Pemeriksaan VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory) merupakan suatu pemeriksaan atau screening untuk penyakit sifilis pada ibu hamil. Penyakit ini merupakan penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual yang disebabkan oleh terjadi infeksi Treponema Pallidum sehingga menimbulkan penyakit sifilis. Pemeriksaan ini sengaja dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui apakah dia menderita penyakit sifilis atau tidak. Karena dikhawatirkan akan menyebar pada janin yang dikandungnya. Janin yang terinfeksi akibat penyakit ini biasanya akan mengalami gejala saat pertama dilahirkan ataupun beberapa bulan setelahnya. Gejala yang tampak biasanya adalah pembesaran hati dan limpa, kuning, anemia, lesi kulit, pembesaran kelenjar getah bening serta ganguan sistem saraf.
Sedemikian sehingga pemeriksaan VDRL dimaksudkan untuk mencegah agar janin tidak terkena infeksi penyakit sifilis yang diderita oleh ibunya saat masa hamilan. Dengan kata lain, pengobatan terhadap penyakit sifilis sebelum kehamilan bisa mencegah bayi terkena kongenital atau infeksi dari penyakit sifilis tersebut.
Oleh karena itu, beberapa dokter kandungan menganjurkan ibu-ibu hamil untuk melakukan monitoring dan pencegahan dari penyakit sifilis tersebut dengan cara melakukan pemeriksaan VDRL. Bagi ibu hamil yang menderita sifilis, baik primer maupun sekunder, dokter akan menyarankan untuk menjalani evaluasi sekaligus pengobatan dengan VDRL pada 1, 3, 6, 12 bulan setelah masa pengobatan selesai. Hal ini dilakukan karena jika pemeriksaan berhasil dan memuaskan selama periode 2 tahun setelah masa terapi, maka pasien dapat dinyatakan sembuh. Sedangkan bagi pasien yang menderita sifilis tersier, dengan kata lain terdeteksi gangguan jantung akibat sifilis, maka mau tidak mau harus dilakukan monitoring atau pemeriksaan selama seumur hidup.
Pencegahan penyakit sifilis sendiri tentunya adalah dengan cara menghindari melakukan hubungan seksual yang tidak aman, seperti berganti-ganti pasangan. Sedemikian sehingga kesetiaan kepada pasangan menjadi salah satu kunci untuk mencegah diri dari penyakit sifilis yang merupakan penyakit kelamin dengan proses penularannya melalui hubungan seksual yang dilakukan.
Namun sebenarnya yang tak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan apa diri anda dan pasangan tidak terinfeksi penyakit tersebut.
Lantas bagaimana dengan penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom dalam berhubungan seksual dengan pasangan? Penggunaan kondom sebenarnya boleh-boleh saja dan juga membantu agar anda tidak tertular, tetapi perlu diingat bahwa luka sifilis bisa saja terdapat di sekitar area kelamin yang tidak terlindungi oleh kondom tersebut. Sedemikian sehingga proses penularan tetap akan terjadi. Mau tidak mau anda dan pasangan memang harus melakukan pemeriksaan pada dokter untuk mengetahui apakah anda dan pasangan terinfeksi atau tidak. Jikalau memang terinfeksi, segeralah lakukan pengobatan agar kegiatan seksual anda dan pasangan tidak terganggu serta aman dan nantinya janin yang dikandung oleh pasangan wanita tidak pula terinfeksi sehingga bisa lahir dengan keadaan normal dan sehat.Jadi, dapat disimpulkan bahwa manfaat pemeriksaan VDRL pada ibu hamil adalah untuk mengetahui apakah anda menderita penyakit sifilis, yang bisa mengganggu pada kesehatan bayi ketika lahir atau beberapa bulan setelahnya.
Sehingga apabila hasil pemeriksaannya positif, maka bisa dilakukan pencegahan dan pengobatan agar tidak menular atau menginfeksi janin yang ada di dalam kandungan. Sedangkan untuk penyembuhannya secara total, sebagaimana dijelaskan di atas, yaitu memerlukan pemeriksaan dan monitoring selama 2 tahun. Namun apabila ditemukan gangguan jantung, maka mau tidak mau pemeriksaan dan monitoring harus dilakukan selama seumur hidup.
Sebagai Tambahan:
Pemeriksaan VDRL biasanya didampingkan dengan pemeriksaan TPHA. Dengan kata lain, apabila anda melakukan pemeriksaan VDRL, maka akan dilakukan pula pemeriksaan TPHA. Kedua pemeriksaan ini (VDRL dan TPHA) dilakukan karena nantinya akan saling mempengaruhi pada hasilnya. Di mana penyakit sifilis dengan VDRL positif dapat disertai dengan biologi false positif atau benar-benar positif dalam kondisi titer rendah. Adapun biologi false positif dapat terbagi menjadi dua, yaitu:
Artinya, apabila keadaan VDRL positif dan TPHA negatif, maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan kembali setelah 10 minggu. Jika hasilnya masih sama, maka dokter akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara lebih spesifik, yaitu FTA-ABS (Fluoresence Treponemal Antibody-Absorption). Pemeriksaan ini merupakan tes treponema (Treponema Pallidum yang menjadi penyebab penyakit sifilis) untuk mendeteksi penyakit sifilis. Apabila hasil FTA-ABS negatif, maka positif palsu atau biologi false positif bisa disingkirkan. Sedangkan apabila FTA-ABS positif, maka hasilnya perlu ditegakkan (diperiksa kembali atau dibandingkan) dengan hasil pemeriksaan fisik yang sebelumnya. Tambahan penjelasan tentang pemeriksaan VDRL dan TPHA ini dikutip dari penjelasan dr. Dyah Novita Anggrani dalam KlikDokter.com yang dimuat oleh Tim Redaksi KlikDokter.
Baca juga : tes darah saat hamil – Manfaat USG Kehamilan – Hamil Anggur
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…