Bayi merupakan masa yang sangat rentan dalam fase kehidupan manusia yang menjadikannya dapat mengalami beberapa bentuk masalah terhadap kesehatannya. Banyak kelainan dan penyakit yang terjadi pada bayi memberikan pengaruh buruk pada kondisi perkembangan bayi baik secara fisik maupun psikisnya. Ibu sebagai orang tua tentu tidak mengharapkan adanya kondisi kelainan yang terjadi pada tubuh bayi terutama yang dapat memberikan dampak berbahaya terhadap keseahtannya maupun perkembangan fisiknya.
Salah satu bentuk permasalahan yang dapat terjadi pada bayi dan tentunya sangat tidak diinginkan terjadi adalah kondisi hydrocephalus pada bayi. Menurut wikipedia, hydrorcephalus secara definisi adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak atau kondisi terjadinya akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Untuk lebih memahami kondisi hydorcephalus pada bayi tersebut, perhatikan beberapa ulasan yang dijelaskan di bawah ini.
Hidrocefalus pada bayi yang dikenal sebagai kelainan pada bayi yang menyebabkan kepalanya menjadi besar merupakan kondisi yang tentunya tidak diharapkan terjadi. Untuk dapat menghindari kondisi hydrovephalus pada bayi tersebut maka harus ada pemahaman terhadap penyebab dari terjadinya kelainan pada kepala bayi tersebut. Ketidakseimbangan produksi cairan dan penyerapannya di otak menjadi penyebab dari munculnya kondisi akumulasi penumpukan cairan pada kepala bayi sehingga memicu terjadinya hydrocephalus. Ketidakseimbangan tersebut dapat disebabkan oleh karena beberapa hal seperti :
Selain karena hal tersebut, bayi juga dapat mengalami hydrocephalus sesaat setelah dilahirkan dikarenakan pendarahan di dalam otak bayi akibat kelahiran prematur, perkembangan otak dan tulang belakang pada bayi yang tidak normal sehingga menyumbat aliran cairan pada otak,serta infeksi selama kehamilan yang memicu peradangan di otak karena sifilis dan rubella.
Selain beberapa penyebab yang disebutkan diatas, ada beberapa faktor resiko lainnya yang dapat menjadikan seseorang mengalami kondisi hydrocephalus. Faktor faktor resiko hyfrocephalus pada bayi tersebut diantaranya seperti :
Setiap orang tua harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kondisi yang terjadi pada bayi. Melalui kepekaan dan pemahaman yang tinggi tersebut dapat menjadikan berbagai kelainan dan penyakit pada bayi akan terdeteksi lebih cepat dan tentunya mendapatkan perawatan yang tepat guna menghindari kondisi yang bermasalah. Untuk mengetahui apakah anak mengalami hydrocepalus maka dapat dilakukan dengan jalan memahami gejala yang ditunjukkannya dalam ulasan di bawah ini.
Memperhatikan gejala yang terjadi pada bayi dengan kondisi hydrocephalus merupakan salah satu bagian dari proses diagnosis dasar demi mengetahui apakah ada keadaan yang tidak normal pada kepala bayi. Melalui beberapa gejala yang muncul termasuk bentuk kepala bayi yang mulai membesar dari sebelumnya tersebut akan menjadikan tim dokter melakukan pemeriksaan yang lebih lanjut dengan cara USG, MRI, maupun CT Scan. Dokter baru akan menegaskan diagnosis ketika tanda tanda yang ada dapat dipertanggungjawabkan sebagai gejala penyakit tertentu pada bayi.
Untuk dapat mengatasi dan mengobati kondisi hydrovephalus pada bayi tentu ada beberapa upaya yang dapat dilakukan. Hydrocephalus utamanya diatasi dengan menjalani operasi. Tujuan dari proses operasi tersebut adalah untuk mengembalikan dan menjaga kadar cairan di dalam otak agar normal. Bentuk operasi hidrosefalus pada bayi ada dua yakni operasi pemasangan shunt atau selang khusus yang dipasang untuk mengalirkan cairan otak keluar bagian lainny a serta ETV atau Endoscopic third ventriculostomy.
Itulah beberapa penjelasan mengenai kondisi hydrocephalus pada bayi yang perlu diperhatikan dengan baik terkait gejala, penyebab, diagnosa, dan cara mengatasinya. Untuk mencegah terjadinya hydrocephalus yang membahayakan perkembangan bayi maka ada beberapa bentuk upaya pencegahan diantaranya seperti menjaga kehamilan dan melakukan pemeriksaan secara rutin secara berkala, menghindari hal yang dapat memberikan dampak buruk bagi proses kehamilan yang nantinya mencegah kondisi bermasalah yang berbahaya.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…