5 Cara Penyuntikan Imunisasi DPT dan Efek Sampingnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Imunisasi DPT adalah imunisasi wajib untuk anak yang sebaiknya memang tidak diabaikan. Imunisasi ini akan membuat tubuh anak kebal terhadap beberapa penyakit yaitu Difteri, Tetanus dan Pertussis. Vaksin terbuat dari kombinasi bahan acellular pertussis. Di beberapa negara juga masih menggunakan vaksin dengan bahan sel Bordatella pertussis. Sel ini akan menyebabkan penyakit pertussis atau batuk rejan. Sel penyakit dalam vaksin yang sudah dikebalkan akan memberikan efek buruk jangka waktu yang singkat kemudian akan meningkatkan efek dengan baik agar tubuh anak kebal terhadap penyakit tersebut. Mungkin ibu merasa khawatir ketika anak harus menerima imunisasi DPT ini. Apakah bekas suntikan tidak sakit? Dan pasti anak menjadi rewel. Untuk itu ibu bisa membaca informasi mengenai cara penyuntikan imunisasi DPT dan efek sampingnya seperti dibawah ini.

Cara Penyuntikan Imunisasi DPT

  1. Persiapan oleh dokter, bidan atau perawat
  • Dokter, bidan atau perawat akan mengocok vial atau tabung vaksin supaya endapan pada bagian bawah bisa bercampur dengan cairan dengan baik. Ini untuk mencegah kesalahan pemberian dosis, karena ketika bagian padat dan cair tidak campur secara sempurna atau rata maka bisa menyebabkan salah dosis.
  • Jika toksoid telah dibekukan dan dicairkan maka harus diperiksa terlebih dahulu. Cara ini sering dilakukan dengan tes kocok untuk melihat kepadatan dan apakah materi padat sudah campur dengan cairan.
  • Melepas bagian tengah tutup botol pada bagian logam dengan hati-hati.
  • Menyiapkan vaksin agar masuk ke injeksi dengan baik dan sekali lagi memeriksa dosis yang tepat.
  1. Menyiapkan posisi anak
  • Setelah mengikuti jadwal imunisasi bayi baru lahir maka orang tua harus pergi ke dokter, bidan atau perawat yang berhak memberikan imunisasi DPT.
  • Orang tua harus melepas pakaian bawah anak seperti celana atau rok. Bagian paha bagian kanan atau kiri sepenuhnya harus dibiarkan telanjang.
  • Anak dibuat duduk di pangkuan orang tua atau perawat dengan posisi: lengan bagian kiri orang tua merangkul tubuh anak, menopang bagian kepala atau lengan anak. Bagian lengan anak harus di dalam lengan orang tua untuk menghindari gerakan spontan tangan anak. Bagian tangan kanan orang tua memegang kaki anak dengan kuat.
  • Dokter, perawat, atau bidan akan menyuntikkan vaksin DPT ke bagian paha bukan ke pantat. Jika diberikan ke bagian pantat maka bisa menyebabkan resiko cedera pada bagian syaraf yang bisa meningkatkan masalah kelumpuhan.
  1. Metode suntikan vaksin DPT
  • Jenis jarum suntik yang dibutuhkan adalah jarum suntik steril 1 ml dan jarum 25 mm.
  • Dokter akan meletakkan jari dan jempol pada bagian luar tengah paha anak.
  • Meregangkan bagian kulit hingga rata antara bagian jari dan jempol.
  • Mendorong jarum dengan cepat ke bagian bawah kulit diantara jari dan jempol, saat mencapai otot maka tekan obat agar masuk dengan cepat.
  • Tarik jarum suntik dengan lembut dan cepat kemudian tekan bekas suntikan dengan kapas steril.
  1. Dosis vaksin

Dalam setiap kali imunisasi maka dosis yang dianjurkan adalan sebanyak 0.5 ml dengan pilihan usia bayi 6 minggu, 10 minggu dan 14 minggu.  Sebelum pemberian imunisasi maka orang tua lebih baik memahami apa saja bahaya imunisasi yang bisa terjadi pada bayi. Penjelasan oleh dokter harus didapatkan dengan jelas sehingga bisa mengatasi efek samping yang terjadi setelah bayi atau anak menerima imunisasi DPT.

  1. Larangan dalam suntikan DPT

Dalam cara penyuntikan imunisasi DPT maka sebaiknya dokter atau tenaga medis lain tidak memberikan suntikan pada bagian pantat. Ini sangat dilarang karena bisa meningkatkan resiko cacat atau lumpuh pada anak. Kemudian jenis vaksin yang diberikan harus vaksin yang tidak melewati proses pembekuan. Karena proses pembekuan vaksin mungkin bisa merubah komponen sel dalam vaksin sehingga meningkatkan efek samping seperti efek samping imunisasi MR.

Efek Samping Imunisasi DPT

  1. Tanda alergi pada bagian suntikan

Efek samping yang paling jelas adalah terjadi pada bagian suntikan. Bekas suntikan imunisasi biasanya akan berubah menjadi merah, iritasi, gatal dan tidak nyaman. Orang tua bisa membuat bagian ini lebih nyaman dengan memberikan kompres ringan. Jika terjadi tanda yang lebih buruk mungkin ini juga ada infeksi kulit pada bayi, sehingga bisa langsung berkonsultasi dengan dokter yang memberikan vaksin.

  1. Demam

Reaksi lain yang sering muncul setelah mendapatkan vaksin DPT adalah demam. Demam bisa terjadi karena reaksi tubuh setelah menerima beberapa sel penyakit yang dimasukkan dalam suntikan. Biasanya demam terjadi dengan cepat namun juga cepat sembuh. Dokter biasanya akan meresepkan obat penurun panas dan bisa diberikan ketika bayi muncul gejala demam setelah imunisasi.

  1. Tidak mau minum ASI atau susu formula

Bayi dan anak yang telah menerima vaksin DPT biasanya juga mengalami penurunan selera makan. Kondisi ini bisa terjadi karena tubuh bayi atau anak merasa tidak nyaman setelah mendapatkan imunisasi. Kemudian biasanya bayi atau anak juga akan lebih sering mengantuk dan tidak mau makan karena tubuh yang lelah.

  1. Rewel

Karena tubuh yang tidak nyaman maka anak dan bayi biasanya juga akan sangat rewel. Setelah mendapatkan imunisasi maka bayi tidak mau bermain sendiri, mereka terus ingin digendong oleh ibu atau ayahnya. Jika seperti ini maka cobalah untuk menenangkan anak dan lebih sering dekat dengan anak.

  1. Alergi dan ensefalopati

Imunisasi DPT juga akan menyebabkan kondisi yang tidak nyaman dan sangat parah. Reaksi yang paling parah yaitu ensefalopati. Ini terjadi ketika infeksi mulai menyebar sampai otak dan membutuhkan perawatan yang lebih intensit. Jika sudah muncul gejalanya maka segera bawa ke dokter terdekat.

Ternyata seperti inilah cara penyuntikan imunisasi DPT dan efek sampingnya yang bisa terjadi pada bayi Anda. Imunisasi ini harus dilakukan oleh tenaga medis yang profesional sehingga bayi Anda tidak menerima dampak buruk setelah imunisasi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn