Setiap kondisi kehamilan yang dijalani oleh ibu hamil tentu diharapkan berjalan dengan normal, baik baik saja, serta tidak mengalami hal hal yang dapat menyebabkan kondisi kesehatan ibu amupun janin menjadi terganggu termasuk perkembangan janin di dalam kandungan. Datangnya kondisi kehamilan yang bermasalah dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab dan faktor baik dari dalam tubuh dan perilaku yang dijalani oleh ibu hamil maupun dari lingkungan sekitarnya.
Salah satu bentuk kondisi yang tidak diinginkan terjadi pada ibu hamil karena meupakan keadaan yang berefek membahayakan adalah munculnya kehamilan patologis atau patologi kehamilan. Patologis kehamilan merupakan keadaan penyakit dan gejalanya yang dapat menjadi salah satu kondisi penghalang atau komplikasi yang menyertai pada tubuh ibu hamil. Kondisi kehamilan patologis tentu tidak diinginkan terjadi dan harus dihindari karena dampaknya yang bisa jadi menghalangi proses kehamilan berjalan normal.
Kondiai kehamilan patologis harus menjadi salah satu keadaan yang perlu diperhatikan setiap ibu hamil sehingga dapat dicegah dengan cepat. Beberapa kondisi kehamilan patologis tentu akan menujukan tanda atau gejala tertentu yang tidak sesuai dengan tanda kehamilan normal. Berikut penjelasan mengenai contoh kehamilan patologis yang perlu diperhatikan oleh setiap ibu hamil agar dapat mencegahnya sehingga tidak terjadi dalam penjelasan di bawah ini.
Mual dan muntah atau yang populer disebut sebagai morning sickness merupakan keadaan yang umum terjadi pada ibu hamil. Namun ketika mual dan muntah berlangsung sangat parah hingga lebih dari 10 kali dalam 24 jam tentu menjadi kondisi yang berbahaya bagi ibu hamil. Keadaan muntah yang disebut sebagai hiperemesis gravidarum tersebut merupakan kondisi yang termasuk dalam salah satu contoh kehamilan patologis. Beberapa gejala yang menujukan ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum selain muntah seperti tenggorokan yang kering, munculnya tanda dehidrasi, timbul ikterus dan gangguan sarah, serta berat badan ibu hamil yang turun drastis.
Contoh konidsi kehamilan patologis selanjutnya adalah preeklampsia dan eklampsia. Preeklampsia merupakan kondisi awal sebelum terjadinya eklampsia yang menjadi salah satu kondisi patologis kehamilan yang berbahaya bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Preeklampsia dapat terjadi karena tiga faktor dan gejala awal yakni hipertensi atau tekanan darah tinggi, proteinuria atau adanya kandungan protein di dalam urin, dan edema atau munculnya bengkak pada bagian tubuh tertentu. Kondisi preeklampsia akan berkembang menjadi eklampsia bila tidak ditangani dengan gejala kejang atau koma.
Pendarahan ante partum merupakan pendarahan yang terjadi pravaginum atau dari dalam vagina dengan jumlahnya yang cukup banyak (> 22 mg). Pendarahan tersebut merupakan salah satu kondisi patologi kehamilan yang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti wanita perokok aktif, hipertensi atau riwayat tekanan darah tinggi, riwayat solusio plasenta, dan multiparitas atau wanita yang sudah pernah melahirkan bayi hidup sebanyak lebih dari dua kali. Pendarahan pravaginum ini dapat menyebabkan terjadinya abortus atau keguguran pada ibu hamil terutama di awal awal kehamilan.
Kehamilan ektopik adalah kondisi dimana janin berkembang diluar rahim atau biasanya pada bagian tuba falopi. Faktor penyebab dari kondisi kehamilan ektopik tidak banyak diketahui namun kebanyakan karena kondisi kelainan pada bagian organ reproduksi wanita. Kehamilan ektopik dapat dikenali melalui beberapa ciri diantaranya seperti munculnya rasa nyeri dan pendarahan pada vagina, amenore, kondisi nyeri yang muncul tiba tiba sehingga menyebabkan ibu hamil syok atau pingsan.
Mola hidatidosa atau yang lebih populer disebut sebagai hamil anggur dimana terjadinya pertumbuhan chorionic villi (jonjotan/gantungan) berupa gelembung pada rahim ibu hamil. Mola hidatidosa terjadi akibat adanya kelainan pertumbuhan pada calon plasenta disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidropik. Kehamilan mola hidatidosa merupakan kondisi kelainan yang menyebabkan munculnya tumor jinak akibat abnormalnya pertumbuhan bakal janin sehingga harus diatasi dengan menghilangkan tumor tersebut baik melalui kuretase maupun tindakan medis lainnya. Diagnosa awal kondisi kelainan ini dapat diketahui dari ciri ciri kehamilan mola hidatidosa.
Kondisi lain yang juga dapat menjadi salah satu contoh kehamilan patologis adalah adanya gangguan pada plasenta dan cairan amonion. Beberapa kondisi yang dapat menjadi bagian dari gangguan pada plasenta tersebut diantaranya polihidramnion atau cairan yang terlalu banyak (lebih dari 2000 ml), oligohiramnion atau kondisi dimana cairan plasenta kurang dari 500 ml, serta kondisi kelainan plasenta lainnnya seperti tumor plasenta, insufisiensi palsenta, infark plasenta, dan lain sebagainya.
Itulah beberapa kondisi yang dapat menjadi contoh kehamilan patologis yang berbahaya dan perlu penanganan khusus. Kehamilan patologis merupakan keadaan yang lebih banyak membutuhkan penanganan lebih secara medis dan tentu menjadi hal yang pastinya ingin dihindari oleh ibu hamil. Ada banyak dampak buruk dari munculnya kondisi kehamialan patologis mulai dari keguguran hingga kematian ibu hamil.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…