Diare merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak-anak. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat sehingga lebih mudah untuk terkena diare. Beberapa orang tua biasanya akan sangat khawatir saat anak mengalami diare, mereka akan memberikan antibiotik untuk anak sehingga tidak mudah terkena diare. Tapi, seebnarnya pemakaian antibiotik tidak perlu dilakukan karena akan membunuh bakteri baik yang ada pada tubuh. (Baca juga: Bahaya Antibiotik Bagi Ibu Hamil dan Janin , Cara Mengobati Anak Muntah Secara Alami )
Sebagai orang tua, seharusnya jangan hanya asal memberikan antibiotik untuk anak. Diare memang tergolong penyakit yang harus diperhatikan karena memiliki dampak buruk pada anak-anak. Tapi untuk mengatasi penyakit diare tidak perlu memakai antibiotik. Bahkan WHO tidak menyarankan untuk memberikan antibiotik pada anak karena dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Baca juga:
Pemberian antibiotik hanya diberikan terhadap jenis penyakit diare yang sudah parah seperti kholera dan shigella. Kedua jenis diare tersebut memang memerlukan antibiotik, khususnya untuk anak berusia kurang dari 2 tahun yang mengalami diare jenis tersebut. Menurut data yang di survey oeh WHO, diare yang terjadi pada anak-anak umunya tidak perlu meenggunakan antibiotik. Diare yang paling umum dialami oleh anak adalah jenis diare yang hanya terkontaminasi oleh virus yang bernama Rotavirus. Sehingga ini bisa disembuhkan dengan cara-cara tanpa harus memberikan antibiotik. Virus rotavirus tidak memiliki respon terhadap antibiotik sehingga sangat sia-sia untuk memberikan antibiitik terhadap anak. (Baca juga: Bahaya USG Kehamilan Yang Terlalu Sering , Obat Diare Untuk Ibu Hamil )
1.Memberikan Oralit
Bagi para orang tua sebaiknya harus tau pemberian oralit pada anak. Cara memberikan oralit pada anak harus memakai trik khusus, yaitu dengan cara meminumkan sedikit demi sedikit. Berikanlah seteguk demi seteguk, kemudian beri jeda waktu dan berikan lagi hingga habis segelas oralit. Cara ini dinilai paling efektif karena akan membantu anak untuk muntah dan bisa buang air besar tidak encer. Diare memang ditandai dengan BAB yang encer sehingga menyebabkan perut terasa tidak nyaman dan ingin muntah. Oralit dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang karena seringnya buang air besar yang encer. (Baca juga: Obat Muntaber Anak Paling Ampuh , Manfaat Yakutl Untuk Ibu Hamil )
2.Memberikan Makanan Yang Mudah Untuk Dikonsumsi
Memberikan makanan dan minuman yang mudag dicerna akan membuat anak memiliki energi sehingga lebih kuat. Saat mengalami diare, anak-anak akan mengalami lemas karena kekurangan cairan. Untuk itu para orang tua harus mengantisipasi dengan memberikan makanan yang mudah untuk dikonsumsi seperti kue dan makan ringan lainnya. Sebaiknya berikan air hangat sebagai minuman untuk anak yang terkena diare, misalnya teh panas. Meberikan teh panas dan meminumkan pada anak mampu membuat perut terasa lebih baik.
Baca juga:
3.Segera Hubungi Dokter
Diare tidak hanya menimbulkan rasa tidak enak pada bagian perut, tapi suhu tubuh juga akan naik. Anak yang memiliki suhu tubuh diatas 39 derajat celcius harus segera dibawa dokter. Terlebih jika suhu tubuhnya terus meningkat selama 12 jam. Selain suhu tubuh meningkat, anak juga akan rewel seperti menangis namun tidka mengeluarkan air mata. Hal ini dikarenakan suhu tubuh yang terus meningkat. Jika anak mengalami hal seperti ini, tentunya sudah berbahaya dan membutuhkan perawatan dokter. Segera bawa ke Rumah sakit terdekat agar lebih cepat ditangani. (Baca juga: Gejala TBC Pada Anak Kecil , Gejala Pneumonia Pada Bayi )
1.Infeksi Bakteri dan Virus
Bakteri yang terdapat pada tubuh ada dua yaitu bakteri jahat dan bakteri baik. Itulah yang menjadi alasan kenapa antibiotik tidak wajib diberikan kepada anak-anak karena akan membunuh bakteri baik yang dapat membantu melawan bakteri yang menjadi penyebab bakteri. Infeksi bakteri memiliki beberapa gejala, antara lain perut kembung, kejang, demam dan BAB yang disertai dengan darah. Jika sudah mengalami ini, sebaiknya lakukan cara seperti yang sudah di jelaskan diatas.
Baca juga:
2.Pemberian Antibiotik
Antibiotik yang diberikan kepada anak seringkali membuat bakteri baik didalam usus menjadi tidak berfungsi dan menyebabkan anak lebih mudah terkena diare. Untuk itu, konsultasikan dulu kepada dokter sebelum memberikan antibiotik karena efeknya sangat berbahaya jika tanpa petunjuk khusus, salah satuntya adalah penyebab diare. (Baca juga: Bahaya Antibiotik Untuk Bayi , Pantangan Ibu Hamil Muda )
3.Alergi Terhadap Makanan
Makanan yang dijual dijalanan biasanya lebih menarik perhatian. Khususnya untuk anak-anak sekolah yang suka jajan sembarangan. Makanan yang dijual dipinggir jalan seringkali tidka memakai penutup sehingga banyak bakteri dan kuman yang berterbangan dan hinggap pada makanan tersebut. Ini seringkali menyebabkan anak yang memiliki daya tahan tubuh sensitif lebih sering mengalami muntah dan menyebabkan diare karena mengonsumsi makanan tersebut. Bagi para orang tua seharusnya memberikan beberapa ajaran agar anak tidak jajan sembarangan supaya bisa terhindar dari berbagai penyakit, khususnya diare.
Baca juga:
Dengan beberapa cara khusus dalam mengobati diare pada anak, tentunya pemakaian antibiotik tidak dianjurkan karena memiliki efek yang berbahaya. Antibiotik hanya diberikan kepada penyakit yang parah dan hanya atas rekomendasi dokter. Diare juga merupakan salah satu penyakit berbahaya jika tidak diatasi secara cepat, tapi tidak perlu memakai antibiotik. (Baca juga: Gejala Campak Pada Anak , Cara Mengatasi Kejang Demam Pada Anak )
Menurut WHO, Anak-anak yang sering mengalami diare umumnya berusia 1-4 tahun. Usia 1-4 tahun adalah usia seorang anak yang sedang aktif dan ingin selalu menyentruh dan memasukkan barang ke mulutnya. Dan hal inilah yang memicu diare pada anak. Perkembangan anak memang harus diwarnai oleh beberapa penyakit seperti diare, demam dan masuk angin. Untuk mengantisipasinya, para orang tua diharapkan memiliki trik khsuus untuk mengobati anak tanpa harus memberikan antibiotik.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…