Categories: Kesehatan Bayi

14 Cara Merawat Bayi Baru Lahir Yang Baik dan Benar

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sebagian besar Ibu yang baru melahirkan terutama anak pertama mungkin masih bingung dengan cara merawat bayi. Perlu diketahui, cara merawat bayi agar pertumbuhan dan perkembangannya terjaga memerlukan perawatan yang sedikit berbeda. Bayi cenderung sensitif dengan perubahan lingkungan sekitar, termasuk udara, suhu dan lain sebagainya, termasuk paparan. Selain itu, kebutuhan nutrisi bayi juga berbeda, dalam hal jumlah serta frekuensi pemberiannya.

(Baca juga: Cara memandikan bayi baru lahir – Cara melebatkan rambut bayi)

Mungkin banyak yang belum mengetahui, bahwa cara memberikan ASI atau susu yang salah saja dapat membuat bayi menjadi sesak, kebiruan bahkan meninggal. Oleh karenanya para Ibu perlu mengetahui beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merawat bayinya, misalnya:

1. Ingat bahwa bayi mudah mengalami gangguan napas

Banyak orang yang cenderung lebih memperhatikan perawatan tali pusat. Padahal salah satu penyebab terbesar yang sering dilupakan adalah sesak atau henti napas. Oleh karenanya, pastikan selalu jalan nafas bayi tidak tersumbat. Jangan memberikan benda atau makanan padat yang dapat membuat bayi tersedak. selain itu perhatikan cara memberi minum yang tepat pada bayi agar tidak tersedak. keadaan ketidaktahuan Ibu sering menyebabkan bayi gangguan napas, walaupun bayinya dalam keadaan sehat.

(Baca juga: Anak tersedak)

2. Jangan anggap remeh lendir tenggorokan/flu

Jika bayi terdengar memiliki lendir atau flu, segera konsultasikan kepada tenaga kesehatan. Sebab dalam keadaan lanjut, lendir pada saluran napas dapat membuat bayi sesak bahkan dapat menyebabkan kekurangan oksigen. Jika bisa, Ibu bantu dengan mengeluarkan lendir saat dalam perjalanan menuju tempat pelayanan kesehatan.

(Baca juga: Cara mengatasi pilek pada bayi)

3. ketahui kebutuhan minum susu bayi

Saat memberikan bayi ASI ataupun susu formula, berikan dalam porsi cukup. Tanyakan pada bidan atau dokter yang membantu proses kelahiran, seberapa banyak jumlah Asi/susu yang perlu diberikan tiap kali minum dan tiap berapa jam bayi perlu diminumkan. Sebab pemberian jumlah minum dan frekuesi minum pada tiap bayi berbeda karena bergantung pada berat badan bayi (sesuai kebutuhan). Kekurangan minum akan dapat menyebabkan berat bayi turun, sebaliknya kelebihan minum dapat menyebabkan bayi muntah hingga akhiirnya tersedak. Jika tersedak, maka akan masuk ke saluran napas hingga paru-paru dan dapat menyebabkan bayi menjadi kebiruan dan meninggal.

(Baca juga: Tanda bayi alergi susu sapi)

4. Jangan langsung membaringkan bayi setelah disusui

Setelah bayi selesai diberi ASI atau susu formula (setelah diminumkan), bayi jangan langsung dibaringkan. Sebaiknya bayi perlu di sanggah dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi di banding kaki (kadang setengah duduk) sambil punggung bayi ditepuk-tepuk. Hal ini bertujuan membuat bayi segera bersendawa yang menandakan bahwa susu benar masuk ke saluran cerna. Sebab jika tidak, bayi akan mudah muntah dan akan masuk ke saluran napas.

(Baca juga: Gumoh pada bayi setelah minum susu)

5. Sebaiknya bayi tetap mengkonsumsi ASI secara ekslusif

Sebaiknya setelah bayi lahir, Ibu tetap memberikan ASI kepada bayi tanpa makanan atau susu tambahan (ASI ekslusif) selama 6 bulan. Sebab kandungan ASI lebih lengkap dari susu formula. Selain itu, pemberian makanan tambahan dapat cenderung membuat pencernaan bayi terganggu. Penggunaan susu formula sebagai pengganti ASI dilakukan jika ASI sama sekali benar-benar tidak bisa diberikan, misalnya produksi ASI kurang bahkan tidak ada, serta adanya alergi bayi terhadap ASI atau intoleransi.

(Baca juga: Cara membedong bayi baru lahir)

6. Jaga kehangatan bayi

Sejak bayi dilahirkan dan sebugar apapun bayi, tetap perhatikan kehangatan bayi. Bayi baru lahir rawan mengalami kehilangan panas tubuh (sehingga suhu tubuh dibawah normal) dan dapat menyebabkan kematian. Ada banyak cara bayi dapat kehilangan panas tubuh, melalui penguapan pada kulit, terkena langsung benda yang lebih dingin dari tubuhnya, pakaian yang basah dan lain sebagainya. Oleh karenanya, Ibu bayi perlu tetap menjaga pakaian bayi dan terbungkus selimut halus bayi. Jika bayi ngompol atau pakaiannya basah, segera ganti dengan yang kering.

