Kista Pilonidal atau Pilonidal cyct merupakan benjolan atau kantung yang terisi oleh sel kulit dan polikel rambut di bagian atas belahan bokong, dekat dengan tulang ekor. Penyakit ini umumnya ditemui pada pria muda yang sering duduk terlalu lama, seperti pengemudi truk. Apabila kista ini terinfeksi maka akan terasa nyeri, dan jika dibiarkan dapat memicu komplikasi.
Kista Pilonidal ini biasanya terjadi jika rambut menembus kulit dan kemudian tertanam. Dokter akan melakukan drainase untuk mengeluarkan cairan pada kista ini melalui proses pembedahan dengan sayatan kecil.
Pada awalnya kista Pilonidal terlihat mirip seperti jerawat di atas celah bokong. Benjolan ini biasanya tidak menimbulkan gejala yang mengganggu apa pun. Namun ketika terinfeksi, kista Pilonidal dapat mengalami pembengkakan atau disebut juga abses, yaitu penumpukan nanah. Berikut ini gejala dari kista Pilonidal yang terinfeksi, sebagai berikut:
Penyebab kista masih belum diketahui secara pasti. Namun, kista Pilonidal diduga terjadi akibat rambut yang menebus kulit. Friksi dan tekanan menjadi faktor pemicu terjadinya rambut lepas yang dapat menembus kulit. Friksi dan tekanan dapat terjadi akibat gesekan kulit, duduk untuk jangka waktu yang lama, memakai pakaian ketat, dan sebagainya. Namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kista Pilonidal, faktor-faktor tersebut meliputi:
Kista Pilonidal dapat memunculkan beberapa komplikasi. Komplikasi kista Pilonidal bisa muncul setelah melakukan operasi penyembuhan, dan komplikasi juga bisa berupa infeksi. Berikut ini tanda-tanda infeksi yang telah menimpa pasien, antara lain:
Pengobatan kista Pilonidal diberikan berdasarkan tingkat keparahan dari kondisi kista Pilonidal ini. Adapun pengobatan yang bisa diberikan berupa:
1. Pemberian Antibiotik
Apabila kista telah didiagnosis sejak dini, tidak menimbulkan nyeri parah, dan tidak ada peradangan ada kemungkinan akan diberikan antibiotik spektrum luas. Namun antibiotik ini biasanya tidak menyembuhkan saluran nanah, dan hanya bertujuan untuk meredakan nyeri.
2. Injeksi Ferol
Injeksi Ferol akan diberikan setelah dokter memberikan anestesi lokal pada kista. Senyawa Ferol berguna sebagai antiseptik. Prosedur akan dilakukan berulang sampai lesi mengeras dan menutup
3. Operasi
Apabila kista Pilonidal terus menerus tumbuh berulang, maka dilakukan prosedur bedah. Selain itu, kista yang mempunyai saluran nanah di bawah kulit yang saling terhubung juga diobati melalui operasi ini. Dokter akan membedah dan mengeluarkan semua kotoran dan nanah. Lalu, luka bedah ditutup dengan cara dijahit. Setelah melakukan operasi, pasien mengganti perban secara berkala.
Selain pengobatan yang disarankan oleh dokter, kamu juga bisa melakukan pengobatan di rumah untuk mengurangi rasa nyeri dan rasa tidak nyaman akibat kista Pilonidal. Berikut ini cara yang bisa kamu lakukan, antara lain:
Kamu bisa melakukan beberapa cara untuk mencegah risiko terkena kista Pilonidal. Berikut ini beberapa cara yang dapat mencegah kista pilonidal:
Itulah pembahasan mengenai kista Pilonidal yang perlu kamu ketahui. Apabila kamu mengalami kista Pilonidal atau gejala yang sama dengan gejala kista Pilonidal. Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan dan konsultasikan kepada dokter.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…