Penebalan dinding rahim adalah suatu proses alami di dalam tubuh seorang wanita dalam satu siklus haidnya. Ketika seorang wanita mengalami ovulasi atau pelepasan sel telur, dinding rahim seorang wanita akan menebal sebagai persiapan kehamilan jika sel telur berhasil dibuahi oleh sperma. Pembuatan sel telur oleh sperma yang terjadi di saluran telur akan berkembang kemudian melakukan pembelahan sel menjadi zigot, zigot menjadi embrio. Embrio lalu bergerak dari saluran telur atau tuba fallopi menuju ke dalam dinding rahim yang sudah mengalami penebalan. Gejala ini disebut dengan implantansi atau penanaman. Nantinya, embrio akan berkembang dan tumbuh perlahan-lahan menjadi janin seiring dengan berjalannya waktu.
Namun, apabila pada masa ovulasi atau pelepasan sel telur tidak terjadi pembuahan, maka dinding rahim yang telah menebal sebelumnya sebagai persiapan kehamilan akan luruh secara perlahan. Peluruhan dinsing rahim atau endometrium ini dipengaruhi oleh turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron setelah sel telur mengirimkan sinyal bahwa tidak terjadi pembuahan. Peluruhan dinding rahim ini akan berlangsung rata- rata satu minggu, dan peristiwa inilah yang dinamakan dengan mestruasi.
Baca juga:
Tanda-tanda penebalan dinding rahim juga menjadi penting saat seseorang ingin mempersiapkan kehamilan, karena itu merupakan pertanda bahwa wanita telah mengalami masa ovulasi. Masa ovulasi adalah masa di mana kesuburan wanita sedang berada di puncaknya dan rasio atau kemungkinan kehamilan terjadi akan semakin tinggi. Pada masa ini, pasangan suami istri yang mendambakan anak disarankan untuk melakukan hubungan intim.
Namun, ternyata ada juga gejala penebalan dinding rahim yang tidak normal, atau biasa disebut dengan hiperplasia endometrium. Hiperplaspsia endometrium dapat menyebabkan berbagai macam keluhan yang membuat wanita merasa tidak nyaman. Resiko paling parah adalah terjadinya kemandulan pada wanita. Untuk mengatasinya, maka wanita perlu mengetahui tanda tanda penebalan dinding rahim yang tidak normal. Tanda tanda penebalan dinding adalah sebagai berikut.
1. Pendarahan
Adanya pendarahan yang keluar dari vagina di antara periode menstruasi. Pendarahan yang terjadi setelah menopause juga merupakan gejala penebalan dinding rahim yang tidak normal.
Baca juga:
2. Sakit saat berhubungan
Hiperplapsia endrometrium juga bisa menyebabkan sakit pada saat berhubungan dengan pasangan dan tidak nyaman.
Baca juga:
3. Keluar darah menstruasi lebih banyak
Penderita hiperplapsia endometrium akan mengalami penebalan dinding rahim yang lebih tebal dari ukuran normal. Dampaknya, haid yang dihasilkan pada saat peluruhan di masa mestruasi pun akan lebih berjumlah lebih banyak dan mengalir lebih deras.
Baca juga:
4. Periode menstruasi panjang
Pada penderita hiperplapsia endometrium, rata-rata mereka memiliki periode menstruasi yang lebih panjang dan terasa berat, dan kadang-kadang disertai dengan nyeri pada bagian perut. Jika seseorang rata-rata mengalami haid selama 7 hari, penderita hiperplapsia endometrium dapat mengalami periode menstruasi hingga belasan hari.
5. Siklus haid pendek
Selain periode menstruasi yang panjang, penderita penebalan dinding rahim juga mengalami siklus haid yang pendek. Akibatya, ia mengalami menstruasi lebih sering daripada orang pada umumnya.
Baca juga:
6. Tidak menstruasi sama sekali
Gejala hiperplapsia endometrium dapat berbeda antara yang satu dengan yang lain. Jika penderita satu bisa mengalami periode menstruasi yang panjang dan mengeluarkan banyak darah, ada juga yang bahkan tidak mengeluarkan darah haid atau tidak mengalami menstruasi sama sekali.
7. Gejala anemia
Akibat banyaknya darah yang keluar saat haid, penderita hiperplapsia endometrium dapat mengalami gejala anemia atau kekurangan darah, yang ditandai dengan rasa pusing, berkunang-kunang, badan letih, lemah, lesu, lelah, dan juga wajah terlihat pucat.
Baca juga:
Penebalan dinding rahim yang tidak normal atau hiperplapsia endometrium disebabkan oleh kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak seimbang. Pada saat masa ovulasi wanita, hormon estrogen akan merangsang dinding rahim melakukan penebalan.
Jika kadar estrogen dalam tubuh wanita terlalu tinggi, maka hal itu akan menyebabkan dinding rahimnya menjadi terlalu tebal. Sedangkan kadar progesteron yang lebih rendah mengakibatkan dinding rahim yang menebal itu tidak dapat meluruh, karena dalam progesteronlah yang merangsang dinding rahim melakukan peluruhan. Tumbuhnya kista di rahim juga bisa memicu timbulnya hiperplaspsia endometrium.
Baca juga:
Meskipun penebalan dinding rahim yang tidak normal lebih sering terjadi pada wanita yang sudah menopause atau menjelang menopause, tidak jarang wanita yang baru saja mendapatkan menstruasi pertamanya juga bisa terkena resiko hiperplapsia endometrium. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab mengapa penebalan dinding rahim yang tidak normal bisa terjadi, misalkan:
1. Tindak Pencegahan
Meskipun penebalan dinding rahim dapat menyerang wanita manapun, namun bukan berarti penyakit ini tidak dapat dicegah atau diobati. Untuk para wanita yang tidak tergolong resiko tinggi terkena penyakit penebalan dinding rahim, dapat melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut.
Baca juga:
2. Tindak Pengobatan
Jika seseorang sudah terkena penebalan dinding rahim abnormal atau hiperplapsia endometrium, maka penderita bisa melakukan beberapa tindak pengobatan. Namun, pengobatan ini tergantung dari tipe penebalannya seperti apa. Secara umum, penebalan dinding rahim ada beberapa tipe yaitu sebagai berikut.
Berbagai cara pengobatan untuk menangani kasus penebalan rahim adalah sebagai berikut.
Berikut adalah penjelasan tentang Tanda Tanda Penebalan Dinding Rahim yang lengkap dengan bagaimana cara pengobatan agar anda terhindar dari penyakit yang membuat anda tidak nyaman.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…