(Baca juga: Cara menjaga bayi agar tidak mudah sakit)

7. Jaga bayi dari kondisi demam

Demam sering terjadi pada bayi dan anak, para Ibu perlu segera menangani demam yang terjadi pada buah hati karena sebagian besar demam pada bayi dan anak dapat membuat anak menjadi kejang. Jika terjadi kejang, hal ini mempengaruhi kelistrikan dari saraf-saraf serta dapat merusak saraf. Oleh karenanaya dampak kejang kedepannya bisa menghambat perkembangan otak anak, atau dampak langsung saat terjadi kejang bisa mengakibatkan hilangnya kesadaran.

(Baca juga: Cara menyusui bayi kembar)

8. Jaga bayi dari kejang

Bila anak atau bayi memiliki riwayat kejang demam, mintalah arahan dari dokter apakah anda (Ibu bayi) perlu menyiapkan obat-obat deman dan obat kejang dirumah untuk berjaga-jaga. Jika iya, maka pelajari cara atau waktu pemberiannya saat timbul gejala.

(Baca juga: Cara mengatasi kejang demam pada anak)

9. Pastikan bayi mendapatkan vaksisn sesuai jadwal

Saat bayi anda lahir, pastikan bayi sudah diberi vaksin. Umumnya saat proses persalinan di fasilitas kesehatan, bayi biasanya langsung diberi vaksin HB0. Setelah itu pastikan selama perkembangannya kedepan sang bayi akan mendapatkan vaksin sesuai dengan waktunya.

10. Rawat tali pusat

Pada saat bayi setelah lahir, umumnya bidan atau dokter telah mengikat tali pusat yang menempel ditubuh bayi. Tali pusat ini akan terjatuh seiring bertambahnya hari asalkan tali pusat terawat baik dan kering. Saat dirumah, jangan menaruh berbagai macam zat misalnya bedak pada tali pusat. Hal ini akan menyebabkan infeksi dan demam pada bayi. Rawatlah kebersihan tali pusat dan biarkan mengering maka tali pusat akan jatuh atau terlepas dengan sendirinya.

(Baca juga: Penyebab bayi terlilit tali pusat)

11. Cuci tangan sebelum menyentuh bayi

Cucilah tangan sebelum menyentuh bayi. Saat dirumah atau ditempat lain, sebaiknya tetap jaga kebersihan tangan anda. Sebaiknya sebelum menyentuh bayi, mencuci tangan dan mengeringkannya adalah salah satu metode pencegahan terjadinya infeksi kepada bayi. Telapak tangan kita merupakan sarana perpindahan bakteri dari berbagai tempat yang kita sentuh. Jika kita semakin sering menyentuh bayi tanpa mencuci tangan, berarti kita meningkatkan resiko infeksi pada buah hati.

(Baca juga: Cara mengobati batuk berdahak pada bayi)

12. Gunakan selalu pakaian dan alat-alat bayi yang bersih

Sistem imun pada bayi belumlah terbentuk sempurna. Segala bentuk perawatan seperti menjaga kebersihan pakaian dan alat keperluan bayi menjadi sangat penting diperhatikan. Cucilah pakaian bayi hingga bersih sesering mungkin, dan untuk alat-alat bayi sebisa mungkin juga dicuci bersih bahkan direndam air panas.

(Baca juga: Tips menyusui agar bayi tidak muntah)

13. Pantau pertumbuhan dan perkembangan bayi

Pantau terus pertumbuhan bayi dengan cara dengan rutin menimbang berat badan bayi. Seharusnya dengan pemberian ASI yang cukup, pertumbuhan berat bayi akan bertambah dari hari-kehari. Bila berat badan bayi justru berkurang, maka ada hal yang harus kita pikirkan menjadi penyebabnya. Cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter dan bidan terdekat.

(Baca juga: Cara menyusui bayi)

14. Kenali bayi lebih mendalam

Lihat perubahan yang terjadi pada bayi. Beberapa gangguan kesehatan yang sering terjadi pada bayi misalnya bayi tampak kekuningan (ada yang normal dan ada yang abnormal), bayi sering muntah, perut kembung, perubahan kotoran, napas terasa berat, kebiruan, bayi batuk atau flu, napas sering terdengar suara lendir, demam, kejang, dan lain sebagainya. Bila terdapat tanda-tanda tersebut, segera konsultasikan pada pelayanan kesehatan terdekat. Perlu ditanyakan pada bidan atau dokternya, bagaimana tanda kejang pada bayi.

(Baca juga: Cara mengatasi perut kembung pada bayi)

Recent Posts

3 Tips Agar Embrio Menempel di Dinding Rahim

Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…

8 months ago

4 Ciri-ciri Masa Subur untuk Haid Tidak Teratur

Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…

8 months ago

5 Tanda Embrio Transfer Gagal

Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…

9 months ago

4 Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…

9 months ago

HCG : Pengertian, Fungsi, dan Pengaruhnya

Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…

9 months ago

12 Ciri-ciri Hormon HCG Meningkat

Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…

9 months ago