ibu hamil kekurangan nutrisi

Nutrisi ibu hamil memang harus sangat diperhatikan. Ketika ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi makanan yang sehat dan penuh nutrisi maka janin akan menerima dampak yang sama. Janin tidak menerima nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan, otot, tulang dan sistem syaraf. Dampaknya maka bayi tidak akan tumbuh dengan baik dan sering gagal tumbuh dalam kandungan.

Baca juga:

  1. Ibu hamil sakit anemia

Aliran darah dan cairan yang dibutuhkan oleh ibu hamil memang sangat besar. Sementara salah satu resiko ibu hamil adalah anemia. Anemia terjadi ketika tubuh ibu tidak memiliki hemoglobin yang cukup dan akibatnya sel darah merah akan menurun dengan cepat. Sementara ketika itu terjadi maka bayi juga tidak menerima darah yang cukup sehingga tidak bisa tumbuh sesuai usianya. (baca: anemia pada ibu hamil – hemoglobin rendah saat hamil)

  1. Rokok, alkohol dan narkoba

Pola hidup sehat sebelum dan selama hamil sangat penting untuk kesehatan ibu dan janin. Beberapa ibu yang pernah menggunakan rokok, alkohol dan narkoba selalu memiliki resiko bayi terkena IUGR. Semua itu terjadi karena dalam tubuh ibu terlalu banyak zat asing seperti nikotin, tar, alkohol dan semua jenis narkoba. Zat ini yang akan merusak aliran darah yang baik, menyebabkan penyakit komplikasi selama kehamilan, dan membuat bayi tidak bisa tumbuh dengan sempurna. Bahkan resiko  bayi cacat juga akan sangat tinggi. (baca: bahaya alkohol saat hamil – penyebab bayi lahir cacat)

  1. Kehamilan kembar

Kondisi kehamilan kembar juga bisa menyebabkan salah satu bayi terkena IUGR. Ini biasanya hanya terjadi pada salah satu bayi saja sementara bayi yang lain tetap sehat. Hal ini dipengaruhi oleh sindrom antar kembar. Jadi beberapa bayi bisa mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga bisa tumbuh dengan baik. Sementara bayi yang lain tidak mendapatkan nutrisi sehingga akan lebih kecil. Kondisi ini harus dipantau oleh dokter sehingga bisa mengatasinya.

Informasi bayi kembar:

  1. Ibu hamil terkena preeklampsia

Resiko preeklampsia juga bisa menyebabkan bayi terkena IUGR. Ini adalah sebuah kondisi gangguan kehamilan yang menyebabkan tekanan darah ibu sangat tinggi. Kondisi ini sebenarnya sangat berbahaya untuk ibu dan janin karena bisa menyebabkan kematian pada satu atau dua-duanya. Preeklampsia yang terjadi pada akhir kehamilan bisa diatasi dengan tindakan caesar. Sementara itu jika terjadi pada pertengahan kehamilan maka bisa menyebabkan bayi lahir prematur dan kemungkinan terkena IUGR.

  1. Bayi terkena kelainan kromosom

Penyakit yang berhubungan dengan kelainan kromosom akan mempengaruhi kondisi bayi dalam kandungan. Beberapa diantaranya seperti sindrom Down, anencephaly, cacat ginjal, cacat dinding perut dan jenis kelainan genetik lain. Bayi dengan kondisi ini biasanya memang sudah menderita gangguan organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik. (baca: penyebab down syndrome –  penyebab bayi anencephaly)

  1. Penggunaan obat antikonvulsan

Ketika ibu hamil sakit dan harus minum obat maka memang harus dilakukan dengan hati-hati. Semua obat yang dikonsumsi harus berdasarkan resep dokter. Salah satu obat yang membawa dampak adalah konvulsan. Obat ini juga digunakan jangka panjang maka bisa memicu gangguan tubuh organ janin, karena obat juga akan diterima oleh janin.

  1. Pernah melahirkan bayi IUGR

Resiko IUGR akan meningkat jika seorang ibu pernah melahirkan bayi dengan kondisi yang sama. Karena itu ketika ibu sudah mengalami hal ini maka pemeriksaan lebih detail perlu dilakukan selama trimester kedua. Dokter akan melihat apakah organ tubuh bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Dokter juga akan memantau apakah berat badan bayi ideal atau tidak.

