11 Gejala Toxoplasma pada Ibu Hamil dan Janin

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Mungkin kita sering mengenal infeksi toksoplasma dan dikatakan berbahaya bagi Ibu hamil. Sebelumnya kita perlu mengetahui bahwa toksloplasmosis disebabkan oleh infeksi parasit (bukan bakteri atau pun virus) yang disebut parasit Toxoplasma Gondii. Banyak orang mengira bahwa parasit ini berasal dari hewan. Padahal bisa saja parasit ini berasal dari makanan seperti sayuran dan daging yang dimasak tidak terlalu matang. Namun memang perkembangan parasit ini terjadi pada saluran cerna hewan seperti pada usus kucing yang tidak terawat kebersihannya. Parasit ini masuk melalui makanan saat dimakan oleh hewan, kemudian berkembang pada saluran cerna lalu akan dikeluarkan lagi bersamaan kotorannya. (Baca juga: Bahaya herpes bagi Ibu hamil , Toxoplasma pada Ibu hamil)

Oleh karenanya setelah kita menyentuh hewan atau segala sesuatu lainnya, kita perlu selalu mencuci tangan, agar tidak terinfeksi. Diketahui bahwa semakin tua usia kehamilan, semakin tinggi resiko terinfeksi parasit ini dan bisa saja penyakit toksoplasma bahkan tidak memberikan gejala sama sekali. Namun dikatakan bahwa infeksi toksoplasma bisa mengenai janin juga mencapai 40%. Oleh karenanya, walapun kadang tidak bergejala, namun infeksi ini dapat menyebabkan keguguran dan bayi cacat. Oleh karenanya, kita tetap perlu mengenali gejala yang bisa saja timbul akibat infeksi ini serte dampaknya pada janin

Gejala Toxoplasma Pada Ibu Hamil

1. Demam

Demam merupakan salah satu reaksi tubuh yang terjadi akibat adanya infeksi. Dikatakan bahwa demam merupakan salah satu metode tubuh untuk mempertahankan diri terhadap infeksi yang terjadi pada tubuh. Akibat adanya infeks, maka sel yang terinfeksi mengalami radang sehingga menimbulkan suatu mekanisme pelepasan suatu zat yang mampu menstimulasi pusat pengaturan suhu di otak. Terstimulasinya pusat pengaturan suhu menjadi demam, bertujuan untuk membunuh mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memang ada yang tidak dapat bertahan dengan suhu panas. Namun sayangnya hal tersebut tidak belaku untuk semua mikroorganisme. Pada toksoplasmosis atau penyakit toksoplasma terjadi akibat infeksi dari parasit yang disebut T. Gondii. (Baca juga: Demam saat hamil , Posisi Tidur Yang Baik Saat Hamil)

2. Nyeri otot atau pegal-pegal

Nyeri otot atau pegal-pegal dapat terjadi akibat infeksi dari toksoplasma. Walaupun gejala ini kurang ditemukan, namun dapat terjadi dan dialami oleh Ibu hamil. Gejala ini terjadi akibat infeksi yang telah masuk ke dalam tubuh. (Baca juga: Toxoplasma bagi Ibu hamil , Penyebab Janin Cacat Sejak dalam Kandungan)

3. Kelelahan

Umumnya orang dengan infeksi, cenderung metabolisme selnya meningkat. Peningkatan metabolisme sel atau kerja sel tentu akan meningkatkan kerja jaringan. Hal ini bertujuan agar sel-sel yang sehat dapat bertahan dan tidak mengalami sakit seperti sel yang terinfeksi. Sel yang terinfeksi atau rusak akan diregenaris, jika tidak maka akan dihancurkan oleh tubuh. Hal tersebut membutuhkan peningkatan kerja seluruh sel tubuh. Akibatnya hal tersebut dapat membuat tubuh menjadi rasa lelah. Selain itu, selama terjadinya infeksi biasa, Ibu hamil juga cenderung kurang makan. Sehingga asupan energi tubuh tidak mencukupi, terutama dikeadaan sakit dimana tubuh membutuhkan nutrisi yang besar untuk meningkatkan kekebalan tubuh. (Baca juga: Bahaya anjing bagi Ibu hamil , Penyebab Keguguran Berulang)

4. Radang tenggorokan dan flu

Gejala ini juga jarang dialami oleh penderita. Akibat dari infeksi toksoplasma ternyata juga dapat menyebabkan gangguan padan sistem pernapasan seperti tenggorokan yang mengalami radang hingga menyebabkan terjadinya nyeri. Selain itu pada Ibu hamil yang mengalmi toksoplasmosis juga bisa saja mengalami gejala flu layaknya flu biasa. (Baca juga: Gejala adanya kista di rahim , Pantangan Ibu Hamil Muda)

5. Pembengkakan kelenjar getah bening

Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan reaksi tubuh terhadap adanya suatu infeksi. Dalam kasus ini, infeksi sendiri terjadi akibat invasi dari parasit T. Gondii. Akibatnya kelenjar getah bening akan mengalami fungsi melawan penyebab infeksi hingga dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan kelenjar. Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya paling sering terjadi pada kelenjar getah bening yang ada disekitar leher. Belum diketahui apakan pembengkakan dikarenakan infesi yang juga menyebabkan radang di tenggorokan. Pada Ibu hamil dengan pembengkakan kelanjar biasanya tidak mengalami nyeri.namun bukan berarti tidak ada kasus yang selalu tidak mengalami nyeri. (Baca juga: Larangan untuk Ibu hamil muda , Bahaya Janin Terlalu Lama Di Kandungan)

