Categories: Melahirkan Normal

Melahirkan Normal Tanpa Jahitan Mungkin Tidak? Ketahui Tipsnya !

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hamil dan melahirkan merupakan pengalaman yang luar biasa bagi seorang ibu. Menjelang proses persalinan tersebut, tentunya banyak sekali hal yang dapat membuat ibu cemas. Salah satunya adalah ketakutan dijahit ketika melahirkan secara normal. Namun apakah semua kelahiran normal itu harus dijahit? Bisakah melahirkan normal tanpa jahitan? Melahirkan merupakan proses yang sangat kompleks. Saat melahirkan, area perineum atau dinding di sekitar vagina ibu dapat meregang sehingga bayi dapat keluar melewati vagina. Namun meskipun demikian, area di sekitar vagina masih mungkin mengalami robekan akibat proses melahirkan. Berikut ini informasi mengenai proses melahirkan normal tanpa jahitan, mungkin tidak?

Derajat Robekan Area Perineum

  1. Luka robekan derajat 1

Robekan ini sangat kecil dan hanya sebatas pada kulit sehingga kemungkinan ibu tidak memerlukan jatihan. Luka akan sembuh sendiri ketika area sekitar vagina sudah pulih secara alami.

  1. Luka robekan derajat 2

Robekan mengenai kulit dan otot sekitar vagina dan biasanya tidak perlu dijahit. Namun dokter atau bidan akan kembali melihat luka jahitan tersebut. Ketika cukup parah dan mungkin juga tidak sembuh sendiri maka tetap akan dijahit.

  1. Luka robekan derajat 3

Ini adalah robekan memanjang dari dinding vagina hingga ke otot di sekitar anus. Luka robekan ini harus mendapatkan jahitan untuk mempercepat penyembuhan luka, mengembalikan fungsi otot di sekitar vagina dan mencegah adanya infeksi pada bagian luka bekas melahirkan.

  1. Luka robekan derajat 4

Ini robekan memanjang hingga anus dan rektum atau bagian atas dari anus. Biasanya luka ini akan muncul ketika ukuran bayi sangat besar atau kasus bayi besar dalam kandungan. Resiko ini juga akan lebih sering terjadi pada ibu yang mengalami komplikasi seperti diabetes gestasional selama hamil. Jadi ini kasus yang cukup jarang terjadi.

Faktor Pengaruh Derajat Robekan Perineum

  1. Kehamilan pertama.

Kehamilan pertama sering menyebabkan ibu hamil tidak bisa mengendalikan diri. Rasa panik biasanya akan terjadi ketika akan melahirkan. Kemudian ibu tidak bisa mengatur pola nafas seperti teknik pernafasan saat melahirkan yang bisa dilakukan oleh ibu menjelang persalinan. Dan ketika ingin mengejan maka ibu biasanya tidak bisa menahan sehingga luka pada perineum akan lebih besar.

  1. Persalinan tanpa bantuan medis

Ibu hamil yang melahirkan tanpa bantuan medis umumnya akan mengalami luka perineum yang parah. Biasanya terjadi pada ibu yang mencoba melahirkan secara alami namun tidak mendapatkan latihan atau terapi yang cukup. Tentu saja ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan pendarahan dan harus melakukan cara mengatasi pendarahan setelah melahirkan.

  1. Ukuran berat janin besar

Jika ibu hamil dengan ukuran janin yang sangat tinggi maka ini juga bisa meningkatkan resiko luka robekan yang sangat jelas. Kondisi ini sangat buruk karena bisa menyebabkan robekan hingga derajat 4. Misalnya seperti ibu yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg. 

  1. Persalinan forceps

Tindakan menggunakan alat pendukung seperti forceps memang akan diputuskan oleh dokter. Alat ini bisa membantu proses persalinan terutama ketika bayi berukuran besar, ibu sudah kehilangan tenaga saat akan melahirkan sehingga tidak bisa mengejan dengan baik dan resiko bayi sudah mengalami stres selama proses persalinan.

