Mastitis Pada Ibu Menyusui : Penyebab – Gejala – Perawatan dan Pencegahan 

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Mastitis adalah sebuah kondisi yang sering dialami oleh ibu menyusui dan menjadi komplikasi masa nifas yang sering terjadi. Mastitis menyebabkan jaringan pada satu atau dua payudara mengalami peradangan sehingga akan terasa sangat sakit. Peradangan bisa terjadi pada bagian payudara secara menyeluruh atau sebagian payudara saja. Bagian payudara yang terkena mastitis akan terlihat merah, sangat sakit, sakit ketika disentuh dan membuat ibu tidak bisa menyusui dengan baik. Peradangan dan pembengkakan pada mastitis bisa disebabkan oleh infeksi atau bukan infeksi. Jika ibu mengalami infeksi maka mastitis sering disertai dengan demam tinggi. (baca: cara mengobati puting lecet saat menyusui)

Penyebab Mastitis

  1. Susu tidak bisa kosong dari payudara

Kondisi ASI yang tidak keluar sepenuhnya dari payudara bisa menyebabkan mastitis pada ibu menyusui. Hal ini sering disebut dengan kondisi susu statis dalam payudara. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan susu tidak pernah bisa kosong dari payudara, seperti:

  • Anda tidak menyusui dengan posisi yang benar sehingga membuat bayi tidak bisa menyerap ASI dengan baik.
  • Bayi tidak bisa menghisap ASI dengan baik karena berbagai masalah seperti kemampuan yang kurang baik, kelainan bentuk lidah bayi, kelainan langit-langit mulut bayi dan posisi yang tidak nyaman untuk bayi. (baca: penyebab bibir sumbing pada janin – penyebab janin cacat sejak dalam kandungan)
  • Anda jarang menyusui bayi terutama saat malam hari saat bayi tidur.
  • Bagian puting atau salah satu payudara sakit sehingga Anda tidak bisa menyusui.
  • Trauma pada bagian payudara yang bisa menyebabkan saluran kelenjar susu di payudara tidak bisa bekerja dengan baik.
  • Sistem kekebalan tubuh ibu sangat lemah sehingga menyebabkan protein dalam ASI justru bisa menyebabkan peradangan dalam payudara dan ASI tidak bisa keluar dengan baik.
  1. Infeksi

ASI sebenarnya memiliki kondisi lingkungan yang bisa melawan perkembangan bakteri. Namun ketika ada ASI yang tidak keluar dari payudara maka bisa menyebabkan bakteri tumbuh dan memicu peradangan atau infeksi. Selain ini ada beberapa penyebab infeksi, yaitu:

  • Ada beberapa bakteri yang masuk ke jaringan payudara melewati celah-celah kecil yang ada dibagian puting payudara.
  • Bakteri bisa saja berasal dari bagian mulut bayi yang terkena infeksi dari luar dan menyebar saat bayi menghisap ASI.
  • Ibu mengalami masalah pada kesehatan puting payudar seperti puting yang terluka karena terlalu sering memompa ASI, penggunaan pompa ASI yang tidak benar, bayi mengalami kelainan langit-langit mulut dan bibir bayi pecah yang menyebabkan puting payudara terluka.
  1. Stres dan kelelahan

Ibu yang baru pertama kali menyusui seperti pada bulan pertama kelahiran bayi biasanya sangat rentan dengan stres dan rasa lelah yang berlebihan. Ketika kondisi ibu sedang lemah, banyak pikiran dan lelah maka ASI mengalami efek yang berbeda. ASI mungkin tidak sepenuhnya keluar dari payudara karena kelenjar susu tidak bekerja dengan baik. Ibu mungkin juga mengalami sindrom baby blues pasca melahirkan. Hal ini juga bisa menyebabkan mastitis.