6. Abortus (Keguguran)

Arbotus atau keguguran sering terjadi pada masa kehamilan trimester awal. Hal ini terjadi pada sekitar awal 12 minggu awal kehamilan atau 3 bulan awal kehamilan. Hal ini karenakan karena Ibu yang mengalami toksoplasmosis yang berasal dari infeksi primer. Darah yang terdapat infeksi berupa T. gondii, kemudian melaluibaliran darah masuk menembus plasenta. Infeksi yang terjadi pada plasenta menyebabkan plasentitis. Plasentitis kemudian menyebabkan keadaan plasenta tidak sehat dan menjadi faktor resiko tidak dapat tumbuhnya plasenta dan janin sehingga dapat mengalami keguguran. Selain dapat menyebabkan keguguran pada Ibu hamil dengan trimester awal, toksoplasmosis juga bisa menyebabkan janin mengalami cacat bawaan. (Baaca juga: Bahaya MSG untuk Ibu hamil , Minuman yang Menyebabkan Keguguran)

7. Hidrosefalus pada janin

Hidrosefalus merupakan keadaan dimana bayi mengalami peningkatan tekanan di dalam tengkorak dan kemudian menekan otak. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya infeksi pada saat masa kehamilan. Sehingga ketika lahir bayi secara perlahan-lahan mengalami keluhan berupa rewel, seiring waktu pertumbuhan kepala semakin membesar dan dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan mental pada masa pertumbuhan. (Baca juga: Akibat keguguran , Tanda Keguguran Tanpa Pendarahan)

8. Bayi lahir prematur

Keadaan bayi lahir prematur terjadi umumnya pada usia kehamilan tua, namun usia janin masih belum mencukupi (umumnya belum 34 minggu). Hal ini dapat dikarenakan keadaan yang mirip dengan mekanisme pada abortus atau keguguran, namun terjadi pada usia kehamilan tua, sedangkan keguguran terjadi pada usia kehamilan muda. Akibat infeksi parasit kedalam tubuh Ibu hamil, kemudian dari Ibu hamil akan menginfeksi melalui pembuluh darah plasenta sehingga menyebabkan plasenta menjadi radang plasentitis dan menyebabkan mudah terjadinya partus atau persalinan dini walaupun usia kehamilan belum mencukupi. (Baca juga: Penanganan keguguran berulang , Janin yang Meninggal Dalam Kandungan)

Keadaan bayi prematur sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh penyakit toksoplasma atau toksoplasmosis. Ada banyak faktor resiko lain yang bisa menyebabkan kejadian bayi lahir prematur. Namun keadaan terinsfeksi toksoplasma juga menjadi faktor resiko. Jika infeksi sudah terjadi pada trimester-trimester awal dan tidak terjadi keguguran, maka pada saat bertahan hingga lahir prematur tersebut bayi perlu diperiksa baik-baik, karena bisa saja bayi mengalmai kelainan bawaan atau cacat lahir bawaan akibat terjadinya infeki pada masa pembentukan organ. (Baca juga: Tanda-tanda melahirkan prematur , Emosi Tidak Stabil Saat Hamil)

9. Kamatian janin di dalam kandungan

Kematian janin di dalam kandungan atau biasa disebut Intra Uterine Fetal Death yang disingkat IUFD, dapat juga terjadi karena diakibatkan infeksi toksoplasma. Keadaan infeksi yang kemudian menyerang plasenta yang membuat plasenta mengalami gangguan. Hal tersebut membuat tidak lagi dapat menyalurkan nutrisi dan oksigen dikarenakan terganggunya aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen menuju janin. Selain itu, akibat infeksi toksoplasma, bisa saja plasenta mengalami pelepasan plasenta dari dinding rahim terlalu cepat. Akibat dari hal tersebut, membuat kondisi janin menjadi gawat janin dan terancam karena bisa kekurangan oksigen dan darah. Dalam waktu lama, hal ini menyebabkan bayi koma dan kemudian dapat meninggal di dalam kandungan. (Baca juga: Ciri-ciri bayi lahir prematur , Makanan yang Dapat Menyebabkan Keguguran)

10. Mikrosefalus atau Anensefalus

Mikrosefalus merupakan keadaan dimana kondisi kepala bayi yang lahir berukuran kecil. Sedangkan anensefalus, merupakan keadaan dimana ketika bayi lahir tidak terdapat tengkorak sebagai pelindung otak. Kedua hal tersebut bisa terjadi akibat infeksi toksoplasma pada masa awal kehamilan atau trimester awal. Pada masa kehamilan tersebut, merupakan masa pembentukan organ-organ tubuh janin. Namun pembentukan organ tersebut menjadi terganggu dikarankan adanya infeksi yang menembus plasenta. (Baca juga: Bahaya pulusi untuk Ibu hamil , Obat Sakit Kepala untuk Ibu Hamil)

11. Gangguan mata pada bayi

Gangguan mata pada bayi terjadi akibat infeksi yang menembus plasenta dan menginfeksi organ mata. Akibat infeksi tersebut terjadi gangguan yang abnormal pada retinamata sehingga dapat menyebabkan terganggunya fungsi penglihatan. Kelanian mata yang sering terjadi biasanya juga bisa berupa penglihatan kabur, mata juling, nistagmus bahkan katarak pada bayi. (Baca juga: Bahaya merokok saat hamil , Penyebab Mual Saat Hamil)

fbWhatsappTwitterLinkedIn