  1. Ukuran vagina tidak cukup untuk jalan bayi

Jika lubang vagina ibu tidka cukup besar maka biasanya dokter juga akan melakukan tindakan episiotomi atau pengguntingan perineum. Tindakan ini diperlukan jika vagina tidak cukup besar sehingga ibu tidak bisa mengeluarkan bayi secara alami. Perobekan dilakukan secara sengaja agar bayi bisa lahir cepat dan mengurangi resiko setelah persalinan baik untuk ibu dan bayi.

Tips Sebelum Melahirkan

  1. Lakukan latihan fisik

Ibu perlu melakukan latihan fisik untuk meningkatkan fungsi pernapasan dan peredaran darah. Sirkulasi darah yang baik selanjutnya akan memaksimalkan suplai oksigen dan nutrisi ke area perineum sehingga terjaga elastisitas dan kesehatannya. Latihan fisik juga dapat mengontrol kenaikan berat badan ibu selama kehamilan sehingga mencegah bayi lahir dengan berat badan berlebih. Bayi dengan berat badan normal akan mengurangi resiko terjadinya luka robekan yang luas ketika melahirkan.

Ibu dapat melakukan latihan fisik seperti: senam hamilberenang saat hamil, yoga untuk ibu hamil dan semua olahraga untuk ibu hamil yang disarankan oleh tenaga medis.  Latihan fisik tersebut dilakukan selama 30 menit, dan setidaknya dilakukan 3 kali dalam seminggu. Namun, dalam melakukan latihan fisik tersebut ibu juga harus memperhatikan aspek keamanan. Jangan sampai ibu terjatuh atau mengalami cedera khususnya pada area perut. Oleh karena itu, pilih jenis latihan fisik yang aman dan sesuai dengan kemampuan ibu.

  1. Banyak minum air putih

Air putih sangat penting untuk kesehatan kulit. Asupan cairan yang cukup dapat menjaga kelembaban kulit, termasuk kulit di bagian perineum. Air minum yang dikonsumsi sebaiknya juga jenis air putih biasa dan yang tidak ditambahkan es. Ketika ibu hamil minum air dingin maka bisa menyebabkan bayi lebih cepat besar dan ibu juga mudah sakit. Ini juga bisa menyebabkan ibu hamil terkena bahaya es bagi ibu hamil.

  1. Pola makanan sehat dan vitamin

Ibu juga perlu memperhatikan asupan makanan. Kulit membutuhkan nutrisi yang cukup agar terjaga kesehatannya. Asupan makanan yang sehat, termasuk buah dan sayur akan meningkatkan kesehatan jaringan kulit. Ibu juga dapat mengonsumsi vitamin untuk Ibu Hamil baik dari bahan makanan alami atau suplemen sesuai dengan resep dokter yang merawat Anda.

  1. Senam kegel

Ibu hamil seringkali disarankan untuk melakukan senam Kegel untuk mencegah terjadinya peluruhan atau turunnya rahim saat melahirkan. Senam Kegel dapat meningkatkan kekuatan dan elastisitas otot di sekitar vagina, serta meningkatkan sirkulasi darah ke area perineum. Senam Kegel dapat dilakukan dengan mengencangkan otot di sekitar perineum dan ditahan selama 3 hitungan, kemudian dirilekskan dan diulangi hingga 10 kali. Ibu dapat mengecek apakah senam Kegel yang dilakukan sudah benar, dengan cara meraba area di sekitar perineum dan merasakan adanya kontraksi ketika otot-otot dikencangkan. Senam Kegel dapat dilakukan kapan saja.  Dalam satu hari, setidaknya senam Kegel ini dilakukan sebanyak 5 kali.

  1. Pijat Perineum

Terapi pijat perineum sebelum melahirkan dapat mengurangi resiko terjadinya luka robekan atau trauma perineum saat melahirkan. Selain itu terapi pijat perineum juga dapat mengurangi resiko tindakan episiotomi saat melahirkan. Sebelum melakukan pijat perineum, ibu perlu memperhatikan kebersihan tangan. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pijat perineum. Kemudian pilih posisi nyaman yang memungkinkan ibu untuk menyentuh area perineum. Jika diperlukan ibu dapat menggunakan gel khusus untuk memijat area perineum. Tempatkan ibu jari atau jari tengah sekitar 2,5 cm di dalam vagina kemudian pijat ke arah luar membentuk huruf U. Pijat hingga arah luar vagina, kemudian lanjutkan ke area perineum ke arah anus. Kemudian naik melalui ke area perineum samping di sekitar vagina. Untuk permulaan ibu dapat melakukan pijat selama 1 menit, jika sudah terbiasa dapat dilakukan hingga 5 menit.

