Selepas proses persalinan yang merupakan bagian akhir dari masa kehamilan yang harus dijalani oleh ibu hamil kurang lebih selama 40 minggu, ada tanggung jawab yang lebih besar menanti ketika bayi yang selama ini dikandungnya tersebut sudah terlahir dengan sehat dan selamat. Salah satu bentuk tanggung jawab ibu hamil yang harus dilakukannya sebagai peran untuk menjaga, membesarkan, dan memberikan perhatian pada bayi adalah proses atau aktivitas menyusui.
Menyusui menjadi salah satu proses yang dapat berdampak pada perkembangan bayi sehingga sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh semua ibu selama minimal 6 bulan atau dapat berlanjut hingga bayi berusia 2 tahun. Pentingnya aktivitas menyusui tersebut dikarenakan adanya banyak manfaat asi untuk bayi yang harus tercapai dan dapat dirasakan oleh bayi. Meskipun penting, terkadang ada berbagai macam kendala yang menyebabkan ibu mengalami hambatan untuk dapat memberikan asi secara langsung dalam proses menyusui.
Bentuk hambatan yang umum terjadi di era perkembangan modern ini adalah tidak adanya waktu untuk ibu memberikan asi secara langsung kepada bayi. Untuk menyiasati kondisi tersebut maka ibu dalam memerah asi secara langsung dari tubuhnya untuk diberikan kepada bayi. Untuk dapat mendapatkan hasil yang tetap maksimal dalam proses pemberian asi dengan cara yang disebutkan diatas, berikut ini beberapa tips menyusui bayi dengan asi perah yang harus diperhatikan dengan baik dalam ulasan di bawah ini.
Meskipun memerah asi merupakan alternatif cara yang dapat dilakukan bagi ibu pekerja atau yang memiliki aktivitas sibuk diberikan tanpa langsung dari payudaranya, menyusui secara langsung pada bayi tetap harus dilakukan ketika ibu sudah pulang dari kesibukan dan bertemu dengan bayi. Aktivitas memberikan asi secara langsung dapat membantu ibu menyeimbangkan hormon pasca proses persalinan dan tetap membentuk hubungan emosional yang baik antara ibu dan bayinya, serta adanya manfaat memberikan asi bagi ibu menyusui.
Tips menyusui bayi dengan asi perah yang juga penting adalah mengenai penyimpanan asi yang sudah diperah. Asi alami tentu memiliki ketahanan terhadap lingkungan sekitarnya yang dapat menyebakan asi tersebut menjadi basi. Agar asi tetap dapat diberikan kepada bayi sepanjang waktu maka penyimpanan asi perah tersebut harus diperhatikan dengan baik. Secara umum, prinsip dan cara menyimpan asi perah yang benar adalah menyimpan asi dengan cara cara yang dapat memperpanjang usia pakai asi dan menyesuaikannya dengan penggunaan.
Memerah asi harus dilakukan setiap ada waktu luang yang dimiliki oleh ibu menyusui agar kebutuhan dan jumlah asi tidak kosong ketika memang ibu tidak sedang bertemu dengan bayi tersebut. Untuk memastikan stok asi selalu tersedia maka pastikan ibu selalu memerah asi tersebut setiap saat pada jam istirahat kerja ataupun ketika dirumah. Penggunaan alat perah yang nyaman juga sangat dianjurkan agar proses memerah asi bisa optimal dan menghasilkan asi perah yang melimpah.
Asi yang diperah dan sudah berada pada ruang penyimpanan tentu membutuhkan perlakuan yang tepat jika ingin diberikan kepada bayi. Oleh karena itu, tips menyusui bayi dengan asi perah selanjutnya berkaitan dengan cara memberikan asi perah yang benar agar manfaat asi tetap dapat diperoleh bayi. Dalam proses memberikan asi perah yang sudah disimpan kepada bayi adalah mencoba untuk melelehkan asi perah tersebut hingga dapat dikonsumsi secara perlahan dan jangan memanaskan asi secara langsung karena dapat menyebabkan hilangnya beberapa nutrisi penting pada asi tersebut.
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan oleh setiap ibu yang melakukan aktivitas pemberian asi perah adalah mengenai pelabelan yang jelas pada setiap asi yang disimpan. Pentingnya pelabelan tersebut diperlukan agar asi yang sudah di simpan lama dapat diberikan lebih dulu dan menghindari asi yang usia pakainya terlewati sehingga terbuang sia sia. Pada label asi tersebut sebaiknya tertulis waktu dimana asi diperah secara jelas hari, tangga, dan jika perlu jamnya. Peletakan asi perah dalam penyimpanan sebaiknya juga diperhatikan dimana asi yang baru diperah di taruh paling belakang dibandingkan asi perah lama.
Kontaminasi dengan bakteri maupun kuman di lingkungan sekitar merupakan kondisi yang ditakutkan terjadi pada asi perah. Untuk menghindari hal tersebut terjadi maka langkah yang dapat dilakukan adalah selalu memastikan kebersihan dan sterilitas dari setiap wadah dan alat yang digunakan sehingga dampak dampak buruk yang ada dapat dihindari.
Itulah beberapa tips menyusui bayi dengan asi perah yang perlu diperhatikan terutama pada ibu menyusui yang masih aktif bekerja dan tidak memiliki waktu luang lebih untuk memberikan asi secara langsung. Memberikan asi perah tetap akan menjaga tercapainya manfaat asi untuk bayi.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…