Seperti sudah kita ketahui, step atau kejang demam pada anak adalah suatu mekanisme tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Umumnya terjadi karena demam yang tinggi dan pada anak berusia 1 sampai 5 tahun. Tidak dapat diketahui dengan pasti bagaimana proses penyebab step pada anak bisa terjadi. Sehingga kita tidak memprediksi apakah anak kita termasuk yang akan terkena step atau tidak.
Toleransi syaraf otak terhadap kenaikan suhu badan berbeda-beda. Ada anak yang dapat mengalami step pada suhu badan 38 derajat celcius. Ada anak yang baru step ketika suhu badan 40 derajat celcius. Namun, sebaliknya ada anak yang meski suhu demamnya mencapai lebih dari 40 derajat celcius, tidak mengalami step. Bahkan ada anak bayi berusia 8 tahun masuk rawat inap sebuah rumah sakit karena demam akan tumbuh gigi.
Beberapa jenis penyakit yang dapat menyebabkan step adalah cacar, campak, flu, diare, radang tenggorokan, thipus, flu Singapura, campak Jerman, dan berbagai infeksi lain yang umumnya menyerang saat cuaca tidak menentu.
Lalu, apakah step dapat berakibat buruk pada anak? Apabila step yang dialami adalah kategori step sederhana dengan tidak berulang selama satu periode demam dan berlangsung paling lama 5 menit, step tidak berpengaruh apapun.
Step berbahaya apabila terjadi berulang dan berlangsung lama selama satu periode demam. Step juga akan memberikan dampak yang berbahaya jika orangtua tidak menjaga atau mencegah step saat di kemudian hari anak mengalami demam lagi. Untuk itu setiap orangtua hendaknya mengetahui cara mengatasi anak demam tanpa obat dan cara mengatasi demam pada bayi.
Dampak Penyakit Step
Banyak orang yang mengalami retardasi mental / keterbelakangan mental / macam-macam kelainan pada anak karena step di masa kecil. Step yang membuat retardasi mental biasanya adalah step yang kompleks. Pada saat satu periode demam anak mengalami beberapa kali step dan tidak segera ditangani atau diatasi. Ini terjadi karena pada saat step jaringan atau sel-sel otak mengalami kerusakan.
Apalagi kalau kejang demam disertai berhentinya pernapasan sementara waktu dan kehilangan kesadaran. Suplai oksigen ke otak otomatis terganggu dan mengganggu kerja otak. Padahal seharusnya kerja otak tidak boleh terhenti dengan cara demikian.
Step juga berdampak kepada penurunan kecerdasan. Setiap step ada ribuan sel otak yang rusak. Semakin sering step, berarti semakin banyak sel otak yang rusak. Artinya, seseorang dapat juga dapat menurun tingkat kecerdasannya. Ada bayi yang sudah bisa tengkurap dan berguling mengalami step. Saat sembuh, bayi hanya bisa tergeletak seperti baru lahir. Ada anak yang sudah bisa berbicara, ketika step sembuh kemampuan berbicaranya hilang. Seringnya step dapat menjadi faktor penyebab anak indigo dan anak 3 tahun belum lancar bicara.
Step yang sering dialami anak dan berulang dapat meningkatkan resiko terserang ciri fisik anak epilepsi, salah satu jenis kejang tanpa demam, sampai ia dewasa. Epilepsi pada anak ini adalah salah satu akibat gangguan sel pada otak yang terjadi ketika anak mengalami step.
Mengingat dampak step yang sangat berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, serta kehidupannya di masa yang akan datang, hendaknya setiap orangtua dapat lebih waspada terhadap serangan step. Misalnya dengan cara mengatasi demam pada anak dengan pertolongan pertama sebelum demam semakin meninggi dan beresiko step. Selain itu, orangtua juga perlu mewaspadai step berikutnya dalam setahun setelah step pertama yang dapat lebih hebat dari serangan step pertama.
Menurut Dr Adit Suryansyah SpA, orangtua dapat melakukan pemeriksaan EEG atau Electro Encephalo Gram setelah 2 minggu pemulihan anak dari cara merawat step pada anak / kejang demam. EEG ini dapat dilakukan untuk memastikan penyebab kejang atau step pada anak, sehingga dapat melakukan tata laksana pengobatan lebih lanjut.
Bagaimana bila step yang terjadi tidak disertai demam atau kejang tanpa demam? Berbahaya jugakah? Sebaiknya, kita mengetahui terlebih dahulu penyebab anak tiba-tiba kejang tanpa demam. Kejang tanpa demam dapat terjadi karena :
Kelainan bawaan ini adalah kelainan pada fungsi otak. Fungsi otak yang tergangu salah satu cirinya adalah tiba-tiba step tanpa didahului demam. Penyakit seperti penyakit jantung bawaan pada anak dapat juga menyebabkan suplai darah dan oksigen ke otak terganggu dan berakibat kejang.
Proses persalinan yang tidak lancar dapat mengakibatkan bayi baru lahir kekurangan Oksigen. Akibatnya bayi dapat step di kemudian hari tanpa demam. Bayi dengan berat badan lahir lebih besar dari normal akibat ibu yang diabetes dan bayi yang mengalami ukuran kepala terlalu besar (hydrocephalus) merupakan salah satu yang beresiko terhadap kejang tanpa demam.
Hipoglemi atau hipoglekimia pada bayi dan anak yang lahir dari ibu yang memiliki tanda-tanda diabetes pada ibu hamil. Keterlambatan memberi ASI saja dapat menyebabkan bayi menjadi kejang tanpa demam.
Jadi, step yang tidak terjadi karena demam mengakibatkan atau berdampak sama dengan kejang demam. Karena semua kejang dapat mengakibatkan fungsi otak terganggu. Apalagi kejang tanpa demam ini justru mempunyai resiko lebih besar karena dapat terjadi lebih sering pada anak.
Demikian artikel tentang dampak penyakit step. Semoga artikel ini bermanfaat. Terutama bagi para orangtua yang tentunya ingin anaknya sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan normal. Terima kasih.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…