Dampak membentak anak sangat berbahaya bagi otak dan perkembangannya, karena akan memberikan efek negatif. Masa kecil merupakan salah satu masa pertumbuhan yang krusial. Pada tahapan ini pola pikir, kognitif, daya ingat, serta kreatifitas sedang di bentuk. Mereka masih memasuki dalam tahapan masa emas. Dalam alur pikirnya masih dalam tahapan perkembangan. Maka rasa ingin tahu tinggi, ia cenderung suka untuk melakukan hal hal baru. Ia berusaja untuk mencoba memuka tabir tabir kehidupan yang di anggapnya menarik dan menantang.
Membentak anak yang ngeyel sangat berbahaya bagi diri dan otaknya
Anak yang ngeyel atau susah di atur memang sudah biasa. Namun apakah hal Ini baik untuk perkembangan motorik, psikologis, dan kognitifnya? Ternyata menurut penelitian yang sudah di lakukan di beberapa negara, dampak membantak anak yang ngeyel tidak baik. Efek yang di timbulkan bukan hanya membuat anak diam pada saat itu juga. Namun dalam waktu jangka panjang, juga memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Apa sajakah?
1. Anak akan meniru apa yang anda lakukan
Sudah menjadi kebiasaan, bahwa perilaku dan tindakan anak akan meniru dari orang tua yang mengasuhnya. Akan sama pula kasusnya jika anda sudah biasa untuk membentak anak anda saat di rumah. bukankah anak ngeyel pada usia 2 sampai 10 tahun adalah hal yang lumrah? Maka saat nantinya si anak besar, ia akan sama membentak anak generasi selanjutnya.
2. Cenderung berkepribadian mudah marah
Anak yang sudah sering kali di bentak, akan memiliki sikap mudah marah. Biasanya ia akan sama meluapkan emosinya dengan bentakan pula. Entah ia bisa balik membentak orang tua, temannya, atau orang lain yang ada di sekitarnya. Tentu saja kepribadian sering membentak ini akan membentuk perilaku mudah marah. Anak menjadi cenderung agresif dan sensitif.
3. Cenderung tidak memiliki rasa percaya diri
Biasanya anak yang di bentak ini adalah ia melakukan suatu hal, namun di halangi oleh bentakan orang tua. Dalam waktu jangka panjang, anak malah tidak menemukan kepercayaan dirinya. Ia terlalu takut untuk melakukan hal baru. Ia trauma untuk di bentak orang lain, karena ia sudah lelah untuk di bentak bentak orang tua masa kecil. Maka dari pada ia harus mengambil resiko berat, yang mana bisa memicu orang lain membentaknya, ia lebih baik mundur. Mengalihkan dengan hal lain.
4. Sel otak anak rontok
Pada saat anak bereksperimen hal hal yang baru, maka sel otak akan mulai bekerja. Sinaps sinaps atau jembatan antar sel akan mulai bergabungan dan membentuk jalan aliran elektro magnetik. Semakin banyak sinaps sinaps ini terhubung, maka semakin cerdas pula otak anak. Namun sayangnya, sel sinaps ini mudah sekali rontok. Salah satunya adalah dengan bentakan keras dari orang luar yang bisa mengguncang psikologis anak. Ini membuat sinaps yang awalnya menyambung, jadi terputus kembali. Bukan hanya satu saja yang terputus saat anak di bentak. Namun jutaan sel.
5. Tumbuh menjadi anak yang minder
Anak yang di besarkan dengan bentakan akan tumbuh menjadi orang yang minder. Ia cenderung tertutup pada temannya. Rasa percaya dirinya sangat rendah. Sebenarnya ia mampu melakukan beberapa hal yang baik. Namun karena rasa percaya diri yang rendah, maka ia akan menunda pekerjaan itu atau bahka tidak melakukannya. Ia merasa kurang dengan dirinya sendiri. dan terlalu menganggap orang lain itu sempurna.
6. Tumbuh sebagai anak pemberontak
Sejak kecil, anak akan belajar untuk bersikap dan berperilaku dari lingkungan yang membentuknya. Jika ia besar di bawah pengawasan orang yang suka membentak, kemungkinan ia akan besar menjadi anak yang suka memberontak. Mengapa? Sebab anak akan belajar dari bagaimana orang tuanya mendidik. Jika ia di didik dengan suara keras, maka saat dewasa ia akan belajar untuk berbicara dengan nada dan suara keras. Sama seperti saat orang tuanya mengajari kala kecil.
7. Kecerdasannya menurun
Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa anak yang terbiasa di didik dengan bentakan dikhawatirkan menimbulkan efek negatif. Salah satunya adalah terkait kecerdasan. Kemungkinan besar karena tidak bisanya sel sel otak yang bersambungan atau bersinapsis tadi tidak bisa memicu kecerdasannya dalam merangkai masalah dan menemukan solusinya. Tentu saja ini menyebabkan anak di nilai kurang cerdas dalam hal intelegensi.
