Memberikan telur memang salah satu langkah awal untuk mengenalkan sumber protein untuk bayi Anda. Telur juga mudah didapatkan dan dimasak menjadi beberapa makanan pendukung ASI rumahan terbaik untuk bayi. Ada beberapa telur yang sering dijadikan konsumsi umata dan sangat umum yaitu, telur puyuh, telur ayam dan telur bebek. Telur puyuh dianggap menjadi telur yang baik untuk bayi termasuk untuk bayi yang baru mulai makan. Namun ternyata memberikan telur puyuh pada bayi juga tidak selalu baik. Ada beberapa bahaya telur puyuh untuk bayi yang tidak disangka, seperti berikut ini.
Jika bayi Anda sudah mengalami beberapa gejala alergi susu sapi pada bayi, maka sebaiknya Anda harus waspada saat memberikan telur puyuh untuk bayi. Hal ini karena telur puyuh bisa menyebabkan alergi yang cukup berat. Bayi yang belum berusia satu tahun cenderung mengembangkan alergi yang cukup parah. Jika terkena alergi maka bisa ditandai dengan beberapa gejala seperti tumbuh bintik merah pada kulit bayi, mata bintitan, muntah, demam dan yang parah bisa menyebabkan sesak nafas.
Karena itu sebelum memberikan telur maka cobalah dengan jumlah yang sedikit saja. Kemudian berikan bagian kuning telur, bukan putih telur, karena bagian putih telur adalah pemicu alergi.
Jika bayi dilahirkan dari ibu dengan riwayat gestational diabetes, maka sebaiknya memang tidak memberikan telur puyuh untuk bayi. Hal ini karena telur puyuh mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi. Dalam satu porti telur puyuh sudah mengandung kurang lebih 1.5 gram lemak jenuh. Jumlah ini bahkan lebih besar dibandingkan dari lemak telur ayam biasa. Karena itu ketika bayi sering makan telur puyuh maka bisa terkena ancaman obesitas. Juga adanya risiko mengembangkan diabetes akibat pengaruh penyakit ini dari ibu selama hamil.
Bayi yang menerima telur puyuh juga bisa terkena diare. Penyebab diare pada bayi setelah makan telur puyuh sering terjadi karena sistem pencernaan bayi belum bisa menerima zat-zat atau nutrisi yang terkandung pada telur puyuh. Terlebih jika bayi mulai diberikan telur puyuh saat belum berusia enam bulan. Pada dasarnya memang pencernaan bayi belum bisa menerima telur puyuh dan lebih baik hanya menerima ASI saja.
Telur puyuh juga bisa menjadi pemicu keracunan untuk bayi. Penyebab utamanya bisa karena usia bayi yang masih terlalu muda dan cara memasak telur puyuh yang kurang tepat. Bentuk telur puyuh yang memang kecil sebenarnya memang membutuhkan waktu masak yang cukup lama. Jika telur dimasak dengan waktu yang terlalu pendek maka ada bagian telur yang masih mentah. Kemudian kandungan bakteri berkembang sampai menyerang sistem pencernaan bayi. Hal ini akan menjadi penyebab bayi muntah setelah makan, yang perlu untuk diwaspadai.
Tips Memberikan Telur Puyuh Untuk Bayi
Nah itu ternyata beberapa bahaya telur puyuh untuk bayi yang tidak disangka. Untuk menghindari semua bahaya ini maka perhatikan cara untuk mulai memberikan telur puyuh pada bayi. Jangan sampai bayi Anda justru sakit setelah diberikan telur puyuh.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…