Setiap orang tua pasti berharap anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Badannya sehat, cerdas, dan tentunya bertambah bobot badannya setiap bulan. Namun bagaimana bila anak tidak mengalami kenaikan berat badan? Walaupun sudah makan banyak, tubuhnya masih tetap kurus? Hmm, hal ini pasti akan membuat bunda jadi khawatir, bukan? Kira-kira apa sih pemicunya? Langsung saja simak faktor-faktor penyebab anak kurus padahal makan banyak di bawah ini!
Baca juga:
Kadangkala bunda sudah memberikan makan si anak dengan porsi sangat banyak, bahkan gizi-gizinya pun juga tercukupi. Tapi sayangnya badan anak tetap kurus dan tidak bisa gemuk. Apa yang salah? Kemungkinan yang pertama yakni faktor genetik. Coba perhatikan ukuran tubuh keluarga Anda, apakah cenderung kurus ataukah gemuk? Jika memang rata-rata keluarga memiliki bobot tubuh kurus maka bisa saja kondisi tersebut diturunkan kepada anak-cucunya. (Baca juga: Penyebab bayi lahir cacat, Penyebab kelainan kongenital non genetik)
Faktor yang kedua ini seringkali terjadi dan dialami oleh banyak orang tua. Dimana anak cenderung pemilih terhadap makanan. Anak dengan karakter demikian biasanya sangat rewel dan susah diajak makan. Maunya makan yang enak saja. Menolak untuk diberikan sayuran, bubur, atau sebagainya. Untuk menghadapi kondisi ini, sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas kesehatan buah hatinya, bunda tentu harus kreatif dalam memasak. Tidak perlu membuat makanan mewah tapi cara memasaknya saja yang diubah. Misalnya saja membuat pizza tapi dengan bahan dasar sayuran. (Baca juga: Makanan bayi 1 tahun biar gemuk, Makanan bayi 7 bulan)
Kebanyakan bunda hanya memberikan makanan pada anaknya tanpa memperhatikan jumlah kalori yang ada di makanan tersebut. Padahal kalori ini sangat berpengaruh terhadap kenaikan berat badan. Sebagian besar kalori dihasilkan dari karbohidrat, protein dan lemak. Sebagai informasi, anak balita (1-5 tahun) membutuhkan kalori sekitar 1000-1400 kalori/harinya. Sedangkan anak berumur 6-9 tahun membutuhkan 1700-1900 kalori/hari. Anak usia 10-12 tahun sekitar 2000-2400 kalori/hari. Kebutuhan kalori ini juga disesuaikan dengan berat badan dan aktivitas dari anak tersebut. Selain itu, jangan lupa untuk menambahkan asupan serat, vitamin dan mineral. (Baca juga: Tanda anak kurang gizi yang harus diperhatikan, Menu sehat untuk anak kurang gizi)
Pola makan yang berantakan juga bisa menjadi pemicu bobot badan anak sulit naik. Maka itu, perhatikanlah jadwal makan si anak dengan benar-benar. Terutama untuk sarapan. Banyak orang tua yang membiarkan anaknya pergi sekolah tanpa sarapan. Padahal makan pagi sangat penting. Waktu sarapan yang baik adalah sebelum jam 9 pagi. Sebab pada jam-jam tersebut kadar gula dalam tubuh sangat rendah, sehingga tubuh membutuhkan pasokan energi untuk bisa beraktivitas. Selain itu, di jam 9 juga terjadi proses metabolisme. Bila anak tidak makan, maka lemak dalam tubuhnya-lah yang akan diolah menjadi energi.
[accordion multiopen=”true
Informasi pola makan bayi
Penyebab lain yang mungkin menjadi pemicu anak susah gemuk adalah gangguan saluran pencernaan. Dalam dunia medis, kondisi tersebut lebih sering disebut sebagai Hipersensitif Saluran Cerna. Gangguan ini merupakan keadaan dimana fungsi saluran pencernaan tidak berjalan optimal. Sehingga makanan yang dikonsumsi tidak dapat diserap secara baik, akibatnya bobot badan pun juga sulit naik.
