Tengkurap merupakan tahap perkembangan awal yang dapat dilakukan bayi. Tengkurap merupakan keterampilan yang seharusnya mulai dapat dilakukan oleh bayi tidak lama setelah lahir. Dalam tengkurap, bayi mulai dapat belajar menopang bagian kepala serta mulai belajar membolak-balikkan badannya sendiri. Tentu bagi Orang Tua, tidak ingin jika keterampilan ini menjadi tertunda pada bayi padahal bayi seharusnya sudah bisa pada usainya tersebut. Selain itu, tengkurap merupakan keterampilan dasar sebelum bayi belajar merangkak. (Baca juga: Perkembangan organ tubuh bayi setelah lahir , Cara Melatih Anak Belajar Merangkak
Oleh karenanya, kita perlu melatih bayi untuk tengkurap. Sebab bisa saja tengkurap belum dilakukan oleh bayi dikarenakan kurangnya stimulasi, dalam hal ini seperti sebuah latihan. Jika menurut dokter dari segi usia dan kesehatan bayi sudah dapat melakukan aktivitas tengkurap, maka tidak ada salahnya untuk dilatih. Berikut beberapa tahap cara mengajari bayi tengkurap:(Baca juga: Perkembangan Bayi 12 Bulan , Cara Menstimulasi Bayi Cepat Merangkak)
Hal pertama-tama yang perlu dilakukan sebelum melatih atau mengajari bayi tengkurap adalah berkonsultasi dengan dokter. Dengan beekonsultasi ke dokter, kita dapat mengetahui apakah bayi siap untuk belajar melakukan keterampilan tengkurap tersebut. Kadang hambatan yang bisa terjadi bisa berupa keterlambatan pertumbuhan atau belum cukupnya usia dan status kesehatan atau adanya penyakit yang sedang dialami oleh bayi, sehingga tidak memungkinkan bayi untuk dapat tengkurap, atau mungkin justru dapat membahayakan bayi jika dilakukan pada saat tersebut. Bila bayi mengalami suatu penyakit, maka bisa segera diketahuibdan diterapi saat malkukan konsultasi pada dokter. Keadaan sakit dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, bila terjadi gangguan pertumbuhan maka segera bisa dikoreksi dengan memantau pemberian gizi dan kesehatan bayi. (Baca juga: Cara melatih bayi tengkurap , Jenis Penyakit Akibat Kekurangan Gizi pada Bayi)
Orang Tua tidak perlu takut atau enggan berkonsultasi pada dokter tentang hal ini. Sebab tengkurap merupakan salah satu indikator dari kemampuan bayi atau sebagai salah satu bentuk perkembangan bayi. Oleh karenanya, dokter pasti akan mengapresiasi usaha Orang Tua dalam mendukung perkembangan bayi selama proses pertumbuhan tersebut. Dengan seringnya berkonsultasi kepada dokter, maka catatan perkembangan bayi dapat terus dipantau. Umumnya bayi mulai dapat ditengkurapkan sejak tidak lama setelah hari kelahiran. Sebab saat proses kelahiran, pada saat melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) bayi dalam keadaan tengkurap. (Baca juga: Cara mengatasi susah BAB pada bayi , Cara Menyusui Bayi)
Dalam membiasakan atau mengajarkan bayi tengkurap, Orang Tua sebaiknya melihat waktu yang tepat untuk menerapkannya. Jangan melatih bayi tengkurap disaat bayi akan tidur atau mengantuk, sebab dapat saja bayi akan tertidur dengan kepala menempel pada dasar lantai sehingga dapat mengganggu pernapasannya (terhalangi). Selain itu, sebagai Orang Tua, kita juga perlu memperhatikan bayi saat berada dalam posisi tersebut karena dibutuhkannya pengawasan Orang Tua. Banyak Orang Tua yang membiarkan bayinya bermain dengan posisi tengkurap lalu Orang Tua tersebut tertidur sehingga tidak lagi memperhatikan ketika bayinya sudah lelah atau malah terdekap (misalnya oleh bantal pengalas). (Baca juga: Cara menidurkan bayi cepat tanpa rewel , Gejala Pneumonia Pada Bayi)
Waktu yang tepat untuk melatih bayi tengkurap misalnya pada saat bayi sedang ceria dan tampak aktif. Jangan melakukan latihan tengkurap ketika bayi merasa lapar karena bayi justru akan mengisap benda-benda yang ada sebagai pengalas. Selain itu, kondisi kenyang juga tidak cocok dalam melakukan tengkurap, sebab pada keadaan tersebut dapat memicu bayi menjadi muntah. Pilihlah waktu yang cocok misalnya saat mengajak bayi bermain. Selain itu, biasanya bayi yang masih memiliki tali pusar yang belum terlepas, kadang merasa kurang nyaman pada posisi tengkurap. Sehingga waktu melatih tengkurap bisa ditunda hingga tali pusarnya terlepas. (Baca juga: Cara mendidik anak usia 1 tahun , Bahaya Tidur Tengkurap Bagi Ibu Hamil muda)
