7 Penyebab Pusing Pada Ibu Hamil Paling Sering Terjadi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apakah penyebab pusing pada ibu hamil? Apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar atau penanda adanya penyakit lainnya? Pada dasarnya, gejala pusing pada ibu hamil memang merupakan sesuatu yang wajar dan kerap terjadi pada trimester awal. Biasanya hal tersebut akan mereda ketika sudah menginjak trimester kedua. Namun adakalanya akan  kembali terulang di trimester ketiga.

Banyak para peneliti yang tidak yakin mengenai kaitan antara kehamilan dengan gejala pusing yang menyertainya. Namun beberapa pendapat menunjukkan adanya korelasi antara perubahan hormon ketika masa kehamilan dengan tingkat kekebalan tubuh. Asupan makanan dan kebiasaan hidup sehari-hari turut berperan dalam hal ini.

Berikut beberapa uraian mengenai sebab-sebab terjadinya gejala pusing pada ibu hamil:

  1. Perubahan Hormon

Ketika masa kehamilan, terutama di trimester awal jumlah kadar hormon dalam tubuh akan meningkat pesat. Hal ini disertai pula dengan membesarnya volume pembuluh darah dan laju sirkulasi darah yang meningkat hingga 50%. Ketiga hal tersebut mendorong terjadinya sakit kepala yang frekuensinya menjadi lebih sering dibandingkan ketika sebelum hamil. Terlebih menginjak trimester ketiga, ada kemungkinan resiko kenaikan tekanan darah yang berlanjut pada preeklamsia. Hal ini turut berperan terhadap meningkatnya rasa sakit yang dirasakan di kepala.

  1. Stress

Sakit kepala dapat sering terjadi karena tingkat stress yang dialami oleh sang ibu. Stress dapat terjadi pada masa kehamilan karena beberapa factor, diantaranya peningkatan hormon, kondisi tubuh yang tidak nyaman, serta banyak pikiran. Penelitian menunjukkan bahwa stress yang berkepanjangan dapat mempengaruhi perkembangan janin. Disarankan untuk menghindari hal-hal yang menyebabkan stress, makan-makanan yang sehat, cukup istirahat, olahraga ringan dan meditasi.  Jika stress masih terus berlanjut, terapi  bisa dilakukan dengan bantuan ahli untuk mencari tahu sumber penyebab stress saat hamil dan cara mengatasinya.

  1. Menurunnya Kadar Gula Darah

Selama masa kehamilan, akan terjadi perubahan pada sistem metabolisme. Seringkali akibat perubahan ini diiringi dengan menurunnya kadar gula darah. Akibatnya ibu hamil akan mudah terserang sakit kepala / pusing. Sebetulnya penurunan kadar gula darah merupakan suatu hal yang normal terjadi pada ibu hamil. Cara mengatasinya cukup mudah dengan memperhatikan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Bawalah cemilan sehat, seperti biskuit, pisang, kacang almond untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Terlebih ketika hamil, nutrisi bagi ibu hamil perlu diberikan secara rutin untuk menghindari terlambat makan.

Baca : Gizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilan

  1. Kurang Tidur / Istirahat

Tubuh yang terlalu tegang akibat kurang tidur juga dapat menyebabkan rasa sakit di kepala. Dalam kondisi ini, suplai darah ke otak menjadi berkurang karena terjadi penyumbatan pembuluh darah. Hal yang sama juga dapat terjadi ketika kondisi tubuh tidak rileks, seperti pada saat berdiri terlalu lama dimana otot akan terasa tegang. Terlebih bagi ibu hamil muda berdiri lama memiliki dampak resiko yang cukup berbahaya. Untuk itu, perbanyak istirahat dan relaksasi otot tubuh dengan cara duduk, memindahkan tumpuan kaki pada saat harus berdiri lama dan membaringkan tubuh. Tidur dengan penerangan yang minim terbukti mampu menurunkan kadar stress dan oleh karenanya membantu mengurasi rasa pusing di kepala.