Gejala Mastitis

  1. Merah dan bengkak pada satu atau dua bagian payudara.
  2. Bagian payudara yang bengkak akan terasa panas dan sakit saat disentuh.
  3. Terjadi pembengkakan yang dibagian dalamnya akan terasa benjolan dan keras saat disentuh.
  4. Rasa sakit seperti panas dan nyeri terus menerus saat sedang menyusui atau tidak sedang menyusui.
  5. Mengeluarkan butiran putih dan mengandung darah dari bagian payudara.
  6. Suhu tubuh tinggi, demam dan menggigil.
  7. Tubuh menjadi sangat lelah.

Diagnosa Mastitis

Pemeriksaan mastitis dilakukan oleh dokter dengan melihat gejala dan pemeriksaan payudara secara langsung. Namun pemeriksaan lain diperlukan jika ada beberapa kondisi atau faktor tertentu, seperti:

  1. Gejala mastitis yang dialami sangat berat sehingga tubuh ibu menjadi sangat lemah
  2. Sering mengalami mastitis meskipun menyusui dengan benar dan aktif.
  3. Sudah mendapatkan perawatan baik dengan obat atau antibiotik namun mastitis tidak sembuh.
  4. Sering mastitis meskipun sudah berhenti menyusui. Dokter mungkin akan mencari penyebab mastitis lainnya dan melakukan pemeriksaan dengan mammmogram.

Perawatan Mastitis

Ketika gejala mastitis tidak terlalu parah dan Anda bisa bisa mencoba untuk merawat sendiri, maka Anda bisa melakukan beberapa langkah dibawah ini:

  1. Mulailah mengosongkan payudara dengan baik dan lembut. Anda bisa cara memompa ASI saat bayi sedang minum ASI pada sisi satu payudara. Anda bisa melakukan cara menyimpan ASI perah untuk bayi atau jika Anda takut itu ditolak bayi maka Anda bisa membuangnya. (baca: cara memberikan ASI perah – cara memerah ASI dengan tangan)
  2. Biasakan untuk memberikan ASI sesering mungkin kepada bayi. Biarkan bayi menyusui dengan benar dan puas serta jangan menghentikan paksa saat bayi sedang menyusui. Cara ini bisa membantu agar ASI tidak terlalu penuh dalam payudara.
  3. Periksa apakah cara menyusui bayi Anda sudah benar. Jika bayi mendapatkan ASI dengan benar maka biasanya bagian payudara akan terasa seperti kesemutan atau ada susu yang bocor dari payudara secara alami. Biarkan bayi menelan ASI dengan baik dan melakukan proses ini secara alami. (baca: tips menyusui agar bayi tidak muntah)
  4. Biasakan untuk menyusui dengan posisi yang benar, Anda bisa mencoba berbagai posisi yang paling nyaman untuk bayi Anda. (baca: menyusui sambil tiduran – cara menyusui bayi kembar – tips menyusui bayi kembar)
  5. Gunakan bra yang sangat longgar atau jangan menggunakan bra saat terkena mastitis.
  6. Ketika Anda menyusui maka biasakan tubuh Anda bersantai sehingga ASI benar-benar bisa kosong dari payudara.
  7. Buat pijatan yang nyaman dan santai untuk bagian lengan, kaki, leher, punggung dan tangan agar Anda bisa lebih santai saat menyusui.
  8. Tahan rasa tidak nyaman saat menyusui dan tarik nafas dalam-dalam untuk membantu semua ASI keluar dari payudara.
  9. Pijat bagian payudara ketika menyusui bayi sehingga bisa membuat ASI keluar dari payudara.
  10. Kompres payudara dengan handuk yang hangat atau dingin. Cara ini bisa membantu mengurangi pembengkakan dan rasa tidak nyaman karena mastitis.
  11. Kompres dengan handuk hangat atau es batu yang dibungkus handuk untuk membantu ASI bisa keluar dari payudara dengan baik.
  12. Benamkan bagian payudara Anda dengan air hangat dalam bak atau wadah khusus yang bersih. Cara ini bisa membantu agar mastitis berkurang dan sembuh.
  13. Istirahat sebanyak mungkin. Istirahat bisa membantu tubuh Anda mengelola mastitis pada ibu menyusui secara alami. Anda bisa istirahat di tempat tidur sambil mengosongkan bayi atau tidur bersama dengan bayi. Jika Anda kurang istirahat maka mintalah bantuan orang lain untuk membantu merawat bayi.
  14. Ibu bisa menggunakan obat penghilang demam dan rasa sakit seperti ibuprofen dan parasetamol ketika merasa mastitis yang sangat berat.