  1. Pengaruh genetik dari orang tua

Penyebab lain dari IUGR adalah adanya faktor genetik yang terjadi dari orang tua. Ketika salah satu orang tua kecil atau bertubuh pendek maka bayi juga bisa mengalami hal yang sama. Kemudian jika orang tua memiliki tubuh yang lebih besar maka bayi juga bisa mengalami hal yang sama. Namun kondisi ini biasanya akan berubah setelah bayi lahir.

Gejala intrauterine growth restriction

  1. Bayi terlihat dengan ukuran yang kecil. Secara umum ciri IUGR yang sering terlihat adalah ukuran bayi yang sangat kecil dalam kandungan ibu. Umumnya berat badan bayi akan dipertimbangkan dengan berat kurang dari 90 persen janin yang sehat dengan usia kehamilan yang sama. (baca: tanda janin tidak berkembang)
  2. Adanya masalah struktural pada janin. Jika penyebab IUGR berhubungan dengan masalah kromosom maka biasanya dokter akan menemukan masalah struktural pada bayi. Bayi dalam kandungan terlihat memiliki pertumbuhan aneh pada wajah, kaki, tangan dan juga organ dalam bayi. Biasanya bayi seperti ini mengalami gangguan kromosom.
  3. Gerakan janin yang lemah. Kemudian dalam pemeriksaan USG maka biasanya bayi yang mengalami IUGR akan memiliki gerakan tubuh yang lambat. Janin atau bayi dalam kandungan mungkin juga memiliki otot tubuh yang lemah sehingga memang tidak bisa bergerak dengan normal.
  4. Bayi IUGR akan lahir dengan kondisi fisik lemah, kulit berkerut dan sangat tipis, kulit longgar, warna pucat, tali pusar yang sangat kusam dan tipis. (baca: bayi lahir tidak menangis )

Diagnosa intrauterine growth restriction

  1. Pengukuran jarak fundus

Ketika dalam pemeriksaan kehamilan maka dokter akan mengukur tinggi fundus untuk melihat perkembangan bayi. Jarak tinggi fundus dilihat dari bagian atas rahim sampai ke tulang kemaluan. Setelah kehamilan mencapai usia 20 minggu maka ukuran dari sentimeter akan berubah banyak. Ketika ukuran yang ditemukan lebih rendah dari kehamilan mingguan maka kemungkinan bayi terkena IUGR. (baca: palpasi abdomen pada kehamilan )

  1. Pemeriksaan dengan USG

Kemudian pemeriksaan akurat lain adalah dengan USG. USG dilakukan untuk memeriksa pertumbuhan bayi dalam kandungan, yang menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan gambar bayi. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat ukuran kepala bayi, perut bayi, dan juga bisa untuk menemukan berat badan bayi. Kemungkinan dokter juga akan menganalisa apakah cairan ketuban masih cukup normal atau tidak. Jika cairan amnion berkurang atau sangat kecil maka kemungkinan bayi menderita IUGR.  (baca: manfaat USG 4 dimensi – bahaya USG kehamilan yang terlalu sering)

  1. Tes doppler

Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan dengan tes doppler. Ini adalah sebuah tes yang menggunakan gelombang suara untuk melihat kecepatan aliran darah yang terjadi dalam pembuluh darah. Dokter bisa melihat apakah bayi menerima darah yang cukup melewati tali pusar hingga otak bayi.

  1. Pemeriksaan berat badan ibu hamil

Kemudian dokter juga akan melihat berat badan ibu hamil dalam setiap kunjungan pemeriksaan. Ketika berat badan ibu hamil tidak mengalami kenaikan maka kemungkinan bisa terjadi karena masalah pertumbuhan bayi dalam kandungan. Tapi pemeriksaan ini harus dibuktikan dengan jenis tes yang lain.

  1. Tes pemantauan janin

Kemudian tes lain yang diperlukan adalah dengan menggunakan alat elektroda sensitif pada perut ibu. Elektroda akan dihubungan dengan pita yang melekat pada perut ibu dan layar monitor. Kemudian alat akan menyampaikan sensor  berupa suara detak jantung bayi. Kemudian dokter akan menganalisa dari data yang tercetak.