Tips Saat Akan Melahirkan

  1. Atur Posisi Ketika Melahirkan

Posisi melahirkan dapat mempengaruhi kecenderungan terjadinya robekan pada saat proses melahirkan. Posisi berbaring atau litotomi (berbaring dengan kaki di angkat) dapat memberi tekanan pada tulang belakang dan perineum, mengurangi ukuran lubang jalan lahir, dan meningkatkan resiko robekan, dibandingkan dengan posisi menyamping. Posisi squat dapat melebarkan lubang lahir hingga 25% dan menjadi cara agar melahirkan normal tidak sakit. Namun, terkadang tidak semua tempat bersalin dapat memfasilitasi ibu bergerak dan berganti posisi sesuai dengan keinginan. Hal ini berkaitan dengan fasilitas dan sarana yang tersedia. Jangan memaksakan pilihan posisi yang diinginkan namun justru akan beresiko jika memang tidak didukung dengan sarana dan fasilitas yang memungkinkan. Pilihlah posisi ternyaman bagi ibu, dan aman bagi ibu dan anak.

  1. Atur pernapasan selama melahirkan

Selama proses melahirkan, kontraksi rahim akan terasa sangat kuat. Kontraksi tersebut terjadi secara involunter atau tanpa sadar, sehingga ibu tidak bisa menguntrol durasi, intensitas, frekuensi kontraksi. Pada awal kontraksi, kontraksi akan terasa cukup ringan kemudian secara bertahap akan bertambah kuat. Setelah pembukaan leher rahim maksimal, otot-otot perut akan mendorong bayi keluar seiring dengan ibu mengejan. Jika ibu mengejan sebelum pembukaan leher rahim lengkap maksimal, maka akan menyebabkan leher rahim membengkak, dan menyebabkan robekan, serta menyebabkan ibu kelelahan. Ibu disarankan mengejan hanya ketika intensitas kontraksi sudah terasa sangat kuat dan pembukaan leher rahim sudah lengkap. Jadi pertimbangkan untuk melakukan cara mengejan saat melahirkan dan mengikuti semua instruksi dokter atau bidan.

  1. Kompres Hangat

Kompres hangat pada area perineum, perut, dan punggung saat melahirkan dapat meningkatkan kenyamanan. Kondisi hangat akan meningkatkan aliran darah ke area tersebut, sehingga meningkatkan rasa nyaman, mengurangi nyeri kontraksi, dan meningkatkan kemampuan relaksasi otot perineum saat melahirkan. Ibu dapat meminta bantuan tenaga kesehatan yang membantu persalinan untuk melakukan kompres hangat tersebut.

Melahirkan Normal Tanpa Jahitan, Mungkin Tidak?

Itulah semua tips yang dapat ibu terapkan untuk mengurangi resiko terjadinya robekan ketika proses melahirkan, sehingga ibu dapat melahirkan normal tanpa jahitan. Jadi, ibu tidak perlu khawatir dan takut dijahit, karena melahirkan normal tanpa jahitan itu mungkin. Persiapkan kelahiran ibu dengan baik dan jangan cemas menghadapi kelahiran. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mencapai proses persalinan tersebut dan sebaiknya ibu juga melatih diri agar memiliki persiapan fisik yang baik.

Jadi melahirkan normal tanpa jahitan, memang sangat mungkin terjadi. Sudah banyak ibu yang melahirkan secara normal dengan persalinan yang menyenangkan dan tidak mendapatkan jahitan satupun. Lihat kembali ibu beberapa informasi diatas dan semoga bermanfaat.

Recent Posts

3 Tips Agar Embrio Menempel di Dinding Rahim

Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…

8 months ago

4 Ciri-ciri Masa Subur untuk Haid Tidak Teratur

Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…

8 months ago

5 Tanda Embrio Transfer Gagal

Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…

9 months ago

4 Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…

9 months ago

HCG : Pengertian, Fungsi, dan Pengaruhnya

Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…

9 months ago

12 Ciri-ciri Hormon HCG Meningkat

Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…

9 months ago