Baca pula : Posisi tidur yang berbahaya bagi ibu hamil, Posisi tidur ibu hamil 5 bulan yang benar

  1. Anemia

Tubuh yang kekuranga zat besi (Fe) dapat mengakibatkan anemia karena sel darah merah tidak mampu memproduksi cukup hemoglobin (Hb) yang berperan mengalirkan oksigen ke otak. Berkurangnya suplai oksigen ke otak mengakibatkan rasa pusing di kepala. Oleh karena itu, bagi ibu hamil disarankan untuk melakukan kontrol kadar hemoglobin (Hb) secara rutin serta menjaga asupan zat besi dalam tubuh. (Baca: Manfaat zat besi untuk ibu hamil)

  1. Konsumsi Kafein

Mengkonsumi kafein bagi ibu hamil tidak direkomendasikan kecuali dalam jumlah yang masih dapat diterima, sekitar 200 – 300 mg per hari. Hal ini disebabkan kafein akan mendorong laju sirkulasi darah menjadi lebih cepat yang mengakibatkan kepala terasa pusing.

Tidak hanya menyebabkan sakit kepala, bahaya kafein bagi ibu hamil juga dapat meningkatkan frekuensi detak jantung. Beberapa ibu hamil mungkin tidak merasakan perubahan apa-apa pada detak jantung mereka. Namun, lain halnya dengan sang buah hati yang sedang dikandung. Metabolisme tubuh bayi dalam rahim belum cukup matang untuk mengurai zat kafein tersebut. Hal ini dapat berdampak pada kondisi kesehatan dan tumbuh kembang sang bayi nantinya.

Efek kafein juga berdampak pada proses sekresi pada tubuh, dimana kita akan sering merasakan buang air kecil terus-menerus. Jika hal ini dibiarkan, maka yang  akan terjadi selanjutnya adalah penurunan cairan tubuh atau dehidrasi.

  1. Dehidrasi

Saat kondisi tubuh mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi), maka akan terjadi ketidak-seimbangan sel dalam tubuh yang mengakibatkan peningkatan suhu badan sehingga menimbulkan rasa pusing di kepala. Akibat kekurangan minum air putih bagi ibu hamil dapat mengganggu sistem pendukung perkembangan janin. Air berperan penting dalam tahap pembentukan plasenta yang menghubungkan sang ibu dengan sang buah hati dalam kandungan, serta berperan dalam pembentukan kantung ketuban. Bahaya dehidrasi bagi ibu hamil dapat dihindari dengan cara mengkonsumsi 8 -12 gelas air putih per harinya untuk mencukupi kebutuhan harian cairan tubuh.

Salah satu cara mudah untuk mengetahui bahwa Anda mendapatkan cukup asupan air adalah dari warna urine. Apabila berwarna kuning pucat, itu tandanya Anda cukup mengkonsumsi air, namun apabila berwarna kuning gelap, maka saatnya Anda memperbanyak konsumsi air agar tidak terjadi dehidrasi tingkat lanjut. (Baca pula : Manfaat air putih bagi ibu hamil)

Bagi para ibu yang sebelum hamil telah memiliki penyakit migrain, maka kemungkinan yang dapat terjadi adalah keluhan migrain tersebut bisa terasa berkurang atau sama seperti saat sebelum hamil atau justru bertambah sering. Cara mudah mengatasinya adalah dengan menghindari makan-makanan yang memicu terjadinya migrain, seperti: daging olahan, pemanis buatan, MSG, jenis kacang-kacangan tertentu, ikan asap, keju, makanan fermentasi dan buah-buahan segar tertentu (alpukat, jeruk, pepaya). (Baca juga : Buah sehat untuk ibu hamil dan Buah yang baik untuk ibu hamil)

Selama rasa pusing masih dalam taraf normal dan tidak mengganggu sang ibu, maka dapat dilakukan langkah-langkah sederhana seperti yang telah disebutkan di atas. Namun apabila sakit kepala tersebut terasa sangat mengganggu dan menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan lain, sebaiknya segera konsultasikan hal ini dengan dokter untuk penanganannya. Obat-obatan, termasuk obat sakit kepala yang dikonsumsi saat masa kehamilan harus dalam resep dan pengawasan dokter.

fbWhatsappTwitterLinkedIn