Imunisasi DPT adalah imunisasi wajib untuk anak yang sebaiknya memang tidak diabaikan. Imunisasi ini akan membuat tubuh anak kebal terhadap beberapa penyakit yaitu Difteri, Tetanus dan Pertussis. Vaksin terbuat dari kombinasi bahan acellular pertussis. Di beberapa negara juga masih menggunakan vaksin dengan bahan sel Bordatella pertussis. Sel ini akan menyebabkan penyakit pertussis atau batuk rejan. Sel penyakit dalam vaksin yang sudah dikebalkan akan memberikan efek buruk jangka waktu yang singkat kemudian akan meningkatkan efek dengan baik agar tubuh anak kebal terhadap penyakit tersebut. Mungkin ibu merasa khawatir ketika anak harus menerima imunisasi DPT ini. Apakah bekas suntikan tidak sakit? Dan pasti anak menjadi rewel. Untuk itu ibu bisa membaca informasi mengenai cara penyuntikan imunisasi DPT dan efek sampingnya seperti dibawah ini.
Cara Penyuntikan Imunisasi DPT
Dalam setiap kali imunisasi maka dosis yang dianjurkan adalan sebanyak 0.5 ml dengan pilihan usia bayi 6 minggu, 10 minggu dan 14 minggu. Sebelum pemberian imunisasi maka orang tua lebih baik memahami apa saja bahaya imunisasi yang bisa terjadi pada bayi. Penjelasan oleh dokter harus didapatkan dengan jelas sehingga bisa mengatasi efek samping yang terjadi setelah bayi atau anak menerima imunisasi DPT.
Dalam cara penyuntikan imunisasi DPT maka sebaiknya dokter atau tenaga medis lain tidak memberikan suntikan pada bagian pantat. Ini sangat dilarang karena bisa meningkatkan resiko cacat atau lumpuh pada anak. Kemudian jenis vaksin yang diberikan harus vaksin yang tidak melewati proses pembekuan. Karena proses pembekuan vaksin mungkin bisa merubah komponen sel dalam vaksin sehingga meningkatkan efek samping seperti efek samping imunisasi MR.
Efek Samping Imunisasi DPT
Efek samping yang paling jelas adalah terjadi pada bagian suntikan. Bekas suntikan imunisasi biasanya akan berubah menjadi merah, iritasi, gatal dan tidak nyaman. Orang tua bisa membuat bagian ini lebih nyaman dengan memberikan kompres ringan. Jika terjadi tanda yang lebih buruk mungkin ini juga ada infeksi kulit pada bayi, sehingga bisa langsung berkonsultasi dengan dokter yang memberikan vaksin.
Reaksi lain yang sering muncul setelah mendapatkan vaksin DPT adalah demam. Demam bisa terjadi karena reaksi tubuh setelah menerima beberapa sel penyakit yang dimasukkan dalam suntikan. Biasanya demam terjadi dengan cepat namun juga cepat sembuh. Dokter biasanya akan meresepkan obat penurun panas dan bisa diberikan ketika bayi muncul gejala demam setelah imunisasi.
Bayi dan anak yang telah menerima vaksin DPT biasanya juga mengalami penurunan selera makan. Kondisi ini bisa terjadi karena tubuh bayi atau anak merasa tidak nyaman setelah mendapatkan imunisasi. Kemudian biasanya bayi atau anak juga akan lebih sering mengantuk dan tidak mau makan karena tubuh yang lelah.
Karena tubuh yang tidak nyaman maka anak dan bayi biasanya juga akan sangat rewel. Setelah mendapatkan imunisasi maka bayi tidak mau bermain sendiri, mereka terus ingin digendong oleh ibu atau ayahnya. Jika seperti ini maka cobalah untuk menenangkan anak dan lebih sering dekat dengan anak.
Imunisasi DPT juga akan menyebabkan kondisi yang tidak nyaman dan sangat parah. Reaksi yang paling parah yaitu ensefalopati. Ini terjadi ketika infeksi mulai menyebar sampai otak dan membutuhkan perawatan yang lebih intensit. Jika sudah muncul gejalanya maka segera bawa ke dokter terdekat.
Ternyata seperti inilah cara penyuntikan imunisasi DPT dan efek sampingnya yang bisa terjadi pada bayi Anda. Imunisasi ini harus dilakukan oleh tenaga medis yang profesional sehingga bayi Anda tidak menerima dampak buruk setelah imunisasi.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…