9 Penyebab Bayi Belum Lahir Padahal Sudah Waktunya Bersalin

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyebab bayi belum lahir padahal sudah waktunya bisa dikarenakan beberapa faktor. Umumnya dokter memprediksikan bayi lahir ketika usia kehamilan mencapai 37 minggu. Namun demikian, tak menutup kemungkinan ibu melahirkan sebelum hari perkiraan (HPL) ataupun sesudahnya. Lalu apakah ibu harus khawatir akan hal tersebut? Tidak perlu, sebab kondisi itu cukup wajar. Namun alangkah baiknya jika ibu berkonsultasi dengan dokter. Bisa saja keterlambatan itu dikarenakan salah hitung usia kehamilan atau faktor lainnya. Maka itu, untuk lebih memastikana biasanya dokter melakukan pengecekan dengan alat USG. Apabila bayi belum lahir hingga melebihi 2-3 minggu dari HPL (hari perkiraan lahir) maka patut diwaspadai.

Baca juga:

Nah, berikut ini beberapa penyebab bayi belum lahir padahal sudah waktunya. Simak ya!

  1. Kehamilan anak pertama

Apakah ini kehamilan anak pertama ibu? Jika iya, barangkali itulah yang menjadi penyebab bayi belum lahir padahal sudah waktunya. Menurut hasil survey yang di lakukan di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat mengemukakan bahwa kehamilan pertama cenderung terlambat dari HPL. Dalam artian melebihi 9 bulan. Data dari penelitian tersebut mencatat sekitar 80-83% ibu hamil melakukan persalinan pada minggu ke 39-41. Namun demikian, tidak ada efek samping tertentu. Bayi lahir sehat dan ceria. (baca: Cara cepat hamil setelah keguguran)

  1. Perhitungan usia kehamilan kurang tepat

Faktor lain yang sering menjadi penyebab ibu mengalami terlambat melahirkan yakni salah hitung usia kehamilan. Kondisi ini cukup sering terjadi, dimana ibu keliru memperkirakan waktu persalinan. Ibu tidak menyadari kapan ia pertama kali mengandung, hingga beberapa minggu baru deh teridentifikasi jika sedang hamil. Akibatnya ibu pun mensalahtafsirkan HPL (hari perkiraan lahir). Nah, untuk menghindari kekeliruan dalam menghitung usia kehamilan, ada beberapa tips yang bisa dicoba. Diantaranya yakni:

  • Mencatat siklus kehamilan

Ketika ibu mengalami keterlambatan menstruasi, maka segeralah mengecek kehamilan dengan test pack atau tes urine di laboratorium. Dengan begitu kehamilan bisa teridentifikasi tepat waktu.

  • Kalkulator kehamilan

Beberapa orang juga merumuskan bahwa HPL bisa dihitung dari hari terakhir menstruasi. Dengan rumus ini masa persalinan diperkirakan akan datang setelah minggu ke-40. Namun cara ini kurang akurat dan tidak bisa dipraktekkan oleh wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak lancar.

Menghitung HPL dengan berpedoman pada rumus kehamilan bisa menggunakan rumus Naegele, caranya:

Waktu kelahiran: “(Hari+7), (Bulan haid-3 bulan), (Tahun haid+1)

Jadi semisal Anda terakhir menstruasi pada tanggal 10 April 2017, maka perkiraan waktu lahir dihitung:

(Tanggal: 10+7=17), (Bulan   : 4-3 = 1), (Tahun: 2017+1 =2018).  Jadi perkiraannya 17 Januari 2018

  • Menghitung masa ovulasi

Masa ovulasi merupakan masa-masa subur wanita. Biasanya jika seseorang bisa mengingat masa ovulasinya maka waktu perkiraan lahirnya dapat diprediksi oleh dokter. Beberapa cara untuk mengetahui masa ovulasi dengan melihat lendir serviks, mengukur dengan termometer suhu basal, menggunakan alat tes ovulasi, atau periksa ke dokter.

