Seorang ibu yang melewati proses persalinan normal dan caesar memiliki risiko terkena pendarahan. Kondisi pendarahan untuk ibu yang baru saja melahirkan juga termasuk hal yang sangat normal. Hampir semua ibu yang melahirkan akan mengalami hal ini. Tapi ibu bisa mengalami pendarahan ringan yang tidak memiliki risiko kematian dan pendarahan berat yang sering menyebabkan kematian. Karena itu ada ungkapan bahwa melahirkan seperti perjuangan hidup dan mati seorang ibu. Tentunya setiap pendarahan setelah persalinan juga bisa terjadi karena beberapa sebab yang berbeda. Berikut ini kami sampaikan mengenai penyebab pendarahan pasca melahirkan berisiko kematian.
Selama ibu hamil maka dalam rahim ibu tidak hanya tumbuh janin saja tapi juga plasenta. Jaringan plasenta mulai terbentuk sejak awal kehamilan. Tentu adanya plasenta juga sangat penting untuk nyawa janin dalam kandungan. Hal ini terbukti dengan adanya fungsi plasenta untuk bayi. Nah seharusnya setelah bayi lahir maka rahim akan melakukan kontraksi untuk mengeluarkan plasenta.
Namun ada ibu hamil yang sudah melahirkan dan rahim berkontraksi lemah atau tidak sama sekali untuk mengeluarkan plasenta. Akhirnya ibu akan mengalami pendarahan yang sangat berat dan jika tidak dirawat dengan tepat maka bisa menyebabkan kematian. Beberapa hal yang bisa menyebabkan masalah ini seperti pada kehamilan kembar, kelainan pada bentuk rahim ibu, kelainan pada bayi yang lahir dan masalah lain termasuk air ketuban yang terlalu banyak.
Ibu yang baru melahirkan normal atau caesar dengan masalah plasenta akreta juga bisa mengalami pendarahan berat setelah melahirkan. Kondisi ini akan menyebabkan letak plasenta terlalu jauh atau dalam pada dinding lahir. Akhirnya semua bagian plasenta akan menempel pada dinding rahim dan sangat sulit untuk keluar setelah melahirkan. Ibu hamil yang menderita kelainan rahim sangat rentan dengan masalah ini. Bahkan jika dilahirkan secara caesar maka tetap bisa menyebabkan resiko operasi caesar termasuk pendarahan.
Penyebab lain pendarahan berat setelah melahirkan adalah masalah retensio plasenta. Kondisi ini juga bisa menjadi penyebab pendarahan saat hamil. Retensio plasenta bisa terjadi ketika setelah ibu melahirkan ternyata plasenta masih tertanam dalam dinding rahim sementara pembuluh darah pada rahim belum menutup sempurna. Akhirnya ini yang membuat pendarahan terjadi cukup berat. Kondisi ibu yang melahirkan secara prematur rentan dengan masalah ini sehingga persalinan biasanya dilakukan secara caesar.
Ibu hamil yang mengalami gangguan pembekuan darah juga sangat sering beresiko terkena pendarahan setelah persalinan. Hal ini terjadi ketika proses pembekuan darah sangat sulit terjadi atau membutuhkan waktu yang lebih lama. Sementara ibu yang melahirkan pasti mengalami luka persalinan dan inilah yang membuat pendarahan berat terjadi. Ibu hamil yang mengalami gangguan kehamilan trimester 3 seperti preeklampsia sangat berisiko terkena masalah ini.
Ibu hamil yang baru saja melahirkan bayi kembar juga bisa mengalami risiko pendarahan yang cukup berat. Inilah yang membuat kondisi ibu menjadi sangat lemah. Kehamilan kembar bisa menyebabkan beberapa gangguan plasenta setelah melahirkan, air ketuban yang lebih banyak, dan beberapa kelainan pada rahim. karena itu lebih baik ibu yang hamil kembar melewati persalinan caesar sehingga tidak terlalu beresiko.
Ibu hamil yang melahirkan dengan menerima obat induksi juga bisa mengalami pendarahan yang berat. Hal ini karena obat induksi menyebabkan kontraksi yang kuat dan memaksa bayi cepat turun sampai membuat serviks membuka sepenuhnya. Dan semua efek ini yang menyebabkan persalinan menjadi lebih berat dibandingkan untuk ibu yang melahirkan normal tanpa obat induksi.
Ibu melahirkan normal yang dibantu dengan alat vacuum atau forceps juga bisa mengalami pendarahan setelah persalinan. Hal ini bisa disebabkan karena luka pada bagian episiotomi, ukuran bayi yang terlalu besar dan adanya masalah pada rahim. Karena itu sebaiknya metode persalinan ini dipertimbangkan dengan matang.
Itulah dia semua penyebab pendarahan pasca melahirkan berisiko kematian. Semua ibu yang menerima risiko ini biasanya mendapatkan perawatan khusus sehingga bisa mencegah kematian pada ibu hamil.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…