BAB atau buang air besar adalah proses normal yang dialami oleh manusia. Namun bagaimana jika bab dirasakan setelah makan? Apalagi jika yang mengalami nya adalah anak khususnya balita.
Sebagai orang tua kita pasti khawatir dengan kondisi anak tersebut. Normalkah? Kata para ahli hal tersebut adalah hal yang normal. Walaupun jika yang dialami adalah terus menerus, hal tersebut patut di waspadai.
Agar mempunyai penanganan yang tepat, ada baiknya kita mengetahui penyebab dari bab yang dilakukan setelah makan. Berikut penyebabnya.
Situasi ini umum terjadi, dan akan bervariasi pada tiap orang. Refleks Gastrokolik ialah reaksi yang akan terjadi saat makanan dimasukkan ke dalam lambung.
Namun tak perlu khawatir, penyebab ini merupakan reaksi yang normal. Saat makanan masuk ke lambung, tubuh akan mengeluarkan berbagai hormon yang menyebabkan usul besar berkontraksi.
Dengan demikian makanan dapat berpindah melalui usus hingga menjadi kotoran yang dikeluarkan oleh tubuh.
Pada beberapa orang, refleks gastrokolik tergolong ringan dan tidak menimbulkan gejala apapun. Sementara pada sebagian orang lainnya, refleks ini bisa cukup parah hingga keinginan untuk BAB setelah makan sering terjadi.
Penyebab anak sering buang air besar setelah makan adalah inkontinensia tinja. Penyebab ini perlu dikhawatirkan, karena tidak ada atau tubuh tidak bisa mengendalikan keinginan untuk BAB.
Hal ini berakibat bahwa tinja akan langsung keluar begitu saja tanpa menimbulkan gejala. Dan berikut ini adalah penyebabnya :
Bagi Anda yang mengalami inkontinensia tinja, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Dengan ini, dokter akan menjelaskan berbagai cara untuk menangani kondisi Anda.
Usus akan menjadi sangat aktif ketika lapisan dalamnya mengalami radang atau iritasi. Hal inilah yang menyebabkan waktu cerna yang singkat pada usus halus maupun besar.
Makanan yang sudah dicerna oleh lambung akan bergerak cepat di dalam usus halus maupun besar. Gangguan usus seperti inilah yang menyebabkan dorongan untuk buang air besar setelah makan.
Penyakit pencernaan yang memengaruhi kerja usus besar. Kondisi ini membuat gerakan usus Anda menjadi terganggu dan tidak normal. Beberapa gejala yang muncul jika Anda mengalami irritable bowel syndrome adalah kontraksi perut dan keinginan BAB yang terlalu sering, perut kembung, dan diare.
Kondisi ini muncul akibat sistem kekebalan tubuh mendeteksi bahan makanan tertentu sebagai kandungan berbahaya. Akibatnya, tubuh melepaskan senyawa khusus yang membuat Anda mengalami reaksi alergi.
Salah satu ciri-ciri bayi alergi makanan yang bisa muncul adalah diare. Sementara itu, intoleransi makanan adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna suatu zat makanan tertentu.
Umumnya, kondisi ini diakibatkan tubuh kekurangan atau tidak memiliki enzim untuk mencerna makanan dengan baik. Selain itu, kondisi ini juga diakibatkan oleh tubuh sensitif terhadap bahan tambahan makanan dan stres psikologis.
Akhirnya, anak pun rentan mengalami gangguan pencernaan sesaat setelah mengonsumsi makanan tertentu. Pada fase ini, masalah yang kerap muncul adalah diare. Adapun agar tidak terlambat penanganan, ada cara mengatasi diare pada anak yang patut diketahui oleh para orang tua.
Ada beberapa jenis makanan untuk anak yang dapat meningkatkan refleks gastrokolik. Berikut daftarnya :
Makanan-makanan tersebut sebaiknya Anda hindari agar keinginan buang air besar sehabis makan tidak terus mendera dan mengganggu kenyamanan anak. Orang tua juga harus paham apa saja makanan yang mengandung lemak jahat agar dapat memberi makan dengan aman.
Untuk beberapa orang, stres juga dapat memicu intensitas refleks Gastrokolik. Cara menghilangkan stres Solusinya adalah sebaiknya lebih pintar mengatur pola pikiran yang mempengaruhi tingkat stress Anda. Adapun agar anak tidak mudah stres ada cara Mengatasi Anak Yang Tertekan Agar Tidak Stres.
Saat keinginan BAB disebabkan penyakit asam lambung atau gangguan pencernaan lainnya. Dokter akan mendiagnosis dan akan mengobati kondisi medis tersebut. Tergantung dari berbagai tingkat keparahannya.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…