Dalam masa pertumbuhan anak, sangat wajar terjadi anak susah makan, atau sebaliknya, anak sangat sulit makan. Namun, sebagai orang tua Anda harus memperhatikan sistem pencernaannya tetap sehat terlepas banyak atau sedikitnya makanan yang masuk ke tubuhnya.
Sebenarnya, BAB mengeras belum tentu disebabkan oleh salah makan atau kurangnya suatu nutrisi tertentu pada anak. Jika anak Anda sedang dalam tahap baru diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI, maka sangat wajar jika BAB-nya menjadi lebih keras daripada biasanya. Hal ini dikarenakan pencernaannya menerima hal baru untuk dicerna, sehingga tubuhnya masih dalam tahap perkenalan terhadap makanan baru. Mungkin ibu bisa mencoba cara mengatasi bayi susah BAB, tapi apakah Anda masih khawatir?
Wajar saja, jika ibu khawatir. Maka, mari kita simak bersama bagaimana tanda-tanda anak susah BAB untuk mengurangi kekhawatiran Anda.
Baca juga:
Tanda-tanda anak susah BAB:
Idealnya anak-anak BAB setiap hari. Bahkan, bayi yang baru lahir dan meminum ASI sebagai makanan utamanya, umumnya bisa BAB hingga 10 kali dalam sehari. Sedangkan untuk bayi yang lebih besar hingga usia 1 tahun biasanya BAB 3-4 kali sehari. Sebenarnya, ini bukanlah patokan baku untuk berapa kali normalnya anak harus BAB karena metabolisme tubuh anak pasti berbeda-beda. Namun, jika anak Anda BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu, sebaiknya Anda waspada. Dikhawatirkan anak Anda sedang mengalami sembelit dan harus segera diobati. (Baca juga: Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi)
Perhatikanlah jika anak menangis saat BAB dan terlihat mengejan dengan cukup keras, bisa jadi fesesnya keras dan dia merasa kesakitan saat mengeluarkannya. Biasanya, jika feses menjadi keras hingga anak kesakitan, dia akan menjadi lebih rewel saat ingin BAB atau lebih parah lagi, dia menjadi enggan untuk BAB. (Baca juga: Penyebab Anak Susah BAB)
Cobalah untuk terbiasa memperhatikan bentuk feses anak Anda. Jika tiba-tiba anak tampak kesulitan saat ingin BAB, bisa jadi fesesnya lebih keras daripada seharusnya. Lihatlah apakah fesesnya tampak keras dan teksturnya seperti batu kecil? Jika ya, itulah penyebab anak kesulitas BAB. (Baca juga: Kotoran Bayi Berwarna Hijau dan Berlendir)
Jika anak Anda terlihat kesakitan saat BAB, selain melihat tekstur fesesnya, perhatikan juga apakah ada darah yang ikut kluar di popoknya atau di tempat pembuangan. Jika ya, maka mungkin ada luka atau iritasi pada anus anak Anda akibat kerasnya feses yang dikeluarkan. Anda harus mengetahui penyebab bayi BAB keras dan berdarah sehingga bisa mencegahnya terjadi pada bayi Anda.
Cara mengatasi anak susah BAB
Jika anak Anda mengalami kesulitan buang air besar, bisa jadi anak kekurangan nutrisi tertentu dari makanannya. Selain itu, bisa jadi anak mempunyai alergi terhadap makanan tertentu yang membuat fesesnya menjadi lebih keras. Jika itu terjadi, maka Anda perlu melakukan beberapa cara untuk mengatasi anak susah BAB.
Jika anak sudah mulai mengkonsumsi makanan pendamping ASI, maka pastikan kebutuhan seratnya tercukupi. Berikan sayuran dan buah-buahan yang cukup ke dalam menu makanannya. Cobalah mencari variasi makanan penuh serat yang disukai anak. Namun, jika anak masih hanya mengkonsumsi ASI, maka ibulah yang harus mencukupi kebutuhan seratnya melalui ASI yang diminumnya. Ibu harus memakan makanan tinggi serat agar anak yang meminum ASInya juga mendapat manfaat serat yang dimakan ibu. (Baca juga: Makanan Bergizi untuk Ibu Hamil)
Cairan bisa membantu kelancaran proses pencernaan anak. Maka, pastikan anak Anda minum air putih yang cukup. Selain air putih, Anda bisa mencukupi kebutuhan cairannya melalui jus buah atau sayuran yang berkuah. Anda juga bisa memberinya buah-buahan yang memiliki kandungan air yang banyak, seperti semangka, jeruk, dan melon.
Baca juga:
Banyak bergerak bisa membantu anak untuk segera merasa ingin BAB. Olahraga atau bergerak aktif bisa membantu stimulasi otot dan saraf agar bekerja dengan baik, termasuk otot di sepanjang saluran pencernaan. Oleh karena itu, dengan banyak bergerak, otot di sepanjang saluran pencernaan anak bisa bekerja baik dan membuat anak segera ingin BAB.
Maka, jika anak Anda sudah bisa berjalan, ajak dia untuk banyak bergerak, misalnya dengan berlari di halaman rumah atau sekedar merangkak di dalam kamar. Namun, jika anak masih di usia dini, cukup letakkan anak di kasur dan biarkan dia bergerak dan menendang-nendang sebagai gerakan olahraganya. (Baca juga: Cara Mengajari Anak Berenang)
Buat kebiasaan bagi anak untuk ke toilet untuk BAB. Luangkanlah waktu 10 menit, misalnya setelah sarapan, setelah makan siang atau setelah makan malam. Mengapa lebih baik setelah makan? Karena, makan bisa mengaktifasi refleks gastrokolik, yang akan mendorong feses keluar dari usus, yang menyebabkan anak lebih mudah buang air besar.
Biasakan anak untuk segera ke toilet begitu dia ingin BAB. Membuat jadwal ke toilet bisa menjadi salah satu cara agar anak tidak menahan rsa ingin BAB. Jika anak merasa ingin BAB di luar jadwal biasanya, segera ajak anak ke toilet terdekat dan jangan tunda BAB-nya. Sama dengan cara agar anak tidak ngompol, kebiasaan tidak menahan BAB ke depannya akan bisa mencegah susah BAB pada anak.
Bila anak Anda mengkonsumsi susu formula, mungkin Anda perlu untuk konsultasi dengan dokter anak untuk memastikan susu formula yang dia minum cocok dengan sistem pencernaannya. Pemberian susu formula yang tidak tepat, atau terlalu kental maupun encer, bisa jadi menimbulkan konstipasi pada anak. Baca instruksi cara pembuatan susu formula dengan seksama untuk memastikan Anda sudah membuat dengan cara yang tepat. Jika BAB anak masih keras setelah Anda memberikan susu formula dengan cara yang tepat, mungkin ada baiknya Anda menghentikan sementara pemberian susu formula tersebut dan segera berkonsultasi dengan dokter anak.
Baca juga:
Dengan mengikuti cara-cara di atas, diharapkan Anda bisa mengatasi susah BAB pada anak dengan cara yang alami. Jangan terburu-buru memberi obat pencahar untuk anak Anda yang susah BAB. Dikhawatirkan obat pencahar justru menimbulkan masalah baru pada anak Anda. Sebaiknya, Anda berkonsultasi dahulu pada dokter jika anak mengalami susah BAB dalam waktu yang lama supaya Anda bisa memberi perawatan yang tepat kepada anak Anda.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…