Sebenarnya kondisi ini sering dialami anak-anak berusia balita, dimana organ pencernaan mereka memang belum terlalu matang. Sehingga terjadilah hipersensitif. Yang perlu bunda lakukan bila hal ini terjadi adalah mencoba untuk tenang. Umumnya fungsi pencernaan akan normal seiring bertambahnya usia. Bunda juga bisa berkonsultasi dengan dokter. Namun ingat, jangan memberikan makanan secara berlebihan (hanya untuk menjadikan anak gemuk) karena tindakan tersebut justru membuat organ pencernaannya semakin terganggu. (Baca juga: Pertolongan pertama pada anak diare, Gejala diare pada bayi)
Tak hanya orang dewasa, nyatanya anak-anak pun juga seringkali mengindap gangguan hipermetabolisme. Yakni suatu keadaan dimana proses metabolisme berlangsung lebih cepat dari kondisi normal. Tidak peduli sebanyak apapun bunda memberikan asupan makanan kepada si anak, tubuhnya tetap akan membakar makanan dengan waktu singkat. Sehingga sari-sari yang terserap cenderung lebih sedikit dan anak akan cepat merasa lapar. Nah, apabila hal ini dialami oleh buah hati Anda, sebaiknya bersegeralah berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. (Baca juga: Vitamin untuk anak susah makan, Cara mengatasi anak susah makan nasi)
Tidak diragukan lagi seseorang yang mengidap TBC (Tuberculosis) biasanya memiliki bobot badan yang kecil atau sangat kurus. Anak-anak bisa saja terserang penyakit gangguan paru-paru ini dikarenakan menghirup udara kotor yang telah tercemar bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut berasal dari bersin atau batuk si penderita TBC. Penyakit ini juga bisa menular lewat air liur. Untuk menghindari hal tersebut, bunda sebaiknya memperhatikan dengan siapa saja anak berteman, dimana ia biasa bermain, dan bunda wajib menjaga kebersihannya. (Baca juga: Tanda-tanda TBC pada anak, Gejala TBC pada anak kecil)
Apabila si anak tidak bersih saat mencuci dubur setelah BAB, maka hal ini bisa menimbulkan infeksi pada saluran kemih. Bakteri Escherichia coli akan masuk ke dalam saluran uretra hingga menuju kandung kemih dan ginjal sehingga menyebabkan si anak menjadi sakit setiap kali buang air kecil. Tidak hanya itu saja, berat badan anak juga sulit untuk naik. Ia juga berisiko mengalami batu ginjal dengan gejala seperti demam, mual, urinenya keruh dan beraroma tidak sedap. Apabila anak menunjukkan tanda-tanda tersebut, maka segeralah memeriksakannya ke dokter yang berpengalaman. (Baca juga: Infeksi Saluran Kemih pada Anak , Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil)
Penyakit yang satu ini memang sudah cukup umum menimpa kalangan penduduk Indonesia. Penyebabnya bisa jadi karena mengonsumsi makanan kotor, menggunakan benda (seperti piring, gelas, atau sendok) milik orang yang sedang diare, rasa cemas berlebihan dan juga efek samping dari pengonsumsian obat-obatan. Seorang anak yang menderita diare akut, ususnya terinfeksi oleh kuman maka ia akan buang air besar (BAB) dengan frekuensi tinggi. Dimana tinjanya memiliki bertekstur cair dan terkadang disertai muntah. Hal ini menyebabkan si anak menjadi dehidrasi, tidak nafsu makan, demam bahkan badannya pun menjadi kurus. (Baca juga: Pertolongan pertama pada anak diare, Gejala diare pada bayi)
Bunda pasti sering sekali mendengar pernyataan bahwa anak kurus kemungkinan disebabkan cacingan. Ya, hal itu memang benar. Cacing yang masuk dan bersemayam dalam perut akan menghisap nutrisi dari makanan yang kita konsumsi, sehingga akibatnya badan pun jadi susah gemuk. Biasanya seorang anak yang cacingan menunjukkan ciri-ciri tertentu, yakni badannya kurus, perut buncit, bila BAB terasa gatal, keluar cacing diantara tinja (paling umum cacing kremi), sering batuk dan wajahnya terlihat lesu. Penyebab utama dari cacingan adalah kurangnya menjaga kebersihan. Apabila buah hati bunda mengalami hal ini, maka segeralah berobat ke dokter agar memperoleh penangana yang tepat.
Baca juga:
Penyakit tertentu seperti kelainan jantung pada bayi baru lahir juga bisa menjadi penyebab anak kurus padahal sudah makan banyak. Penyakit ini terjadi dikarenakan keabnormalan pada pembuluh darah di jantung. Sehingga fungsi jantung sebagai pepompa darah pun juga akan terganggu. Bahkan memungkinkan darah bersih dan darah kotor tercampur jadi satu hingga berakibat membuat kuku si anak tampak biru dan tubuhnya juga lemas. Selain itu, anak juga akan kesulitan mengalami kenaikan berat badan. Ia mudah berkeringat saat melakukan aktivitas, nafsu makannya berkurang dan terkadang mengalami gangguan pernafasan.
Disaat tubuh anak kurus padahal makan sudah banyak, maka bunda harus segera bertindak. Ada beberapa tips yang bisa bunda terapkan untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya adalah:
Demikianlah beberapa penyebab anak kurus padahal banyak makan, dan juga tips-tips untuk mengatasinya. Semoga bisa membantu bunda dalam menghadapi anak yang sulit gemuk.
Baca juga:
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…