Pada umumnya kehamilan ektopik diketahu saat ibu hamil itu tidak bisa tahu dimana letak embrionya. Petugas medis yang tidak memiliki USG hanya akan meraba perut kemudian menekannya saja, sehingga letak dimana embrio tersebut tidak terlihat apalagi kehamilan ektopik hanya akan bertahan kurang dari 3 bulan. Embrio yang kurang dari 3 bulan tidak bisa teraba tangan, barulah embrio yang berumur 4 bulan baru bisa teraba dengan tangan.
Berikut ini berbagai macam gejala yang harus diketahui oleh ibu hamil :
Gejala Subjektif
Gejala subjektif merupakan gejala yang bisa dirasakan secara nyata oleh penderitanya. Gejala-gejala itu meliputi hal di bawah ini :
1. Nyeri abdomen – Nyeri ini merupakan gejala paling sering yang dialami oleh penderita kehamilan ektopik. Nyeri itu berada di bagian abdomen perempuan. Hati-hati jika perempuan mengalami nyeri tersebut. Nyeri di pada sebelah sisi akan terjadi pada sebelah sisi saja namun ketika masuk ke dalam abdomen akan terasa nyeri di kedua sisi abdomen.
2. Pendarahan vagina – Wanita yang mengalami flek bercak darah bisa mengalami pendarahan vagina saat mengalami kehamilan ektopik. Pendarahan itu bisa terjadi setelah terdeteksinya kehamilan namun, kehamilan ektopik belum terdeteksi. Pendarahan ini asalnya dari pelepasan dari dua dari kavum uteri dan juga berasal dari abortus tuba. Pendarahan ini bisa berupa bercak cokelat saja namun bisa juga pendarahannya seperti menstruasi.
3. Nyeri di ruptur tuba – Nyeri ini bisa terjadi begitu saja dan kemudian menghilang begitu saja. Gejala ini sering diabaikan oleh penderitanya akibat timbul dan tenggelamnya gejala tersebut.
4. Ketegangan abdomen – Abdomen tidak hanya merasakan nyeri saja, namun abdomen juga diliputi dengan ketegangan. Ketegangan tersebut bisa menyeluruh atau bersifat lokal saja. Ketegangan abdomen juga ditandai dengan nyeri goyang serviks.
4. Masa adneksa – Tanda-tanda kehamilan adalah masa adneksa yang bisa diraba sebanyak sepertiga atau setengah dari kehamilan ektopik, Masa pada cavum douglassi juga bisa ditemukan.
6. Pandangan berkunang-kunang – Orang yang mengalami kehamilan ektopik akan mengalami pandangan yang berkunang-kunang dan juga kabur. Pandangan itu bisa menyebabkan wanita penderita hamil ektopik sulit menyeimbangkan tubuhmya. Untuk berjalan pandangan berkunang-kunangnya akan menghalangi pandangannya untuk melihat jalan yang ada di sekitarnya.
Gejala Yang Ditemukan Oleh Pihak Medis
Gejala yang ditemukan secara objektif oleh petugas medis dan mengarah ke kehamilan ektopik sangat beragam. Berikut ini gejala yang ditemukan saat pasien kehamilan ektopik mengunjungi dokter :
1. Syok – Syok adalah kondisi pertama pasien yang datang dan menemui dokter untuk konsultasi. Syok itu biasanya terjadi karena pasien mengalami pendarahan vagina. Banyak wanita yang takut mengalami pendarahan yang abnormal sehingga wanita mengalami syok berkelanjutan.
2. Pingsan – Ketika di USG kehamilan dilakukan dan mendapati dirinya mengalami kehamilan ektopik tidak sedikit wanita yang pingsan. Tak hanya itu saja, wanita dengan kehamilan ektopik mengalami tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah (Hipotensi) bisa menyebabkan seseorang mengalami pingsan karena rendahnya tekanan darah di dalam tubuhnya.
3. Denyut nadi meningkat – Dokter juga akan menemukan pada kondisi pasien bahwa denyut nadi pasien menjadi meningkat tajam. Pihak medis akan menghitung denyut nadi di pergelangan tangan dan juga di bagian leher. Jika denyut nadi di kedua bagian tersebut meningkat, bisa dikatakan bahwa pasien itu mengalami gejala kehamilan ektopik.
4. Anemia – Pasien juga mengalami anemia karena pendarahan yang terjadi pada dirinya. Anemia itu akan menimbulkan berbagai macam keluhan misalnya saja lesu, letih, sering mengantuk dan tidak bertenaga. Anemia itu juga bisa disebabkan adanya hipotensi pada tubuh pasien.
5. Pembesaran uterus – Akan ditemukan tanda-tanda kehamilan pada pasien kehamilan ektopik. Tanda itu adalah adanya pembesaran uterus atau pembesaran rahim. Padahal kehamilan yang dialami bukanlah kehamilan normal namun pembesaran uterus bisa terjadi.
6. Benjolan di sebelah uterus – Gejala ini bisa dialami oleh wanita yang memeriksakan ke medis. Gejala itu berupa adanya benjolan di sebelah uterus namun, bukan di dalam uterus. Dokter banyak yang salah diagnosa dan menganggap bahwa benjolan itu adalah tumor.
Setelah mengetahui diagnosa yang dilakukan oleh dokter, dokter atau pihak medis juga akan melakukan diagnosa banding untuk memperkuat diagnosa utamanya. Berikut ini adalah diagnosa banding yang akan dilakukan oleh pihak medis :
Infeksi Pelvik” state=”opened
Gejala kehamilan ektopik ini akan timbul di waktu wanita mengalami haid. Ditandai dengan nyeri di bagian perut bawah. Saat mengalami infeksi pelvik akan ada perubahan suhu yang sangat mencolok. Perubahan suhu itu diambil pada bagian rectal dan juga ketiak, suhunya lebih dari 0,50 derajat celcius dibandingkan dengan suhu normal. Leukositosis juga akan lebih tinggi.
Salpingitis Akut
Salpingitis adalah inflamasi yang terjadi pada bagian tuba fallopi. Salpingtis tersebut bisa menjalar ke bagian ovarium hingga menjadi oophoritis. Salpingitis ini biasa terjadi pada ibu hamil yang mengalami PMS atau penyakit menular seksual, penyebab lainnya adalah bisa disebabkan oleh staphylococcus, streptococcus dan juga bakteri yang menyebabkan TBC. Gejala yang ditimbulkan oleh salpingitis adalah sebagai berikut ini :
Ruptus Kropus Luteum
Fenomena umum dengan menunjukkan gejala atau tanpa gejala samasekali. Gejala yang ditunjukkan merupakan gejala di bagian abdomen akut dan sekuelnya beragam. Kejadiannya bisa spontan. Pada diagnosa ini kematian mungkin bisa terjadi. Pasien dengan gejala ini membutuhkan laparoskopi atau bisa juga melakukan laparotomi.
Gejala kehamilan ektopik banyak yang tidak disadari oleh orang terutama oleh wanita yang sedang hamil. Ketidaktahuan masyaralat tentang hamil ektopik membuat banyak wanita hamil tidak memeriksakan dirinya terutama USG di awal kehamilannya atau di trimester pertama.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…