  1. Prosedur amniosentesis

Dokter juga akan menguatkan diagnosis dengan amniosentesis. Dokter akan menembus kulit perut ibu hamil dengan jarum yang sangat tipis hingga mencapai rahim. Kemudian cairan ketuban akan diambil sedikit sebagai sampel untuk pengujian. Ketika dokter bisa menemukan beberapa infeksi atau penyakit kelainan kromosom maka kemungkinan bayi bisa terkena IUGR.

Informasi perkembangan janin:

Perawatan intrauterine growth restriction

  1. Bed rest

Segera setelah dokter mengetahui bahwa bayi Anda terkena IUGR maka perawatan di tempat tidur sangat disarankan. Artinya adalah bahwa ibu harus menghabiskan banyak waktu diatas tempat tidur. Tujuan dari perawatan ini adalah agar aliran darah ke bagian rahim bisa meningkat. Kemudian ketika aliran darah sangat baik maka janin bisa kembali mendapatkan darah dan nutrisi yang cukup. Sehingga bisa membuat pertumbuhan bayi meningkat. Untuk perawatan ini maka ibu bisa memilih apakah harus istirahat di rumah sakit atau di rumah. Namun saran dokter tetap harus dipertimbangkan.

  1. Perawatan dengan aspirin

Perawatan dengan aspirin sebenarnya memang banyak diperdebatkan oleh kalangan medis. Hanya saja perawatan ini sebaiknya hanya dilakukan ketika kehamilan belum berumur 20 minggu. Aspirin sama sekali atau hanya sedikit yang boleh diberikan pada ibu hamil ketika sudah berada di trimester ketiga. Perawatan harus mendapatkan pemantauan untuk mengetahui jika memang ada resiko untuk bayi.

  1. Terapi oksigen

Terapi pemberian oksigen juga bisa diberikan untuk ibu hamil termasuk ketika sudah trimester ketiga. Oksigen bisa membantu tubuh ibu mendapatkan oksigen yang cukup , kemudian oksigen juga akan diserap oleh bayi melewati plasenta. Ketika bayi mendapatkan oksigen yang cukup maka aliran darah juga akan diterima dengan baik. Ini bisa membantu agar bayi bisa bertahan hingga kelahiran dan membantu meningkatkan berat badan janin dalam kandungan.

  1. Terapi suplemen minyak ikan

Cara lain yang bisa mengatasi IUGR adalah dengan memberikan suplemen ikan untuk ibu hamil. Terapi harus dilakukan semenjak awal kehamilan. Tujuan dari terapi ini sangat baik untuk bayi yang mengalami IUGR karena ibu hamil yang kekurangan nutrisi. Selain memberikan minyak ikan maka dokter juga bisa memberikan suplemen yang lain seperti seng dan kalsium. Kemudian efeknya akan diperiksa oleh dokter jika memang berat badan bayi bisa meningkat dan pola pertumbuhan janin kembali sehat. (baca: manfaat minyak ikan bagi ibu hamil dan janin)

  1. Pemantauan janin dalam kandungan

Ketika menjelang persalinan maka dokter juga akan memantau janin dalam kandungan. Tujuan dari pemantauan adalah untuk melihat apakah bayi berada dalam kondisi yang aman atau tidak. Jika dokter melihat bayi berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan maka tindakan persalinan caesar bisa dilakukan.

Resiko terkena IUGR

  1. Ibu yang baru saja hamil untuk pertama kalinya atau kehamilan kelima dan seterusnya.
  2. Ibu yang hamil yang berusia kurang dari 17 tahun dan lebih dari 35 tahun.
  3. Ibu yang pernah melahirkan dengan berat badan rendah sebelumnya.
  4. Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
  5. Ibu hamil yang pernah terkena penyakit infeksi seperti sifilis, toxoplasma, rubella, dan cytomegalovirus. (baca: gejala torch pada ibu hamil)
  6. Ibu hamil yang mengalami kelainan plasenta seperti abrubsio plasenta dan plasenta previa.
  7. Ibu hamil dengan resiko preeklampsia yang tinggi dan juga hiperemesis gravidarum.
  8. Ibu hamil yang menderita penyakit diabetes, penyakit paru-paru, dan penyakit anemia sel sabit.
  9. Ibu yang mengalami kehamilan kembar baik itu dua dan seterusnya.

Inilah semua informasi tentang intrauterine growth restriction yang bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Semua gejala bisa dilihat sejak awal kehamilan sehingga ibu hamil harus waspada.

fbWhatsappTwitterLinkedIn