Dalam proses kehamilan banyak pengaruh baik itu dari luar berupa makanan ibu hamil dan kondisi lingkungan serta pengaruh dari dalam tubuh ibu yang dapat memberikan dampak pada kehamilan maupun perkembangan janin. Pengaruh pengaruh tersebut dapat menimbulkan beberapa perubahan kondisi fisik yang dapat memberikan kesulitan pada ibu hamil dalam setiap aktifitas yang dijalaninya. Beberapa pengaruh dari luar tersebut dapat menimbulkan gangguan kehamilan yang bisa jadi membahayakan ibu maupun janin yang ada dalam kandungan.
Selama masa kehamilan ibu akan mengalami berbagai macam perubahan bentuk fisik yang akan berdampak langsung terhadap kondisi tubuh pada ibu hamil. Janin dalam kandungan juga akan mengalami perkembangan secara perlahan dari bulan ke bulan. Perkembangan janin tiap bulan maupun tiap semesternya dapat dipantau agar selalu dalam kondisi yang normal. Perkembangan janin dari tiap bulannya akan menuju kearah yang lebih sempurna baik bentuk fisik maupun perkembangan otaknya.
Perkembangan bayi 9 bulan atau lebih tepatnya pada usia kehamilan yang memasuki trisemester ke tiga, kondisi tubuh bayi akan mengarah pada keadaan untuk mempersiapkan persalinan. Posisi normal bayi pada usia kehamilan 8 bulan akan berada di bawah dan mengerah ke bawah menuju jalan lahirnya. Berbeda dengan posisi bayi sebelum memasuki masa kehamilan akhir sebelum proses persalinan yang terus berubah ubah, posisi kepala bayi diakhir masa kehamilan akan tetap dan tidak bisa diubah karena semakin sempitnya ruang gerak pada rahim.
Posisi pada masa kehamilan akhir ini sangat menentukan bagaimana proses persalianan nantinya akan dijalani, apakah melahirkan normal atau melalui jalan operasi caesar. Posisi bayi dengan kepala kebawah adalah posisi melahirkan normal, sedangkan posisi melintang dan posisi sungsang menjadikan proses persalian harus dilakukan dengan jalan operasi caesar. Posisi kepala bayi biasanya dapat diketahui dengan jalan pemeriksaan USG (Ultrasonografy). Namun terkadang ada beberapa kendala sehingga proses pemeriksaan USG tidak bisa dilakukan oleh ibu hamil. Untuk itu ada cara mengetahui posisi kepala janin tanpa USG yang bisa dilakukan sebagai berikut.
Pemeriksaan perut ibu hamil secara langsung sering dilakukan oleh bidan dan terkadang dokter spesialis kandungn untuk mengetahui kualitas kesehatan ibu serta janin dan merasakan posisi kepala bayi. Tindakan pemeriksaan ini dalam istilah kebidanan disebut sebagai Palpasi abdominal. Palpasi abdominal ini dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan, perkembangan dan pertumbuhan janin, penentuan letak dan posisi bayi, serta pemeriksaan adanya gangguan kehamilan.
Palpitasi abdominal ini dilakukan pada ibu hamil yang sudah memasuk masa kehamilan 36 minggu untuk kehamilan normal. Pemeriksaan perut ibu hamil sebaga salah satu cara mengetahui posisi kepala janin tanpa USG ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh ibu hamil. karena Hasil pemeriksaan palpasi abdominal ini sangat bergantung pada keahlian serta pengalaaman bidan yang melakukan pemeriksaan.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui posisi kepala janin atau bayi adalah dengan mendengarkan detak jantun bayi. Detak jantung bayi berasal dari oragan jantung yang letaknya lebih dekat dengan kepala dibandingkan kaki. Sehingga dengan mendengarkan lokasi yang paling terasa dan paling terdengar detak jantungnya dapat dijadikan dasar menentukan posisi kepada janin.
Alat pemeriksa detak jantung bisanya dimiliki oleh bidan maupun dokter spesialis kandungan. Detak atau denyut jantung pada janin dapat mulau dirasakan saat janin memasuki usia 17 minggu dan dapat lebih awal tergantung dari alat yang digunakan. Beberapa alat kedokteran yang dapat digunakan untuk pemeriksaan detak jantung selain USG adalah stetoskop laenec, leopald, kardiotokografi, pinad horn, feteskop, dan doppler.
Selain cara cara diatas, ada satu cara untuk mengetahui posisi kepala janin dalam kandungan yang dapat dilakukan oleh ibu hamil secara mandiri adalah dengan memperhatikan pergerakan bayi. Bagian tubuh pada janin yang sering melakukan pergerakan adalah kaki dan tangan. Cara mengetahui posisi kepala janin ini hanya dapat dijadikan prediksi dan bukan patokan utama.
Apabila daerah perut yang paling banyak mendapatkan pergerakan bayi diatas maka bisa diprediksi bahwa posisi kepala bayi terletak dibagian bawah. Sedangkan apabila pergerakan bayi banyak dirasakan berada pada daerah bawah perut dapat diprediksi bahwa posisi kepala janin berada diatas.
Beberapa posisi janin terkadang menimbulkan gejala pada ibu hamil terutama untuk kondisi kepala janin yang berada di bawah. Ibu hamil dapat merasakan sendiri beberapa gejala yang muncul sebagai prediksi posisi kepala janin. Posisi kepala bayi yang berada dibawah akan masuk kedalam pinggul dan memberikan beberapa tanda serta ciri ciri. Ciri ciri janin sudah masuk pinggul yang menandakan posisi kepala janin dibawah diantaranya adalah ibu lebih sering buang air kecil, kondis pernafasan ibu lebih lancar, munculnya gangguan pencernaan, perubahan bentuk tubuh ibu,
Cara mengetahui posisi kepala janin tanpa USG diatas beberapa bisa dilakukan sendiri sebagai prediksi dan beberapa harus dilakukan oleh mereka yang ahli pada bidang tersebut. Namun setidaknya dengan mengetahui cara yang disebutkan diatas, ibu dapat merasakan akan adanya kelainan pada kehamilannya.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…