Categories: Imunisasi

Jadwal Imunisasi Bayi Baru Lahir Lengkap  

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Imunisasi merupakan sebuah tindakan memasukkan vaksin tertentu pada tubuh termasuk pada bayi yang baru lahir. Cara ini bertujuan untuk membuat tubuh bayi memiliki sistem kekebalan tubuh terhadap sumber penyakit tertentu. Semua rangkaian imunisasi sudah memiliki jadwal waktu yang pasti. Semua jadwal yang sudah ditetapkan ini harus diikuti sehingga tubuh bayi benar-benar memiliki sistem kekebalan tubuh hingga dewasa. Orang tua harus mengikuti semua jadwal yang sudah ditentukan sehingga tidak ada imunisasi yang terlewat.  Berikut ini adalah beberapa jadwal imunisasi bayi baru lahir hingga imunisasi penuh.

  1. Imunisasi Hepatitis B

Waktu pemberian : bayi akan menerika tiga dosis vaksin hepatitis B, yang pertama adalah saat baru lahir. Dosis kedua diberikan pada saat bayi berumur 1 sampai 2 bulan. Lalu dosis ketiga diberikan pada saat bayi berumur 6 – 18 bulan.

Manfaat : pemberian imunisasi hepatitis B bertujuan untuk membuat tubuh bayi kebal terhadap infeksi virus hepatitis B. Ini termasuk infeksi menular yang bisa menyebabkan infeksi pada organ hati sehingga hati bisa terkena penyakit kronis seperti kanker hati dan sirosis hati. Jika bayi sudah mendapatkan vaksin hepatitis B maka tubuh bayi kebal terhadap virus seumur hidup.

Efek samping: efek samping imunisasi hepatitis B sangat ringan yaitu nyeri pada bekas suntikan dan demam. Jika bayi mengalami demam tinggi setelah imunisasi maka bisa dibawa ke dokter untuk mendapatkan perawatan dan obat.

Baca: bahaya hepatitis bagi ibu hamil – gejala hepatitis B pada ibu hamil – pencegahan infeksi pada bayi baru lahir

  1. Imunisasi Polio

Waktu pemberian: imunisasi polio diberikan pada saat umur 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan dan  6 bulan. Kemudian bayi akan menerima imunisasi lagi saat berumur 18 sampai 24 bulan. Imunisasi perlu diulang lagi ketika anak berumur 5 sampai 6 tahun.

Manfaat : imunisasi polio termasuk jenis imunisasi wajib yang bertujuan untuk mencegah anak agar tidak terkena penyakit polimielitis. Penyakit ini bisa menyebabkan anak menderita cacat dan kelumpuhan permanen. Penyakit ini sangat menular terutama ketika berkembang dalam lingkungan tertentu. Karena itu imunisasi polio bisa mengurangi angka penderita polio dan mencegah penyebaran penyakit.

Baca:  cara menjaga agar bayi tidak mudah sakit – cara agar balita tidak mudah sakit –  tips agar anak tidak mudah sakit – tips agar anak balita tidak mudah sakit

  1. Imunisasi BCG pada bayi

Waktu pemberian: bayi akan menerima imunisasi BCG yang termasuk dalam imunisasi wajib saat sebelum berumur 3 bulan dan hanya diberikan satu dosis seumur hidup. (baca: vaksin BCG pada bayi)

Manfaat : bayi harus menerima imunisasi BCG atau Basil Calmette Guerin yang berfungsi untuk mencegah penyakit TBC. Penyakit ini sangat mudah menular terutama dalam sebuah lingkungan yang sama dengan bayi. Bayi sangat rentan terkena infeksi seperti mycobacterium tubercolosis yang bisa menyebabkan TBC termasuk TBC meningitis dan TBC milier. Penyakit sangat mudah menular termasuk hanya dengan kontak langsung. (baca: gejala TBC pada anak – tanda tanda TBC pada anak)

Efek samping : biasanya bekas suntikan pada lengan atas akan meninggalkan bekas melepuh atau luka kecil. Pada bekas suntikan ini kemudian akan terasa sakit dan nyeri selama beberapa hari saja. Kemudian setelah dua sampai enam minggu maka bekas suntikan akan membesar dan mengeras lalu bisa menyebabkan bekas luka. Luka ini bisa sembuh sendiri tanpa perawatan sehingga sangat aman untuk bayi.

Baca:  pneumonia pada bayi – imunisasi pentabio

Informasi batuk bayi:

  1. Imunisasi DTP

Efek samping:  bayi wajib menerima imunisasi DTP (difteri, tetanus dan pertusis). Bayi Anda wajib menerima imunisasi saat berumut 2  bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 18 bulan. Lalu imunisasi penguat akan diulang saat anak berumur 5 tahun dan 12 tahun.

Manfaat: imunisasi ini sangat penting untuk bayi agar tidak terkena penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Imunisasi dilakukan dengan memasukkan zat anti penyakit tersebut sehingga tubuh bayi bisa membentuk kekebalan alami hingga dewasa. Penyakit ini sangat mudah menular dan bisa menyebabkan resiko yang sangat buruk. Difteri bisa menyebabkan infeksi pada saluran tenggorokan yang memicu sesak nafas, pertusis merupakan penyakit batuk rejan yang bisa menyebabkan komplikasi lanjutan seperti pneumonia dan tetanus bisa menyebabkan kejang otot akibat bakteri yang masuk ke dalam tubuh melewati luka dalam.(baca: gejala asma pada bayi – Terapi Asma pada Anak – Obat Asma Anak – Gejala Asma Pada Anak)

Efek samping:  biasanya imunisasi bisa menyebabkan bekas luka dan nyeri pada area suntikan namun biasanya akan sembuh sendiri. Kemudian bayi Anda juga bisa mengalami demam, menangis berlebihan dan kejang. Namun efek ringan hanya demam saja dan Anda bisa memberi paracetamol.