Baca juga:

  • Pemeriksaan dengan USG

Cara yang lebih pasti untuk memprediksi usia kehamilan yakni dengan pemeriksaan USG di rumah sakit atau klinik. Umumnya janin baru dapat dideteksi dengan USG saat usia kehamilan memasuki minggu ke-4.

  • Pemeriksaan dengan HCG

Cara lain untuk mengetahui usia kehamilan yakni dengan pemeriksaan HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Pemeriksaan ini dilakukan melalui sampel darah atau urine milik ibu hamil. Umumnya tes HCG dapat berhasil saat usia kehamilan memasuki minggu ke-3 dan ke-4.

Baca juga:

  1. Pernah memiliki riwayat telat persalinan

Selanjutnya keterlambatan waktu lahir atau dikenal sebgaai postmatur juga bisa disebabkan ibu pernah mengalami riyawat telat bersalin sebelumnya. Jika ibu pernah melahirkan di usia kehamilan 30-42 minggu, maka di kehamilan kedua bisa terulang kembali. Meski demikian hal ini tetap bisa dicegah. Caranya dengan menerapkan pola hidup sehat selama kehamilan. Mislanya saja memperbanyak konsumsi makanan bergizi, menghindari pekerjaan yang terlalu berat namun tetap bergerak dengan mengikuti kelas senam hami atau melakukan aktivitas ringan, serta hindari stress berlebihan. Selain itu, jangan lupa untuk selalu berpikiran positif dan berdoa kepada Tuhan. (baca:  Cara Mengatasi Perut Gatal Setelah Melahirkan Caesa)

  1. Ada keluarga yang pernah mengalami hal sama (Faktor Keturunan)

Jika Anda memang tidak pernah memiliki riwayat telah melahirkan, tapi masih mengalami postmatur maka kemungkinan hal itu disebabkan faktor keturunan. Ada keluarga yang pernah mengalami hal demikian. Dan kondisi itu menurun pada Anda. Namun demikian, peluangnya tidak cukup besar. Selama Anda bisa menjaga kesehatan dan sering melakukan aktivitas yang dapat membantu merangsang persalinan, seperti senam, berenang atau lainnya maka insyaAllah proses kelahiran akan tepat waktu. (baca:  Cara Mengecilkan Perut Buncit setelah Melahirkan Caesar )

  1. Kelainan pada janin

Penyebab bayi belum lahir padahal sudah waktunya juga bisa dikarenakan adanya kelainan pada janin. Misalnya seperti sindrom down, sindrom edward, sindrom patau, fokomelia, teratoma, fenilketinoria, selosomi, hipotiroid konginetal, anensefalus, dan kelainan genetik lainnya. Beberapa dari kelainan tersebut tidak bisa terdeteksi di usia dini. Bahkan umumnya dokter baru mengetahui setelah bayi dilahirkan. Untuk memperkecil risiko bayi lahir cacat, sebaiknya ibu berhati-hati dalam menjaga kondisi kehamilannya. Usahakan memperbanyak waktu untuk rileksasi, sebab keadaan mental yang buruk pada ibu bisa mempengaruhi kesehatan janin dalam rahim. Oleh sebab itu, buat para suami jagalah hati istrimu saat hamil ya!

Informasi kelaian janin :

  1. Hamil anak laki-laki

Kehamilan anak laki-laki juga menjadi faktor risiko bayi terlambat lahir dari waktu perkiraannya. Meski pernyataanya ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah, namun data menunjukkan kebanyakan wanita yang terlambat melahirkan adalah wanita yang mengandung bayi laki-laki. Menurut penelitian, ibu yang mengandung bayi laki-laki cenderung rentan mengalami komplikasi, seperti pre eklampsia, diabetes gestasional, bayi lahir cacat, hingga kemungkinan operasi caesar. Meski demikian, ibu tak perlu khawatir. Yang terpenting jalani kehamilan dengan rileks, meningkatkan asupan nutrisi, dan perbanyak berdoa. (baca: Ciri-ciri hamil laki-laki, Cara hamil anak kembar laki laki dan perempuan)

