Categories: Gangguan Kehamilan

Hamil 6 Minggu Keluar Darah : Penyebab – Bahaya dan Cara Perawatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Gejala hamil muda menjadi hal yang paling ditunggu – tunggu oleh semua pasangan. Namun terkadang kehamilan tidak berjalan dengan lancar. Ada banyak jenis masalah kehamilan terutama jika kehamilan masih masuk ke trimester pertama. Ini masa yang sangat rawan karena resiko keguguran bisa meningkat. Terlebih jika ibu hamil memang kurang sehat atau memiliki masalah kesehatan sebelum hamil. Berikut ini adalah semua informasi tentang hamil 6 minggu keluar darah yang lengkap dengan penyebab, bahaya dan cara perawatan yang harus dilakukan.

Penyebab

  1. Pendarahan akibat hormon

Selama hamil maka tentunya Anda akan tidak akan mengalami menstruasi. Tapi beberapa wanita yang memiliki hormon berlebihan bisa mengalami pendarahan pada saat kehamilan berumur 4, 6, 8 dan 12 minggu. Pendarahan ini akan membuat Anda seperti menstruasi dengan tanda seperti kram perut saat hamil muda normalkah, sakit pada punggung dan sensasi tidak nyaman pada bagian panggul.Kondisi ini memang tidak berbahaya, tapi Anda tetap memerlukan pantauan dari dokter kandungan Anda.

  1. Tanda keguguran

Jika pendarahan sangat berat maka mungkin saja Anda juga mengalami tanda tanda keguguran 2 bulan. Pendarahan biasa menjadi awal keguguran yang biasanya diawali dengan cairan putih yang kemudian disertai dengan darah. Tanda keguguran ini sangat mirip dengan menstruasi dimana Anda merasa berat pada bagian bawah. Jika darah yang keluar banyak dan mengalir seperti menstruasi maka segera pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan.

  1. Pendarahan karena hubungan seksual

Penyebab pendarahan yang lain adalah terjadi ketika setelah berhubungan seksual. Dokter Anda mungkin mengatakan hubungan seksual saat hamil muda memang sangat aman. Tapi ketika itu terjadi dan bisa menekan pendarahan maka sangat tidak baik untuk kehamilan. Tanda pendarahan ini biasanya langsung terjadi atau menunggu selama beberapa saat. Jika Anda sangat khawatir maka katakan kepada dokter Anda agar mendapatkan pemeriksaan.

  1. Kehamilan ektopik

Berbagai gejala kehamilan ektopik juga bisa menyebabkan pendarahan saat awal kehamilan. Ini adalah kehamilan yang terjadi karena sel telur yang dibuahi oleh sel sperma tidak terjadi di rahim, tapi pada bagian saluran tuba falopi. Ini kondisi yang sangat berbahaya karena saluran tuba falopi bisa rusak dan harus dianggat dengan operasi. Tanda selain pendarahan yang berat adalah rasa sakit pada satu sisi perut, mual, muntah, pingsan dan bisa menyebabkan kematian untuk ibu.

  1. Pendarahan plasenta

Masalah plasenta letak rendah biasanya terjadi pada akhir kehamilan. Namun pendarahan akibat gangguan plasenta juga bisa muncul pada akhir kehamilan. Ini adalah hal yang tidak normal karena bagian plasenta mungkin sudah turun atau tidak pada tempatnya. Biasanya akan menyebabkan gejala selain pendarahan berat yaitu sakit perut yang sangat parah. Ini juga bisa menyebabkan kondisi yang parah termasuk resiko kematian ibu di usia kehamilan dini.

  1. Adanya fibroid rahim

Fibroid adalah sebuah otot yang menjadi padat dan berserat kemudian bisa berada di bagian dalam rahim atau di luar rahim. Fibroid bisa menjadi masalah atau tidak sama sekali. Namun ketika fibroid menjadi berat maka akan menyebabkan pendarahan. Ini bisa menjadi pendarahan karena dorongan hormon yang sangat berat. Dalam kasus tertentu maka fibroid bisa menyebabkan kehamilan ektopik yang berbahaya.

