Dalam kesehariannya, terkadang ibu hamil tetap ingin melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu, memasak, mencuci, dan lain-lain. Bahkan ada ibu hamil yang tidak segan untuk melakukan pekerjaan yang lebih berat seperti mengangkat atau memindahkan barang-barang di rumah. Padahal, dalam kondisi hamil, sekalipun ibu merasa sehat dan kuat untuk mengangkat beban berat tetap saja harus mengurangi dan lebih baik lagi untuk dihindari karena bisa berbahaya bagi ibu maupun janin.
Mengapa Tidak Boleh Mengangkat Beban Berat Saat Hamil?
Wanita hamil mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Saat hamil, ligamen merenggang seiring dengan perbesaran rahim proses kehamilan. Hal ini menyebabkan sendi menjadi lebih longgar namun kurang kuat. Selain itu, perbesaran rahim juga menyebabkan pusat gravitasi tubuh ibu berubah sehingga, punggung belakang jadi tertekan dan mudah merenggang terutama jika ibu mengangkat sesuatu yang berat. Akibatnya, punggung ibu jadi mudah sakit dan ibu pun cepat kelelahan.
Ibu hamil dianjurkan untuk tidak mengangkat beban berat lebih dari 9 kg, terutama saat kehamilan semakin tua. Risiko jatuh karena kehilangan keseimbangan tubuh saat mungkin terjadi akibat bobot tubuh dan berat beban yang diangkat. Hal ini meningkatkan risiko terpeleset atau jatuh pada ibu hamil yang mana sangat berbahaya tidak hanya bagi ibu tetapi juga untuk janin.
Berikut ini bahayanya bagi kehamilan :
1. Nyeri Punggung dan Kelelahan
Perbesaran rahim yang menyebabkan pusat gravitasi tubuh berubah menjadikan punggung belakang tertekan dan mudah merenggang. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan selama masa kehamilan berupa nyeri pada punggung. Dengan mengangkat beban berat, berarti ibu menambah beban pada tubuh sekaligus menambah kerja punggung dan membuatnya semakin mudah terasa nyeri dan ibu pun jadi cepat kelelahan. (Baca juga : ciri ciri orang hamil)
2. Risiko Terpeleset atau Jatuh
Pada saat hamil (terutama pada trimester ketiga), ibu mengalami penambahan massa tubuh sehingga pada saat ibu berdiri ataupun berjalan akan merasakan kesulitan karena, gaya tarik bumi terhadap ibu bertambah dan postur tubuh yang berubah mengalami ketidakseimbangan. Untuk mempertahankan keseimbangannya, ibu berjalan dengan posisi cenderung lordosis karena posisi ini membuat ibu menjadi lebih seimbang dalam berjalan. Hal ini berkaitan dengan konsep keseimbangan tubuh dimana dipengaruhi oleh kesegarisan tubuh (body alignment) dan mekanika tubuh untuk mempertahankan keseimbangan postur dan kesegarisan tubuh selama berdiri.
Dalam posisi yang cenderung lordosis itu ketika ibu hamil mengangkat beban yang berat, artinya ibu menambah beban pada tubuh yang juga meningkatkan risiko terpeleset atau jatuh, saat membawa beban tersebut. Hal ini disebabkan karena ibu hamil cenderung kesulitan mengontrol keseimbangan tubuh. Faktor lain seperti kondisi pijakan dan alas kaki juga turut mempengaruhi seperti juga pada ibu hamil naik turun tangga.
3. Preeklampsia
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ibu yang selama kehamilannya sering mengangkat beban berat berisiko tinggi mengalami pre-eklampsia. Suatu kondisi keracunan atau komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi (hipertensi dalam kehamilan), terdapat protein dalam urin, dan oedema (pembengkakan) pada tungkai dan wajah.
4. Kelahiran Prematur dan BBLR
Perubahan fisik akibat pembesaran rahim membuat titik pusat gravitasi pada tubuh berpindah ke depan. Ini menyebabkan ibu rentan kehilangan keseimbangan tubuh dan mudah terjatuh. Risiko kelahiran prematur atau kurang bulan sangat mungkin terjadi. Persalinan prematur turut meningkatkan jumlah bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
5. Keguguran
Penelitian menunjukkan, ibu yang sering mengangkat beban berat terutama pada masa kehamilan muda berisiko tinggi mengalami keguguran. Meski masih ada faktor lain yang lebih mempengaruhi atau ibu dalam kondisi kehamilan berisiko tinggi/dengan penyulit.
Meski dalam keadaan apapun, mengangat beban yang berat sangat berisiko pada ibu hamil. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan jika ibu terpaksa mengangkat beban yang berat selama hamil:
Ibu hamil hendaknya mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri dengan baik dan body mechanic (sikap tubuh yang baik). Di instruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama kehamilan. Oleh sebab itu, ibu hamil mesti rajin memeriksakan diri ke dokter kandungan atau bidan. Serta jangan malas untuk mengikuti kelas senam hamil yang memberikan banyak manfaat baik untuk ibu maupun calon buah hati.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…