Dalam menerapkan latihan tengkurap, bayi bisa di baringkan diatas perut Orang Tua (Orang tua dalam posisi berbaring) sehingga perut bayi dan perut Orang Tua dapat berhadapan. Dengan melakukan ini, hubungan kedekatan atau kasih sayang akan dapat terasa antara Orang Tua dan bayi. Selain itu, baik Orang Tua maupun bayi dapat merasakan detak jantung dan kehangatan tubuh antara keduanya. Mungkin pada awalnya bayi akan belum terbiasa dalam posisi tengkurap dan bisa saja rewel. Namun bayi memiliki insting dapat menjadi tenang atau senang jika berada bersama Orang Tuanya, dalam hal ini termasuk sentuhan kulit yang dilakukan pada saat latihan tengkurap ini. Cara ini merupakan cara mengajarkan bayi tengkurap yang paling sederhana dan mudah dilakukan dengan tingkat pengawasan yang tinggi oleh Orang Tua. Jika sudah semakin lancar, maka bayi bisa dilatih pada lantai dengan mengalaskan selimut atau bantal. (Baca juga: Tips agar anak cepat jalan , Penyebab Bayi Rewel )
Pada saat awal melakukan tengkurap, biasanya bayi belum bisa membalikkan badan dengan sendirinya, termasuk memposisikan lengan dan tungkai bawahnya dalam keadaan yang baik dan nyaman. Oleh karena itu, ketika kita memposisikan bayi dalam keadaan tengkurap maka kita perlu membantu bayi memposisikan lengan dan tungkainya pada posisi yang baik. Tempatkan lengan bayi pada posisi yang agak terentang keluar melebar melebihi bahu dan terjulur keatas atau bisa di samping kepala. Untuk posisi tungkai bawah bisa dalam keadaan sedikit terbuka kedua tungkai dan lurus memanjang kebawah, dengan lebar pada bagian pergelangan kaki bisa melebihi panggul. Bisa juga pergelangan kaki tidak melebar, melainkan hampir bertemu karena posisi kedua lutut tertekuk dan melebar keluar (bukan pergelangan). (Baca juga: Cara melatih bayi duduk , Cara Agar Bayi Cepat Duduk)
Hal ini berperan penting atau mempengaruhi lamanya bayi dapat bertahan pada posisi tengkurap. Selain itu, menempatkan lengan dan tungkai pada posisi yang baik juga membuat bayi dapat terhindar dari cedera. Cedera yang bisa terjadi akibat kesalahan saat tengkurap adalah dislokasi, selain itu bayi juga mudah mengalami pegal dan akhirnya tidak bertahan lama dalam posisi tengkurap tersebut. Oleh karenanya, jika pada saat tengkurap bayi menindih tangan atau lengannya maka perlu dibebaskan. Begitu juga jika posisi kaki atau tungkai bawahnya tidak bebas. (Baca juga: Cara menstimulasi bayi merangkak , Bahaya Akibat Bayi Terjatuh Dari Tempat Tidur)
Saat awal-awal belajar tengkurap, kadang tubuh bayi masih belum begitu kuat untuk menopang anggota tubuhnya yang lain termasuk kepala. Hal ini dapat dipengaruhi oleh perkembangan otot-otot pada tubuh bayi. Hal ini akan semakin membaik atau semakin kuat, seiring dengan pertumbuhan bayi yang tentunya ditunjang dengan pemenuhan nutrisi dalam hal ini pemberian ASI yang cukup. Selain pertumbuhan, faktor kebiasaan dalam berlatih juga membuat bayi akan semakin mampu untuk mengankat kepalanya. (Baca juga: Penyebab anak terlambat jalan , Pantangan Ibu Menyusui)
Selin itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah waktu atau lamanya bayi dalam mengangkat kepalanya. Bisa saja dalam proses latihan tersebut, bayi yang awalnya tidak mampu mengangkat kepala kini sudah mampu. Saat itu perlu diperhatikan berapa lama bayi mampu bertahan mengangkat kepalanya. Karena ketika lelah, biasanya bayi langsung menjatuhkan kepalanya kebawa dan sampai hidungnya tertutupi oleh pengalas tubuh seperti bantal. Jika pada awalnya bayi tidak mampu mengankat kepala, maka miringkan kepalanya pada satu sisi sambil menjaga pada posisi tengkurap. (Baca juga: Tips menyusui agar bayi tidak muntah , Cara Membersihkan Kulit Kepala Bayi Baru Lahir)
Untuk pada awal memulai proses tengkurap, durasi melakukan latihan harus ditingkatkan secara bertahap. Pada awalnya, sebaiknya durasinya selama satu hingga dua menit, setelah itu bayi diistrahatkan. Hal ini akan membuat bayi semakin terlatih dan mampu bertahan selama dan sesering mungkin untuk melakukan keterampilan tersebut. Jika bayi sudah berusia empat hingga lima bulan, maka durasi tengkurap bisa mencapai selama satu jam. Hal ini tidak dimaksudkan bahwa satu jam sekaligus. Kita bisa membagi dalam sehari berapa kali frekuensi tengkurap yang dapat dilakukan bayi dengan durasi tertentu, yang jika digabungkan nantinya bisa mencapai satu jam perharinya. Semakin tumbuh bayi, maka seharusnya keterampilan ini bisa bertahan lama. (Baca juga: Penyebab berat badan bayi tidak naik , Cara Mendidik Anak Agar Nurut)
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…