8. Daya kreatifnya kurang
Anak dengan di bentak akan takut untuk melakukan hal hal baru. Ketertarikannya akan berkurang. Daya imajinatifnya juga mulai menurun. Sebab keterbatasan untuk melakukan hal baru sangat di kekang. Kebiasaan kecil untuk berperilaku penasaran dan ingin tahu ‘apa itu’ juga turun. Minat turun, akhirnya otak akan membuat pola baru. Yakni kreatifitasnya mulai menurun dari sebelumnya. Tentu saja bukan berdampak saat kecil saja. Namun nantinya saat besar, anak cenderung tidak akan menampilkan kreatifitasnya lagi.
9. Tidak bisa menghargai orang lain
Kemudian anak yang sudah biasa di bentak juga cenderung bersikap dingin. Ia sama sekali tidak peka dengan dirinya, apalagi dengan lingkungannya. Saat orang lain mendapatkan penghargaan, ia hanya menganggapnya angin lalu. Saat orang lain menyampaikan pendapat, ia hanya diam manggut manggut. Sama sekali tidak menunjukkan perilaku menghargai antar teman dan orang lain. Tentu saja ia bersikap seperti ini karena sejak kecil kehadirannya tidak di hargai oleh orang tuanya.
10. Sulit mengambil keputusan
Memang sudah sewajarnya jika anak tumbuh dengan bantuan dan bimbingan oleh orang tua. Namun hal ini tidak bisa di biarkan seperti ini terus menerus dan berlarut larut. Anak perlu untuk bisa mengambil tindakan, suatu keputusan untuk dirinya sendiri. sayangnya dengan didikan yang kerap kali di bentak, membuat mental anak menjadi ciut. Ia akan meminta bantuan orang lain saat hendak mengambil keputusan untuk hidupnya. Ia takut jika keputusan yang ia ambil salah, kemudian orang lain akan menyalahkan dirinya.
11. Anak sulit untuk berpikir jernih
Saat di bentak oleh orang lain, apa yang anda rasakan? Gemuruh emosi, marah, kecewa, dan sedih, semuanya berkumpul jadi satu bukan? Berkecambuk dalam hati anda bukan? Bahkan beberapa orang yang di bentak ingin sekali membalas bentakan tersebut. Namun kadang kala ia tidak memiliki kekuatan serupa untuk membentak balik. Akhirnya mereka sulit untuk berpikir jernih. Bahkan cenderung malah melakukan hal hal yang membahayakan untuk dirinya.
Kebiasaan sering di bentak membuat anak menjadi melakukan banyak hal membahayakan sebagai pelampiasan dari orang tuanya. Kemampuan berpikir jernih dalam keadaan tenang juga menurun. Sebab ia sudah sering berada di bawah tekanan orang lain.
Artikel parenting lainnya
Bagi diri anak kecil, perasaan ingin tahu yang mereka miliki cenderung tinggi. saking tingginya, ia sendiri kadang tidak bisa mengontrol dan mengendalikan. Maka tak jarang anda melihat aksi aksinta yang kadang membahayakan. Baik bahaya untuk dirinya sendiri, atau berbahaya untuk orang lain. Tapi kondisi ini tidak bisa di biarkan terus menerus dan berlarut larut. Apakah untuk melarangnya efektif? Tentu saja tidak. Melarang anak kecil sama sekali bukan suatu hal yang bisa di lakukan. Anak kecil yang tumbuh tidak bisa dengan mudah anda batasi pergerakannya. Ia akan terus berpindah pada satu posisi ke posisi lain. Ketika ia di larang, justru akan semakin membuatnya penasaran. Malah, yang anda anak tersebut nekat dan melakukan semua larangannya tersebut.
Inilah mengapa, mengasuh anak kecil lebih susah dari pada mengasuh anak yang sudah cukup besar. Usia 2 sampai 10 tahun, pergerakan sinaps dalam otak anak masih dalam perkembangan yang sangat pesat. Saat itulah, anak anak mulai sulit di atur, sangat ngeyel, mudah marah, serta tidak mau di beri tahu. Sebagai seorang ibu yang baik, kadang merasa jengkel bukan? Maka satu satunya cara untuk membuat anak tersebut nurut adalah dengan membentaknya. Anak akan cenderung diam. Ia kaget. Kemudian akan menghentikan sikap ingin tahunya. Anak malah cenderung massiv. Apakah hal ini baik untuk perkembangan psikologis anak?
Inilah beberpa ulasan tentang bahaya anak kecil di bentak. Demi memberikan generasi untuk bangsa, maka hentikanlah perilaku ini. Anda bisa menggantinya dengan mengalihkan perhatian dengan hal lain yang mengundang inisiatif lain.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…