Penyakit campak pada anak memang salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus dan sering menyerang bayi yang tidak mendapatkan imunisasi. Sementara itu daerah di Indonesia yang menjadi endemi penyakit campak akan mendapatkan perhatian lebih. Saat ini imunisasi campak sudah menjadi program pemerintah dan wajib untuk bayi yang sudah berusia 9 bulan atau kurang asalkan memenuhi syarat dokter. Tapi masalahnya banyak orang tua yang tidak mau mengikuti imunisasi ini karena takut dengan efek sampingnya. Pada dasarnya orang tua tidak perlu takut dengan mengikuti panduan efek imunisasi campak pada bayi 9 bulan dan cara perawatannya, seperti berikut ini.
Karena imunisasi campak diberikan dengan cara menyuntikkan vaksin ke bagian lengan kiri anak, maka biasanya bekas suntikan memang akan terasa sakit. Namun jika tenaga medis melakukan cara pemberian imunisasi campak yang benar maka biasanya juga tidak terlalu sakit. Langkah pemberian imunisasi memang harus dilakukan dengan tepat untuk mengurangi rasa nyeri. Namun bayi Anda mungkin tetap mengembangkan efek samping seperti bekas kemerahan pada suntikan dan benjolan kecil.
Cara perawatan: Cobalah untuk mengompres dengan handuk yang sudah dimasukkan ke dalam air hangat. Biarkan handuk menempel pada bekas suntikan dan jangan memberikan tekanan apapun. Cara ini bisa membuat bekas suntikan tidak terlalu sakit dan bayi tidak rewel.
Demam juga bisa menjadi reaksi karena efek samping imunisasi campak. Demam biasanya menjadi tanda ketika obat sudah masuk ke dalam tubuh bayi dan tubuh bayi berusaha menciptakan kekebalan dari obat tersebut. Imunisasi campak diberikan kepada bayi yang berusia 9 bulan karena saat itu sistem kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit campak memang menurun. Namun demam setelah imunisasi memang biasanya tidak terlalu lama. Anda tetap bisa mencoba perawatan dengan cara merawat bayi demam campak.
Cara perawatan: cobalah mengompres dengan handuk hangat atau dingin sesuai kondisi panas dan suhu tubuh bayi. Berikan pakaian yang tipis dan atur suhu ruangan bayi lebih nyaman. Anda juga perlu tetap memberikan ASI agar bayi tidak dehidrasi.
Setelah mendapatkan imunisasi campak maka biasanya tubuh bayi juga memberikan reaksi tidak mau minum ASI. Sebenarnya ini hal yang sangat biasa sehingga Anda tidak perlu khawatir. Penyebab bayi tidak mau minum ASI adalah karena kondisi tubuh bayi yang tidak nyaman setelah mendapatkan suntikan.
Cara perawatan: Jika bayi tidak mau menyusui langsung ke payudara maka cobalah memberikan ASI lewat ASI perah. Anda bisa mencoba cara memerah ASI dengan tangan atau dengan alat. Kemudian masukkan ke dalam botol dan berikan ASI perah sambil menggendong bayi.
Setelah menerima suntikan campak maka biasanya bayi juga akan mengalami sakit kepala. Namun bayi tidak bisa mengatakan apa yang mereka rasakan. Akibatnya bayi menjadi sulit diasuh dan ini akan menjadi penyebab bayi menangis terus. Bayi akan terus menerus menangis dan mereka hanya ingin digendong atau dekat dengan ibu.
Cara perawatan: coba berikan obat yang sudah diresepkan oleh dokter. Biasanya obat demam juga akan mengobati sakit kepala sehingga bayi tidak merasa terlalu sakit. Selain itu cobalah untuk dekat dengan bayi agar bayi merasa tenang dan tidak rewel.
Reaksi alergi terhadap imunisasi campak memang bisa terjadi. Namun ini reaksi yang sangat jarang terjadi. Namun semua orang tua harus waspada dengan reaksi ini dengan tanda seperti : bagian suntikan menjadi gatal, bengkak, bayi sulit bernafas, bayi sangat lemah, bayi tidak menangis seperti biasanya, detak jantung bayi menurun.
Cara perawatan: tidak ada perawatan di rumah untuk reaksi alergi sehingga segera bayi Anda ke dokter untuk mendapatkan perawatan medis yang paling cepat dan tepat.
Jadi seperti itulah semua efek imunisasi campak pada bayi 9 bulan dan cara perawatannya. Jika terjadi semua reaksi tersebut maka Anda jangan panik dan lakukan pertolongan pertama. Jika tidak berkurang maka segera bawa bayi Anda ke dokter anak terdekat.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…