Ibu yang memiliki kesibukan terutama keperluan antar pulau biasanya memerlukan perjalanan jauh seperti perjalanan udara dengan pesawat. Aspek kesehatan dalam perjalanan udara menggunakan pesawat mungkin sering didengar tentang Ibu hamil muda naik pesawat, namun mungkin belum banyak diketahui jika perjalanan udara tersebut juga terdapat seorang bayi. Bagi Ibu yang memiliki bayi, tentu biasanya perlu membawa bayinya juga ikut dalam perjalanan. Tetapi tentu membawa bayi dalam perjalanan udara bukan tanpa persiapan yang perlu Ibu siapkan demi kesehatan, keamanan dan kenyamanan bayi dan Ibu tentunya. Oleh karenanya, berikut beberapa tips bayi naik pesawat yang dapat dipersiapkan oleh Ibu yang memiliki bayi.
1. Perhitungkan usia bayi
Tips bayi naik pesawat yang pertama adalah memperhitungkan usia bayi. Pada umumnya bayi yang dapat melakukan transportasi udara memiliki izin tentang usia yang berbeda-beda pada tiap maskapai. Ada yang mengizinkan dari usia 2 hari, ada yang dari usia 6 hari dan ada pula ketentuan usia lainnya. Hal ini bertujuan mencegah terjadinya masalah kesehatan pada bayi, mengingat di dalam pesawat memiliki suhu yang dingin, daya tahan tubuh bayi yang belum sempurna, dan tingginya kemungkinan atau resiko paparan infeksi, sehingga bukan tidak mungkin terdapat bahaya bayi naik pesawat.
2. Lakukan perjalanan jika memang penting
Sebelum melakukan perjalanan udara, Ibu perlu memikirkan apakah memang perlu melakukan perjalanan dengan mengikutsertakan bayi. Jika memang perjalanan orang tua memang penting dan tidak ada yang dapat menjaga bayi, maka perlu dilakukan persiapan-persiapan untuk keperluan bayi selama perjalanan.
3. Siapkan susu bayi
Bayi tentu tidak bisa lepas dari susu baik itu ASI atau susu formula. Oleh karenanya, Ibu perlu menyiapkan memang susu yang diperlukan bayi dalam perjalanan, terlebih lagi jika perjalanan yang jauh. Bagi Ibu yang menyusui ASI mungkin dapat melakukan pumping atau pompa ASI lalu menampungnya dalam dot. Sehingga Ibu tidak kesulitan menyusui bayi ketika di dalam pesawat nantinya. Oleh karenanya, sebelumnya Ibu perlu mengetahui cara memerah ASI atau cara memompa ASI dan juga cara menyimpan ASI tersebut untuk persiapan perjalanan. Jika Ibu merasa takut susu bayi mengalami dingin, maka Ibu dapat meminta bantuan pramugari atau pramugara pesawat untuk menyiapkan air hangat atau penghangat untuk menghangatkan susu.
4. Berikan bayi susu atau dot
Pada saat melakukan transportasi dengan pesawat, terjadi perubahan tekanan udara saat dalam perjalanan. Hal ini menyebabkan tekanan udara membuat gendang telinga tertarik dan dapat menyebabkan nyeri pada telinga. Untuk mengatasinya, berikan bayi susu (menyusu) atau kepala dot agar bayi melakukan gerakan menelan. Pada saat menelan, saluran dari gendang teling menuju tenggorokan akan terbuka, sehingga tekanan udara dapat stabil kembali dan gendang telinga tidak tertarik (menghilangkan nyeri pada telinga).
5. Siapkan pakaian hangat bayi
Suhu di dalam pesawat kita ketahui memiliki suhu yang dingin. Hal ini tentu kurang baik bagi kesehatan bayi, dimana bayi masih rawan mengalami kehilangan panas tubuh dan mudah terjadi hipotermia (suhu tubuh menurun). Sebab terdapat bahaya hipotermia pada bayi baru lahir karena kurangnya lapisan lemak tubuh seperti orang dewasa. Oleh karenanya, Ibu perlu menyiapkan pakaian yang dapat menghangatkan bayi. Ibu perlu memakaikan pakaian berupa baju lengan panjang, kaos tangan, kaos kaki atau sepatu bayi, penutup kepala dan juga selimut bayi.
Selain itu, saat dalam perjalanan pastikan bayi memang tidak mengalami kedinginan. Ibu perlu secara rutin meraba tubuh bayi untuk merasakan kondisi kehangatan bayi secara umum. Hal ini juga sebagai langkah awal penanganan hipotermia pada bayi atau sebagai penjagaan awal dari Ibu.
6. Siapkan popok pengganti
Bagi Ibu yang melakukan perjalanan dengan pesawat, sebaiknya memakaikan popok pada bayi agar nantinya saat penerbangan Ibu tidak kesusahan apabila bayi buang air kecil atau buang air besar. Selain itu, Ibu juga perlu menyiapkan popok pengganti atau cadangan agar dapat digunakan pada saat perjalanan, terutama jika penerbangan lebih lama. Sebab jika popok bayi sudah penuh dan tidak diganti, maka bayi dapat rewel dan dapat menyusahkan Ibu serta mengganggu orang sekitar selama penerbangan.
7. Hindari berdekatan dengan orang batuk dan flu
Sejak di bandara dan di dalam pesawat, tentu kita akan bertemu dengan banyak orang. Sehingga kemungkinan paparan infeksi dari virus dan bakteri juga dapat tinggi. Hal ini tentu tidak baik mengingat daya tahan tubuh bayi tidak sebaik orang dewasa. Oleh karenanya, sebisa mungkin kurangi aktivitas mobile pada saat tersebut untuk mengurangi resiko paparan. Jika memungkinkan mintalah bertukar tempat duduk baik di bandara atau dalam pesawat jika Ibu bersebelahan dengan orang batuk atau flu. Tetapi jika yang mengalami batuk dan flu adalah Ibu, maka sebaiknya Ibu menggunakan masker. Hal ini bertujuan untuk menghindari dampak terparah dari infeksi yang beresiko menyebabkan infeksi paru-paru pada bayi.
8. Penutup telinga
Tips bayi naik pesawat selanjutnya dalah menyiapkan penutup telinga untuk bayi. Pada saat di bandara atau di dalam pesawat, bisa saja terjadi bising dan perubahan tekanan udara. Maka Ibu dapat memakaikan penutup telinga atau ear plug pada bayi sehingga dapat melindungi bayi dari kedua hal tersebut. Sebab jika dibiarkan, hal tersebut bisa mengganggu bayi dan membuat bayi menjadi rewel.
9. Cuci tangan setiap menyentuh bayi
Di bandara dan di pesawat merupakan fasilitas umum yang banyak digunakan oleh orang-orang. Pada saat itu, tentu Ibu telah menyentuh atau memegang fasilitas atau benda di daerah tersebut yang juga disentuh orang lain, termasuk oleh orang yang sakit. Oleh karenanya, resiko berpindahnya mikroorganisme seperti bakteri dan virus pada tangan Ibu juga dapat lebih besar. Maka dari itu Ibu perlu lebih sering mencuci tangan sebelum menyentuh bayi atau peralatan bayi. Jika tidak memungkinkan, minimal Ibu menggunakan antiseptik pembersih tangan.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…