Bahaya

  1. Resiko kehilangan janin

Pendarahan yang tidak berbahaya tidak akan menyebabkan kondisi bahaya untuk ibu dan janin. Namun ibu juga bisa mengalami resiko kehilangan janin atau kematian janin yang terlalu dini. Semua bahaya ini bisa terjadi jika ibu mengalami pendarahan karena kehamilan ektopik, keguguran atau pendarahan berat lain yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat. Penundaan pemeriksaan juga bisa menyebabkan kondisi bahaya ini.

  1. Kematian ibu dan janin

Resiko yang paling berat dari pendarahan dini saat awal kehamilan adalah kematian ibu dan janin. Ini resiko bahaya yang paling fatal karena penundaan perawatan atau terlambat untuk diatasi. Misalnya jika ibu sudah merasakan gejala kehamilan ektopik tapi tidak segera mendapatkan pemeriksaan. Kemudian bisa menyebabkan komplikasi dimana darah mencapai organ tubuh yang lain. Tentu saja dampaknya sangat berbahaya untuk nyawa ibu.

  1. Resiko kerusakan organ reproduksi

Organ reproduksi ibu bisa mengalami dampak serius karena terlambat perawatan. Misalnya pada kasus kehamilan ektopik maka dokter bisa saja mengangkat saluran tuba falopi untuk menyelamatkan nyawa ibu. Akhirnya ibu hanya memiliki satu saluran saja dan bisa menghambat kehamilan selanjutnya. Kemudian pada kasus pendarahan akibat fibroid rahim yang terlambat dirawat maka bisa menyebabkan bahaya pada rahim. Semua masalah kerusakan pada organ reproduksi bisa menghambat kehamilan ibu di periode selanjutnya.

Cara Mengatasi

  1. Segera pergi ke dokter

Hal pertama ketika Anda mengalami pendarahan saat awal kehamilan adalah tetap pergi ke dokter kandungan Anda. Dapatkan pemeriksaan detail termasuk untuk kondisi ibu dan janin dalam kandungan. Pemeriksaan sangat penting untuk mencegah bahaya yang bisa terjadi karena terlambatnya proses perawatan. Jadi tetap lakukan antenatal care walaupun tidak pada jadwalnya. Ini juga langkah yang paling tepat untuk mencegah bahaya sedini mungkin.

  1. Bedrest total

Jika Anda pernah mengalami keguguran sebelumnya, maka segera istirahat ketika ada tanda pendarahan awal. Ini bisa dilakukan sebelum Anda pergi ke dokter. Istirahat total bisa mencegah kontraksi rahim sehingga bisa mengurangi resiko pendarahan. Langkah ini biasanya akan disarankan di rumah sakit untuk membantu ibu bisa lebih tenang. Dan dokter bisa mengambil langkah cepat sesuai kondisi kesehatan ibu.

  1. Obat medis

Langkah perawatan yang lain adalah dengan pemberian obat medis. Ingat, bahwa pendarahan saat awal kehamilan memang harus mendapatkan perawatan dokter. Sangat tidak disarankan untuk melakukan perawatan alami baik dengan herbal atau terapi alami. Dokter bisa memberikan obat medis termasuk jenis obat untuk mengatasi nyeri, kram perut, sakit punggung dan obat penguat janin. Jenis obat ini harus diresepkan oleh dokter dan biasanya ibu diminta untuk dirawat di rumah sakit agar dokter bisa mengontrol kondisi kesehatan Anda.

Nah inilah semua informasi tentang hamil 6 minggu keluar darah yang sangat lengkap dengan penyebab, bahaya dan cara perawatan. Ingat, bahwa ini kondisi yang berbahaya untuk kehamilan sehingga Anda harus mencoba langkah yang paling tepat termasuk dengan segera pergi ke dokter setelah merasakan gejala.

Recent Posts

3 Tips Agar Embrio Menempel di Dinding Rahim

Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…

8 months ago

4 Ciri-ciri Masa Subur untuk Haid Tidak Teratur

Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…

8 months ago

5 Tanda Embrio Transfer Gagal

Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…

9 months ago

4 Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…

9 months ago

HCG : Pengertian, Fungsi, dan Pengaruhnya

Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…

9 months ago

12 Ciri-ciri Hormon HCG Meningkat

Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…

9 months ago