Baca: cara mengatasi demam pada bayi – menjemur bayi saat demam – bahaya imunisasi pada bayi

  1. Imunisasi campak

Waktu pemberian : Imunisasi campak sesuai dengan jadwal maka akan diberikan pada umur 9 bulan dan saat anak masuk usia 6 tahun. (Bila anak sudah berumur lebih dari 1 tahun dan belum pernah menerima imunisasi ini maka harus mendapatkan imunisasi MMR saat berumur 15 bulan. Lalu anak tidak perlu mendapatkan imunisasi campak saat berumur 2 tahun. Cukup mengikuti jadwal imunisasi MMR saja)

Manfaat : imunisasi ini menggunakan bahan virus campak yang sudah dilemahkan dengan metode tertentu kemudian dimasukkan ke dalam tubuh untuk merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap virus. Imunisasi sangat penting untuk mencegah penyakit campak pada bayi atau saat sudah menjadi anak-anak. Penyakit campak bisa menyebabkan anak terkena gejala awal seperti pilek, batuk, sesak nafas, sakit kepala dan menjadi sangat rewel. Kemudian kulit anak akan muncul bintik – bintik merah dan membutuhkan perawatan yang tepat agar cepat sembuh.

Efek samping: biasanya imunisasi campak hanya menyebabkan sakit atau nyeri ringan pada bekas suntikan yang akan terasa setelah satu hari pemberian vaksin. Kemudian juga bisa menyebabkan reaksi demam, bekas merah pada lokasi suntikan dan jarang menyebabkan kejang demam.

Baca: Campak pada anak – gejala campak pada bayi – obat campak pada anak

Dibawah ini adalah jadwal imunisasi tambahan yang disarankan untuk bayi dan anak-anak

  1. Imunisasi Hib

Waktu pemberian : imunisasi Hib akan diberikan saat bayi berumur 2 bulan, 4bulan, 6 bulan dan 15 bulan.

Manfaat : imunisasi ini penting untuk mencegah infeksi penyakit yang disebabkan oleh infeksi dari hemophilus influenza tipe B. Penyakit ini memang tidak berkembang di Indonesia namun sangat penting diberikan pada anak terutama jika Anda akan sering mengajak anak bepergian ke negara-negara tersebut. Virus ini bisa menyebabkan penyakit seperti meningitis, epiglotitis atau infeksi pada pita dan tabung suara, dan pneumonia.

Efek samping : imunisasi ini bisa menyebabkan reaksi gatal dan alergi namun biasanya tergolong sangat biasa dan tidak menyebabkan reaksi yang parah.

Informasi pilek pada bayi:

  1. Imunisasi PCV

Waktu pemberian: imunisasi PCV berikan akan diberikan saat anak berumur 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Lalu imunisasi akan diulang lagi saat bayi berumut 12  bulan hingga 15 bulan.

Manfaat : imunisasi ini sangat penting untuk mencegah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumniae yang bisa menyebabkan pneumonia, meningitis dan juga septikema.

Efek samping: bekas suntikan bisa menjadi merah dan bengkak juga demam yang ringan. Namun semua efek samping ini sangat ringan dan tidak menyebabkan gejala yang parah.

Baca: Baca: hipoglikemia pada bayi – gejala meningitis pada bayi 

  1. Imunisasi rotavirus

Waktu pemberian: imunisasi rotavirus diberikan saat bayi berumur 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Waktu pemberikan juga bisa disesuaikan dengan jenis atau merek vaksin.

Manfaat : imunisasi ini memang tidak diwajibkan tapi tetap disarankan oleh dokter. Imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah penyakit diare yang sangat rentan pada bayi dan anak-anak. (baca: (baca: gejala diare pada bayi –  Cara Mengatasi Diare pada Bayi Secara Alami dan Medis)

Efek samping: imunisasi ini bisa menyebabkan efek yang sangat ringan pada bayi yaitu diare biasa dan juga rewel. (baca: penyebab bayi rewel – Penyebab bayi menangis terus – cara menidurkan bayi dengan cepat)

Itulah jadwal imunisasi bayi baru lahir dan lanjutan yang sangat penting untuk dilakukan. Jika tidak maka bayi bisa terkena bahaya tidak imunisasi. Selain beberapa imunisasi tersebut maka ada imunisasi lain yang disarankan seperti imunisasi MMR, imunisasi tifoid, imunisasi hepatitis A, imunisasi varisela dan imunisasi HPV. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan program imunisasi yang lengkap untuk anak.

Recent Posts

3 Tips Agar Embrio Menempel di Dinding Rahim

Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…

9 months ago

4 Ciri-ciri Masa Subur untuk Haid Tidak Teratur

Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…

9 months ago

5 Tanda Embrio Transfer Gagal

Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…

9 months ago

4 Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…

9 months ago

HCG : Pengertian, Fungsi, dan Pengaruhnya

Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…

9 months ago

12 Ciri-ciri Hormon HCG Meningkat

Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…

9 months ago