Emosional merupakan masa ledakan emosi yang biasanya dikaitkan dengan perkembangan motorik halus anak-anak atau orang-orang dengan kesulitan emosional, biasanya ditandai dengan keras kepala, menangis, menjerit, membentak, dan lain-lain. Saat anak sedang emosi, kontrol fisiknya bisa hilang, sehingga anak yang emosi biasanya berteriak atau menangis dengan keras.
Namun, cara menghilangkan depresi pada anak sekolah atau anak-anak seusia dini yaitu dengan memperbaiki pola asuh orang tua salah satu contohnya adalah ketika seorang anak diajak ke suatu tempat yang perjalanannya jauh dan melelahkan.
Tiba-tiba dia menginginkan sesuatu yang tidak dimengerti oleh orang tuanya, kemudian anak menjadi emosional maka, disitulah peran orang tua untuk menenangkan anak dengan kasih sayang dan mendidik anak untuk menjadi orang yang lebih sabar dan lebih baik lagi.
Emosi juga bisa disebabkan oleh pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan anak dengan menuruti semua keinginannya. Namun, jika keinginannya tidak terpenuhi pada suatu saat, anak menjadi sangat emosional.
Untuk itu perlu suatu cara mengatasi emosi pada anak agar tenang, orang tua dapat menerapkan cara mendidik anak emosional berikut ini:
Biasanya perasaan anak memang seperti itu. Lebih baik dipeluk agar anak merasa tenang. Minta anak Anda untuk mengungkapkan alasan emosional dengan kata-kata, bukan tindakan.
Jika tidak mungkin membujuk anak untuk berkompromi dengan kata-kata yang baik, orang tua terkadang dapat berbicara dengan lantang dan tegas, agar anak mengetahui bahwa perilaku buruknya tidak dapat ditoleransi dan diterima sama sekali.
Jika orang tua terbiasa memberikan hadiah atau menuruti keinginan anak untuk menghentikan emosionalnya, kemungkinan besar pada saat anak menginginkan sesuatu, dia akan mengulanginya tindakan yang sama.
Saat orang tua memperhatikan bahwa perasaan anaknya mulai muncul, alihkan perhatian anak dan ajak dia mengunjungi tempat-tempat yang disukainya, atau tunjukkan sesuatu yang menyenangkan dan menarik dengan cara dipeluk.
Jika anak sedang emosi dan berada di tempat umum, seperti supermarket, jangan tinggalkan anak walaupun di tempat yang ramai. Bawa anak keluar dan cari tempat yang aman untuk membicarakan perilaku buruknya.
Jika emosi muncul di rumah, orang tua bisa memintanya masuk ke kamar dan menutup pintu hingga ia tenang. Jika khawatir ia akan mengamuk di kamar sendirian, orangtua bisa mengawasinya.
Komunikasi yang baik dan kedekatan dengan anak, sehingga dapat menyampaikan keinginannya. Tentunya hal ini memakan waktu lama, karena anak masih belajar menganalisis apa yang sebenarnya diinginkannya.
Jangan ajak anak berbicara hanya saat sedang dalam keadaan emosi, tapi usahakan untuk berbicara dengan intens, terutama saat sedang dalam mood yang baik.
Selama tidak membahayakan, jangan terlalu melarang anak. Orang tua sendiri tentu tidak akan terlalu senang jika terlalu banyak pengaturan dan pengekangan.
Orang tua yang terlalu protektif tidak sepenuhnya melindungi mereka. Karena semakin banyak anak ditolak, semakin besar rasa ingin tahu mereka.
Untuk menghindari reaksi emosional anak, jika hal ini dilakukan berulang kali, anak akan mendapat kesan bahwa orang tua tidak akan mentolerir perilaku buruk.
Anak-anak perlu memahami bahwa cara mengungkapkan perasaannya bukan dengan memukul, menendang, menjerit, membentak dan berteriak keras.
Jika orang tua ingin membawa anak ke tempat umum, seperti toko mainan, peringatkan atau buat kesepakatan sebelum meninggalkan rumah. Katakan tidak berteriak, menangis, menjerit dan marah-marah di toko.
Anak-anak perlu memahami bahwa jika mereka membuat ulah di toko, rencana membeli mainan akan dibatalkan dan mereka akan langsung pulang tanpa mainan baru. Dengan begitu dia mengerti apa yang dia bisa dan tidak bisa lakukan.
Emosi anak sebenarnya bukanlah penyakit yang berbahaya, tetapi jika orang tua membiarkannya berkembang dan tidak pernah memberikan solusi kepada anak, maka perkembangan emosi anak akan terganggu.
Sebagai orang tua, kita harus konsisten dalam menanggapi perilaku mereka. Misalnya, jika seorang anak mencuri mainan milik teman sebayanya, jangan dibiarkan begitu saja, tetapi buatlah anak mengerti bahwa ia ingin mengembalikannya. Jika orang tua diam saja, anak nantinya akan berpikir bahwa merampas milik orang lain itu haram.
Orang tua hendaknya memperhatikan kemampuan anaknya. Jika komunikasi antara orang tua dan anak sudah baik, maka tentunya perkembangan anak akan terus terpantau dengan baik di rumah.
Dengan demikian, potensi anak berkembang secara optimal berkat kejelian orang-orang di sekitarnya yang dapat membimbingnya untuk menemukan potensi dirinya sendiri.
Beginilah perasaan anak-anak bahwa mereka diperhatikan dan dicintai. Dengan cara ini, anak dapat lebih mengontrol emosinya.
Ketika anak-anak pergi ke sekolah, mereka juga dapat berbicara dengan mereka. Mintalah anak-anak untuk mendiskusikan masalah yang mereka hadapi di sekolah atau di rumah dan mencari solusi yang dapat disepakati bersama.
Minta anak itu untuk menceritakan semua yang terjadi padanya. Ketika anak dibiasakan untuk berbicara dengan orang tuanya, hal itu dapat menciptakan kedekatan dan rasa saling percaya di antara mereka.
Jika orang tua memiliki anak lebih dari satu, jangan tunjukkan kasih sayang yang berbeda. Belajarlah untuk terbuka dan tidak pilih kasih, meskipun mereka memiliki bakat yang berbeda.
Mengajarkan anak untuk terbuka (transparan) membesarkan anak untuk jujur dikemudian hari, karena orang tua yang memilih cinta membuat anak cemburu dan emosi bahkan ini akan menjadi penyebab anak egois di suatu hari kelak.
Pilihlah tipe pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak yang sesuai dengan karakter, sifat, perilaku, dan kebutuhan mereka sehingga anak tidak merasa dibeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya.
Jika orang tua menghargai kepercayaan pada anak, mereka akan merasakan kegembiraan, misalnya membeli sesuatu di toko untuk mendapatkan lebih banyak uang. Ketika dia melakukan pekerjaan belanjanya dengan baik, pujilah dia.
Namun, jika dia membeli kembali sesuatu dengan kembaliannya dan menghabiskan kembaliannya dengan jujur, beri dia senyuman atau pelukan untuk mengakui kejujurannya. Hal ini melatihnya untuk terbuka dan jujur kepada orang lain.
Hidup akan lebih mudah jika anak mau menuruti semua perintah dan keinginan kita, tetapi itu tidak realistis. Jika anak keberatan dengan peraturan kita, harus dipahami bahwa anak tidak keberatan, mereka adalah individu dengan pendapatnya sendiri.
Untuk mengatasinya, jika mereka mengungkapkan pendapatnya dengan kuat, ajari mereka untuk mengungkapkannya dengan kata-kata yang sopan dan positif.
Anak memiliki kemampuan mendengar dan berpikir logis. Hindari memaksa anak, tapi jelaskan dengan bahasa yang sederhana agar mereka mudah memahami bahwa menahan emosi itu penting untuk menjaga perasaan seseorang.
Penyebab anak emosian dan cara mengatasinya seperti inilah yang paling sederhana dan yang perlu diterapkan bagi orang tua sebagai patokan mereka dalam mendidik anak.
Alasan emosional anak menghalangi anak untuk mendapatkan sesuatu. Jika tidak sesuai dengan harapan mereka, ada kemungkinan beberapa anak akan mengungkapkan kemarahannya.
Alasan emosional lainnya bagi anak adalah ketidakmampuan anak untuk mengungkapkan keinginannya, oleh karena itu mereka membutuhkan orang tua untuk memahaminya.
Dalam situasi seperti itu, perasaan depresi yang dialami anak terwujud sedemikian rupa sehingga ia harus mengungkapkan perasaan yang dialaminya.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…