Setiap ibu hamil tentu ingin semua proses yang terjadi selama masa kehamilannya dapat berlangsung dengan normal dan tidak pernah mengalami kondisi yang mengarah pada keadaan gangguan kehamilan. Kondisi tersebut merupakan keinginan yang alami agar janin yang terdapat di dalam kandungan ibu hamil dapat tetap sehat dan memiliki perkembangan janin yang normal sesuai dengan usia kehamilanya sejak awal hingga kurang lebih 40 minggu berlangsungnya proses kehamilan.
Meskipun ibu hamil sudah melakukan berbagai macam bentuk usaha demi menjaga kehamilannya seperti mengkonsumsi makanan sehat untuk ibu hamil guna memenuhi kebutuhan nutrisi selama proses kehamilan, beristirahat dengan cukup dan menghindari aktivitas berat yang membahayakan, serta melakukan konsultasi secara rutin dengan dokter spesialis kandungan ataupun tenaga medis lain seperti bidan untuk mengetahui kondisi janin, tetap saja ada hal atau kondisi abnormal yang dapat terjadi karena berbagai macam penyebabnya.
Salah satu kondisi abnormal pada kehamilan yang sangat perlu untuk dihindari adalah kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik adalah kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah dibuahi dan siap menjadi calon janin berkembang diluar rahim atau biasanya di bagian tuba falopi. Kehamilan ektopik sendiri dibedakan dalam beberapa macam. Berikut penjelasan mengenai macam macam kehamilan ektopik yang harus diketahui ibu hamil dalam ulasan di bawah ini.
Macam macam kehamilan ektopik dapat dibedakan berdasarkan dari tempat dimana janin berkembang diluar rahim. Kehamilan ektopik tuba menjadi salah satu jenis kehamilan ektopik yang banyak terjadi dibandingkan tempat lain pada bagian rahim. Kehamilan ektopik tuba sendiri dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan bagian anatomi yang terlibat yakni ampulla, interstisial, fimbria, dan istmus. Dari keempat anatomi tuba tersebut kehamilan ektopi tuba pada bagian ampulla yang paling sering terjadi.
Bagian pertumbuhan janin pada kehamilan ektopik lainnya adalah pada serviks yang disebut sebagai kehamilan ektopik servikal. Pada kondisi kehamilan ektopik yang sangat jarang terjadi ini, akan ditandai dengan pendarahan yang muncul tanpa nyeri dan beresiko tinggi mengalami abortus atau keguguran secara spontan. Pembesaran serviks akan dapat sebesar uterus pada saat tidak hamil. Pendarahan dan ruptur yang terjadi pada jenis kehamilan ektopik ini sangat berat.
Dilihat dari namanya maka janin yang berkembangan diluar rahim pada kehamilan ektopik akan terjadi di ovarium. Kehamilan ektopik ovarial pada bagian ovarium terjadi sebanyak 0.5 % dari total kondisi kehamilan ektopik yang disebabkan oleh fertilisaasi ovum yang tidak dikeluarkan. Meskipun sangat rendah persentase kejadiannya, kondisi kehamilan ektopik ovarial harus selalu dipahami dan diperhatikan terutama bagi ibu hamil yang memiliki resiko tinggi mengalami kehamilan ektopik.
Interstisal merupakan bagian pada vagina wanita yang berkaitan dengan kemih. Kondisi kehamilan ektopik interstisial ini amat sangat jarang terjadi dibandingkan dengan kehamilan ektopik lain yang disebutkan diatas. Ruptur pada bagian ini akan menyebabkan terjadinya pendarahan yang hebat karena adanya banyak pembuluh darah sehingga beresiko tinggi ibu hamil mengalami kematian. Ruptur pada bagian ini dapat terjadi ketika kehamilan mulai memasuki usia 3 – 4 bulan.
Macam macam kehamilan ektopik selanjutnya berdasarkan lokasi perkembangan janin yang tidak normal adalah kehamilan ektopik abdominal. Kehamilan abdominal untuk kondisi ektopik terbagi menjadi dua yakni primer dan sekunder. Primer terjadi jika sel telur mengalami perkembangan sejak awal pada bagian rongga perut atau abdominal. Sedangkan sekunder dapat terjadi ketika kehamilan tuba yang mengalami ruptur sebagai penyebab kehamilan ektopik abdominal.
Bagian lain yang juga memiliki kemungkinan untuk menjadi tempat berkembangnya janin kehamilan ektopik selain rahim adalah uterus dan intra legamentum, Kedua bagian tersebut memang menjadi kehamilan ektopik yang jauh lebih jarang terjadi dibandingkan bagian lainnya yang disebutkan diatas. Kehamilan ektopik intra legamentum bahkan terjadi pasca proses histerektomi atau pengangkatan rahim dengan metode pembedahan. Sedangkan kehamilan ektopik uterus sendiri merupakan kondisi yang dapat terjadi ketika implantasi berlangsung pada bagian kornu, divertikulum uteri, sakulasi uteri, kornu rudimeter atau dinding otot (intramural).
Itulah beberapa penjelasan mengenai macam macam kehamilan ektopik berdasarkan letak implantasi atau proses penempelan sel telut yang berhasil dibuahi. Kehamilan ektopik tuba menjadi bagian yang paling banyak angka kejadiannya dibandingkan bagian vagina lainnnya pada seorang wanita. Kondisi kehamilan ektopik merupakan keadaan yang tidak normal dan perlu penanganan yang tepat. Janin pada kehamilan ektopik tidak dapat diselamatkan dan memang harus digugurkan.
Kehamilan ektopik yang sudah mengalami kondisi gangguan seperti ruptur, pendarahan hebat, hingga abortus disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu. Ibu hamil yang memiliki riwayat kehamilan ektopik tetap dapat memiliki peluang hamil normal berikutnya meskipun kesuburan dapat berkurang dan adanya resiko mengalami kehamilan ektopik kembali sehingga harus benar benar diperhatikan termasuk melakukan diagnosisi hamil diluar kandungan lebih cepat guna menghindari kerusakan yang lebih parah.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…