Ketika Anda memiliki bayi yang mulai mengkonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI), saat itulah Anda mulai merasa bingung makanan apa yang terbaik untuk dijadikan makanan tambahan bagi bayi. Tidak hanya bingung karena pola makan bayi 0-12 bulan berbeda dengan bayi dengan usia lebih tua, Anda juga merasa excited, tertantang dan sangat bersemangat mencari referensi makanan pendamping yang cocok untuk tumbuh kembang bayi Anda. Anda mulai mencari tahu makanan pendukung ASI rumahan terbaik untuk bayi dan khawatir mencari cara mengatasi bayi susah makan.
Baca juga:
Wajar saja, jika seorang ibu ingin memberi nutrisi yang terbaik bagi bayinya, apalagi ketika dia masih baru mengenal makanan dan tubuhnya sendiri masih ‘belajar’ mengolah makanan selain ASI. Tapi tahukah Anda bahwa ada sumber makanan yang sangat sering kita temui, bahkan kita jadikan sebagai makanan kita sehari-hari, yang sangat baik untuk bayi? Ternyata, selain manfaat buncis bagi ibu hamil, buncis ternyata memiliki manfaat yang sangat besar bagi bayi Anda.
Buncis memiliki nama latin Phaseolus Vulgaris. Tanaman ini, mengandung beberapa kandungan gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, misalnya vitamin A, vitamin B1, B2, B3, B6, dan B11. Selain itu, buncis juga mengandung vitamin C, lemak, protein, kadar abu, Mangaan, Molibdenum, Magnesium, Potasium, zat besi, Fosfor, Kalsium, Tembaga, Karbohidrat, serat, dan banyak lainnya.
Buncis termasuk keluarga kacang-kacangan, dimana kita telah tahu bahwa kacang-kacangan mengandung serat yang tinggi. Serat inilah yang membantu sistem pencernaan di tubuh bayi. Ketika pencernaan bayi lancar, dia akan lebih terbebas dari racun dan ususnya pun akan terjaga kesehatannya. Memasukkan menu buncis ke dalam menu MPASI bayi bisa jadi sebagai cara mengatasi bayi susah BAB. (Baca juga: Obat Diare Balita)
Kandungan gizi buncis yang cukup lengkap, seperti vitamin C, protein, zat besi, Magnesium, Potasium, Mangaan dan Fosfor membuat buncis sangat baik untuk mendukung perkembangan otak bayi. Nutrisi yang lengkap bisa mendukung perkembangan organ tubuh bayi dengan sempurna.
Seperti yang telah kita tahu, vitamin C membantu tubuh untuk memperbaiki sistem kekebalan dari penyakit. Tidak hanya ada manfaat vitamin C untuk ibu hamil, vitamin C juga sangat baik untuk kesehatan bayi. Dengan memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, bayi akan terhindar dari penyakit dan akan tumbuh dengan sehat.
Baca juga:
Selain itu, buncis juga mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata bayi Anda. Pada usia 6 bulan, penglihatan bayi akan membaik secara signifikan, dalam artian bayi sudah bisa lebih cepat merespon apa yang dia lihat serta sudah bisa melihat dengan lebih jelas. Dengan mencukupi kebutuhan vitamin A dan nutrisinya yang lain, perkembangan sensor penglihatan bayi juga akan baik dan menjaga kesehatan mata bayi.
Baca juga:
Buncis juga mengandung vitamin K. Vitamin K yang dikandung dalam 100 gram buncis mencapai 13%. Vitamin K membantu mengikat kalsium dan menempatkannya di tempat yang ‘tepat’ untuk pengerasan tulang. Oleh karena itu, vitamin K juga membantu pertumbuhan tulang bayi dan kekuatan tulangnya. Jika tulang bayi bisa tumbuh dengan sempurna, maka pertumbuhannya pun tidak akan terganggu.
Baca juga:
Vitamin K yang dikandung oleh buncis, tidak hanya baik untuk kesehatan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin K juga memiliki peranan penting untuk melancarkan kinerja zat-zat pembekuan darah.
Selain vitamin K, zat besi yang dikandung oleh buncis juga berperan penting untuk membantu ‘perjalanan’ oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Zat besi akan bergabung dengan protein di dalam tubuh bayi untuk membentuk hemoglobin yang bertanggung jawab mengikat oksigen yang dihirup bayi untuk kemudian mendistribusikannya ke seluruh tubuh bayi.
Baca juga:
Untuk bisa mendapatkan manfaat buncis untuk bayi yang maksimal, cobalah untuk menghindari merebus buncis tersebut karena merebus bisa menghilangkan gizi yang dimiliki buncis. Sebaiknya, Anda mengukus buncis itu hingga lunak dan jangan lupa untuk menghilangkan serat yang ada di bagian pinggir buncis untuk memudahkan menghaluskannya. Lalu, olahlah dengan bahan-bahan yang Anda inginkan sesuai selera untuk memperlengkap nutrisi untuk bayi Anda, seperti kentang, wortel, atau bahkan ASI.
Jangan lupa untuk mencuci bersih buncis dan bahan-bahan lain sebelum mengolahnya. Sebisa mungkin pilih buncis yang ditanam secara organik untuk meminimalisir paparan bahan kimia di sayuran tersebut.
Terlepas dari manfaat buncis untuk bayi di atas, ada anggapan bahwa sebaiknya buncis tidak diberikan kepada bayi sebelum bayi menginjak usia 8 bulan. Bayi yang berusia di bawah 3 bulan memiliki tingkat keasaman yang rendah di ususnya. Hal ini menyebabkan proses peningkatan nitrat menjadi lebih cepat, sehingga jika bayi dibiarkan mengonsumsi buncis yang mengandung asam nitrat, dikhawatirkan akan membuat bayi mengalami peningkatan nitrat secara drastis, yang akan membahayakan keselamatannya. Cobalah mencari tahu pola makan bayi 3 bulan dan bagaimana perkembangan bayi 3 bulan untuk memahami apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
The American Academy of Pediatrics telah melakukan penelitian dan menyebutkan bahwa pemberian MPASI yang mengandung nitrat, termasuk buncis, harus dihindari hingga bayi berusia lebih dari 3 bulan. Maka, sebenarnya Anda tidak perlu khawatir jika Anda memberikan buncis sebagai MPASI saat bayi Anda menginjak usia 6 bulan. Namun, ada baiknya jika Anda berkonsultasi kepada dokter anak dahulu sebelum membuat keputusan, sehingga Anda bisa memberi MPASI kepada bayi Anda dengan tenang.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…