Ibu sering cegukan saat hamil mungkin tidak mengherankan. Namun kasus cegukan sendiri ternyata dapat terjadi pada bayi juga. Cegukan merupakan kebiasaan bayi baru lahir yang sering terjadi selain muntah setelah bayi menyusu. Hal ini diakrenakan biasanya pengaruh udara atau kondisi lambung yang terisi penuh, disertai tekanan dari diafragma sehingga terjadi cegukan. Cegukan dapat terjadi secara normal dan umumnya akan mereda. Tetapi dalam beberapa kasus bisa saja cegukan terus terjadi akibat suatu kelanan atau penyakit. Berikut beberapa penyebab bayi cegukan setelah menyusu.
1. Suhu dingin
Cuaca dingin atau bayi yang menyusu pada kondisi suhu yang rendah dapat membuat bayi dapat menggigil. Keadaan ini dapat memicu terjadinya cegukan pada bayi.
2. Menghirup udara berlebihan
Bayi cegukan setelah menyusu biasanya dikarenakan akibat bayi yang menghirup dan menelan banyak udara, terutama setelah menyusui dapat mengalami cegukan. Hal ini dikarenakan banyak dari udara tersebut masuk ke dalam saluran cerna (udara ikut tertelan saat menyusu) sehingga merangsang diafragma dan terjadi cegukan. Banyaknya udara yang tertelan bisa dikarenakan cara menyusu bayi tidak tepat sehingga masih banyak udara masuk saat menyusu.
3. Posisi menyusu yang salah
Posisi bayi menyusu yang salah atau pada saat pemberian ASI dapat membuat cegukan. Posisi yang salah terutama bayi yang diberi susu dalam keadaan terlentang lebih beresiko mengalami tersedak dan terjadi cegukan. Hal ini dikarenakan pada saat menyusui proses menelan dan bernafar akan berjalan silih barganti dan semakin sering shingga mudah membuat tersedak (susu atau ASI masuk ke saluran napas) atau justru udara masuk ke saluran cerna. Hal ini diperparah dengan posisi terlentang yang memang lebih berat memepengaruhi sirkulasi udara dan saluran cerna tersebut.
4. Frekuensi pemberian ASI atau minum yang berlebihan
Dikatakan bahwa pemberian ASI atau minum pada bayi yang terlalu sering dapat membuat bayi mudah dan beresiko mengalami tersedak dan cegukan. Hal ini dikarenakan semakin seringnya menyusu atau minum tersebut membuat pergantian fungsi pertukaran udara dan menelan dari saluran cerna juga semakin sering silih berganti, sehingga dapat menyebabkan banyak udara tertelan dan terjadi cegukan pada bayi setelah menyusu.
5. Diafragma pada bayi belum sempurna
Pada tubuh manusia terdapat organ yang dinamakan diafragma. Diafragma merupakan bagian yang menjadi dinding untuk membatasi antara rongga perut dan rongga dada. Diafragma juga berperan dalam terjadinya cegukan. Pada bayi sendiri, perkembangan diafragma juga belum sempurna sehingga tentu fungsinya belum sempurna. Akibatnya bayi mudah mengalami cegukan. Selain itu, cegukan juga bisa terjadi sebagai tanda bayi alergi susu sapi yang mungkin dapat terjadi.
6. Bayi kekenyangan
Keadaan kenyang secara umum menunjukkan bahwa lambung dalam kondisi terisi penuh. Hal ini dapat memicu terjadinya cegukan. Bahkan dalam beberapa kasus, bayi yang sangat kekenyangan selain dapat mengalami cegukan juga dapat mengalami muntah. Oleh karenanya, cukup penting memperhitungkan kemampuan bayi menyusu sesuai dengan usia dan berat badannya.
7. Bayi mengalami stress
Bayi cegukan setelah menyusu dapat terjadi akibat stress yang diasanya ditandai berbagai kondisi mulai dari rasa tidak nyaman, gerah atau kepanasan, rasa lapar, nyeri dan juga beberapa faktor lain. Hal ini kemudian dapat memicu terjadinya cegukan. Faktor emosional dan psikis dapat memicu terjadinya cegukan pada bayi. Oleh karenanya, penting untuk menjaga agar bayi tetap merasa nyaman.
8. Pengaruh asam lambung
Asam lambung dapat memicu terjadinya gangguan saluran cerna. Contohnya adalah muntah yang terjadi pada bayi dan bisa merupakan penyakit GERD. GERD ini dapat menyebabkan terjadinya cegukan juga pada bayi, akibat bayi mengeluarkan atau memuntahkan asam lambung. Pada saat tersebut juga tekanan diafragma turut meningkat sehingga beresiko terjadi cegukan.
Cara mengatasi cegukan
Dalam beberapa keadaan mungkin terjadiya cegukan sulit untuk dicegah agar benar-benar tidak terjadi. Namun terdapat beberapa cara menghentikan cegukan pada bayi yang dapat diterapkan sehingga bayi tidak menjadi rewel akibat cegukan. Berikut beberapa cara yang dapat dicoba:
1. Hentikan ASI atau susu sesaat
Apabila bayi mengalami cegukan saat sedang menyusu baik ASI atau susu formula biasa, maka sebaiknya memberi susu pada bayi untuk sementara dihentikan atau ditunda. Sebab terdapat bahaya pemberian air putih pada bayi usia 0-6 bulan. Hal ini bertujuan agar bayi tidak mengalami tersedak akibat menyusu lalu tiba-tiba terjadi cegukan berulang. Jika tersedak, maka bayi beresiko mengalami gangguan saluran napas.
2. Berikan ASI bila cegukan terus berlanjut
Dalam beberapa kondisi, bila cegukan terus terjadi dalam beberapa saat dan belum mereda, maka Ibu dapat menstimulasi menghentikan cegukan dengan mengisi lambung dengan cairan seperti susu agar ruang udara di lambung terisi air atau susu dan udara tersebut akan keluar menjadi sendawa. Sehingga cegukan dapat berkurang. Pada hal ini, pemberian susu dilakukan saat bayi sedang tidak cegukan (berikan diantara jeda cegukan).
3. Ubah posisi bayi
Cegukan biasanya terjadi jika bayi dalam posisi baring, maka kita dapat mengubah posisi bayi menjadi sedikit lebih tegap. Hal ini juga dapat membantu agar udara mengalir keatas keluar dari lambung dan meredakan cegukan.
4. Gendong bayi dan digoyangkan secara perlahan seperti ayunan
Setelah merubah posisi bayi, kita juga dapat membantu dengan membuat goyangan lembut pada bayi dengan cara digendung. Hal ini agar udara di lambung cepat keluar.
5. Tepuk-tepuk punggung bayi secara lembut.
Mirip dengan menggoyangkan bayi secara lembut diatas. Metode ini juga membantu mengurangi cegukan bayi dan membuat bayi agar bersendawa. Cara ini juga termasuk cara menjaga bayi agar tidak mudah sakit. Sebab jika bayi tidak bersendawa setelah menyusu, maka kemungkinan udara dalam lambung yang tertelan tidak keluar. Hal tersebut dapat menyebabkan bayi cegukan dan tersedak apabila muntah.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…