  1. Mengidap Hipotiroidisme

Penyebab lain terlambatnya waktu hamil yakni kondisi ibu yang mengidap gangguan tiroid atau lebih tepatnya hipotiroidisme. Kondisi ini terjadi ketika produksi hormon tiroid dalam tubuh menurun disebabkan adanya kelainan pada kelenjar tiroid akibat kekurangan yodium. Kondisi ini patut diwaspadai. Ibu hamil yang mengandung janin hipotiroidisme berisiko mengalami keterlambatan persalinan. Anak pengidap hipotiroidisme biasanya menunjukkan gejala berat badan berlebih, mata tampak bengkak, lambat dalam berbicara, kulitnya bersisik dan kering, konstipasi, rambutnya tipis dan mudah kedinginan. (Baca Juga: Proses PersalinanResiko Operasi Caesar)

  1. Ibu mengalami kegemukan (obesitas)

Umumnya seorang wanita yang hamil cenderung mengalami kenaikan berat badan. Kondisi ini sangat normal sebab adanya janin yang dikandung dalam rahim serta dipicu perubahan kadar hormon dalam tubuh. Meski demikian, perlu diperhatikan juga selisih kenaikannya. Usahakan jangan sampai berlebihan. Ibu hamil yang mengidap obesitas rentan mengalami kelainan, termasuk terlambatnya waktu persalinan. Maka itu, sebaiknya ibu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan bernutrisi Misalnya buah-buahan, sayuran, ikan salmon, susu khusus ibu hamil, telu r serta lainnya. Dan ingat juga, batasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, seperti makanan cepat saji (pizza, burger, kentang goreng, dan lain-lain)

Baca juga:

  1. Kekurangan Enzim Sulfatase

Penyebab bayi terlambat lahir memang belum dapat dipastikan. Namun beberapa tim medis juga sudah mulai meneliti dan melakukan survey. Dan salah satu hasinya menjelaskan bahwa penyebab telatnya persalinan yakni rendahnya kadar enzim sulfate yang ada dalam plasenta. Kondisi ini bisa dipicu karena ibu kekurangan asupan nutrisi, terlalu lelah dan stress. (baca:  Proses Pembukaan Saat MelahirkanTanda Bahaya Persalinan)

Risiko Bayi Terlambat Lahir dari HPL

Bayi terlambat lahir memang sering terjadi dan tidak memicu hal-hal berbahaya. Namun demikian, tak menutup kemungkinan kondisi ini menyebakan risiko-risiko tertentu. Seperti:

  • Cairan ketuban menjadi berkurang
  • Bayi berisiko mengalami komplikasi atau gangguan pada saluran pernafasannya
  • Gangguan pada plasenta, sehingga asupan nutrisi dan oksigen untuk janin pun menjadi menurun
  • Komplikasi atau gangguan kesehatan pada ibu
  • Bayi berisiko meninggal dalam rahim

Baca juga: Akibat operasi caesarOperasi caesar keduaPemulihan pasca operasi caesarPerut gatal setelah melahirkan caesar– Ciri ciri Kontraksi Akan Melahirkan

Untuk menghindari keterlambatan lahirnya bayi, terdapat beberapa tips yang bisa ibu lakukan. Diantaranya dengan bergerak aktif (seperti jalan kaki di pagi hari, senam hamil, dan sebagainya), hindari pekerjaan yang memberatkan, meningkatkan kemesraan dengan suami, konsumsi manakan bernutrisi tinggi, perbanyak waktu berileksasi untuk menghindari stress, hindari mengonsumsi jamu yang tidak jelas, dan sering-seringlah berkonsultasi dengan dokter kandungan. Semoga ulasan diatas dapat membantu.

fbWhatsappTwitterLinkedIn