Cara Mencegah Mastitis

  1. Pastikan bahwa bayi Anda bisa menghisap ASI dengan benar ketika menyusui.
  2. Pastikan Anda bisa menyusui dengan posisi yang benar sehingga tidak menghambat ASI keluar.
  3. Biasakan untuk menyusui bayi sesering mungkin dan memancing bayi untuk minum ketika mereka sudah lama tidak minum, atau ketika sedang tertidur pada malam hari.
  4. Jangan pernah menunda untuk menyusui baik saat bayi memintanya atau tidak.
  5. Jika bayi tidak menyusui sesuai jadwal atau kebiasaan maka Anda bisa memompa ASI.
  6. Jika payudara sudah terasa penuh dan tidak nyaman maka segera bangunkan bayi untuk minum. Jika tidak jangan lupa untuk tetap memompa ASI.
  7. Jangan pernah menekan bagian payudara terlalu keras karena bisa menyebabkan trauma.
  8. Usahakan untuk bisa istirahat dengan baik saat menyusui atau saat bayi Anda tidur. Anda bisa ikut tidur ketika bayi sedang tidur pada perawatan bayi yang baru lahir.
  9. Jika bayi Anda sering menyusui pada salah satu sisi payudara maka kosongkan sisi payudara yang lain dengan memompa ASI.
  10. Jangan memberikan minuman lain kepada bayi, cara ini bisa membantu bayi Anda tetap membutuhkan ASI dari payudara dan payudara Anda menjadi lebih sehat.

Apakah Anda Harus Berhenti Menyusui Saat Mastitis?

Banyak ibu yang merasa khawatir saat terkena mastitis dan berhenti menyusui pada saat terkena mastitis. Namun ternyata saat mastitis maka Anda harus tetap menyusui. Cara ini bisa membantu mengosongkan payudara sehingga mastitis bisa sembuh secara alami. Anda mungkin akan merasa sangat sakit ketika menyusui karena itu terapkan kompres dingin atau hangat pada payudara. Jika bayi tidak suka dengan ASI saat mastitis maka cobalah untuk memompa ASI. Cara ini bisa membantu agar mastitis bisa sembuh dan Anda tidak mengalami peradangan yang buruk. Jangan memberikan minuman selain ASI saat terkena mastitis, karena bayi Anda mungkin akan bereaksi untuk tidak menerima ASI lagi.

Apakah Mastitis bisa Menyebabkan Bayi Sakit?

Pada dasarnya mastitis pada ibu menyusui sama sekali tidak akan menyebabkan bayi sakit. Justru menyusui saat terkena mastitis sangat baik untuk ibu. Namun jika bayi mengalami masalah seperti sakit akibat dilahirkan secara prematur atau menerima perawatan yang lain,maka sebaiknya ASI tidak diberikan. ASI yang dihasilkan saat mastitis biasanya mengandung kadar natrium yang tinggi, namun biasanya kadar garam akan menurun setelah disimpan selama beberapa jam atau hari. Karena itu berikan ASI setelah ASI disimpan untuk bayi yang mendapatkan perawatan.

Semua ibu yang menyusui bisa terkena mastitis kapan saja. Karena itu ibu bisa mencoba untuk melakukan pencegahan mastitis dan perawatan mastitis untuk menghindari efek mastitis yang lebih berat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn