Categories: Kesehatan Bayi

Bayi Sering Buang Angin : Penyebab, Cara Mengatasi dan Cara Mencegah

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bagi Anda yang menjadi orang tua baru, pasti merasa heran dengan bayi yang sering buang angin. Awalnya bayi yang sering buang bisa membuat ibu menjadi gemas. Bagaimanapun ini adalah kebiasaan bayi yang lebih mirip orang dewasa. Namun jika itu terjadi terlalu sering, maka orang tua mulai merasa curiga. Mungkin saja bayi Anda sakit atau ada masalah perut yang tidak mudah diatasi. Jika bayi mulai rewel maka orang tua bisa menjadi sangat panik. Berikut ini ada berbagai informasi mengenai bayi yang sering buang angin.

Penyebab

  1. Gas Berlebihan dalam Usus Besar

Penyebab pertama bayi sering buang angin adalah karena adanya gas berlebihan di dalam usus besar. Ini adalah kondisi yang sangat wajar karena bayi Anda hanya minum ASI atau susu formula. Usus halus hanya menyerap cairan dan kemudian membuat usus besar mengalami kelebihan gas. Gas akan keluar dalam bentuk angin seperti yang terjadi pada orang dewasa. Mikroorganisme yang terdapat pada usus halus juga belum bisa menyerap sari makanan sehingga lebih banyak menghasilkan gas dalam perut. Tapi gas yang keluar ini akan membuat perut bayi Anda lebih nyaman. (baca juga: perut kembung pada bayi)

  1. Menelan Udara Saat Minum ASI

Bayi yang selalu mendapatkan ASI biasanya lebih sering buang angin dibandingkan bayi lain yang tidak mendapatkan ASI. Hal ini sebenarnya disebabkan karena bayi menelan banyak udara ketika menyusui. Kondisi ini sangat umum dan biasanya sulit untuk dicegah. Ketika bayi menyesap puting ibu maka, ada bagian udara yang masuk lewat mulut. Tanpa disadari udara ini akan menumpuk dan masuk ke dalam saluran pencernaan seperti usus halus dan usus besar. Hal inilah yang akan membuat bayi sering buang angin.

Baca juga: menyusui sambil tiduran – tips menyusui bayi kembar.

  1. Alergi Laktosa

Beberapa bayi memang bisa mengalami alergi laktosa. Laktosa merupakan gula alami yang ditemukan pada semua jenis susu termasuk ASI atau susu formula. ASI yang keluar pertama kali mengandung banyak laktosa, dan setelah itu lebih banyak mengandung lemak. Kemudian tubuh memiliki enzim yang disebut dengan nama laktase. Laktase bermanfaat untuk memecah laktosa sehingga bisa masuk ke saluran pencernaan. Ketika bayi Anda tidak menghasilkan laktase maka bayi akan mengalami alergi laktosa. Kemudian laktosa yang masuk ke dalam tubuh tidak bisa dipecah dan akan menumpuk pada saluran usus besar. Akibatnya bayi akan lebih sering buang angin.

  1. Efek Makanan Pendamping ASI

Bayi yang sudah mendapatkan asupan makanan tambahan seperti makanan pendamping ASI, juga bisa sering buang angin. Bayi memiliki sistem pencernaan yang belum sempurna, sementara berbagai makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak bisa dipecah dengan baik pada usus besar. Akibatnya mikroorganisme dalam usus halus dan usus besar yang seharusnya melakukan fermentasi, justru bisa menghasilkan banyak gas. Hal inilah yang membuat bayi lebih sering buang angin. Anda sebaiknya mengikuti pola makan bayi 0-12 bulan agar tidak terkena bahaya memberi makan bayi dibawah 6 bulan. Salah satu contohnya dengan memberikan makanan pendukung ASI untuk bayi.

  1. Efek Susu Sapi/ Susu Formula

Bayi yang mengalami alergi susu sapi juga bisa mengalami buang angin lebih sering. Pada dasarnya kondisi ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh bayi menolak terhadap protein yang ada pada susu formula. Penyebab lainnya adalah karena susu sapi dianggap sebagai bahan asing dalam saluran pencernaan bayi. Sehingga tubuh justru melepaskan histamin yang menjadi tanda reaksi alergi. Beberapa gejala alergi susu formula seperti buang angin terus, perut kembung, muntah, diare, darah dalam tinja, biduran dan sering meludah.  (Baca juga: gejala alergi susu sapi pada bayi)

  1. Pencernaan yang Belum Sempurna

Sistem pencernaan bayi memang belum sempurna. Bayi mencapai tahap perkembangan sistem pencernaan hingga berusia lebih dari empat bulan. Ada bagian sekat antara tenggorokan dan lambung yang seharusnya sudah bekerja. Kemudian kondisi gerakan peristaltik dalam lambung masih sangat lembut sehingga udara yang sudah masuk ke dalam saluran ini sulit keluar. Kemudian udara yang masuk ke dalam saluran ini bisa menyebabkan bayi sering buang angin, muntah dan kembung. Terkadang kondisi ini juga menyebabkan gumoh pada bayi setelah minum susu. (baca juga: penyebab bayi BAB keras dan berdarah)

  1. Gejala Diare dan Masuk Angin

Sistem kekebalan tubuh bayi memang belum sepenuhnya sempurna. Terkadang bayi juga bisa mengalami masuk angin seperti pada orang dewasa. Hal ini sering terjadi pada musim hujan atau ketika udara sangat dingin, bayi sangat kelelahan dan gangguan pencernaan pada  bayi. Hal ini membuat banyak gas yang bertahan dalam perut dan saluran pencernaan bayi. Sehingga membuat bayi akan lebih sering buang angin. Jika buang angin sering disertai dengan kotoran maka bayi Anda mungkin terkena diare. Jika terjadi maka segera lakukan cara mencegah diare pada bayi.

Cara Mengatasi

  1. Buat Bayi Lebih Nyaman

Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah membuat bayi merasa lebih nyaman, terutama untuk mengatasi gangguan pada saluran pencernaan. Anda bisa menggendong bayi dengan tumpuan pada bahu Anda. Posisi ini bisa membuat bayi sedikit bisa berdiri dengan tumpuan pada tangan Anda. Kemudian pijat dengan lembut bagian punggungnya. Cara ini bisa membuat bayi mengeluarkan udara dalam perut dengan cara sendawa. Cara ini juga bisa membantu bayi mengatasi gumoh setelah minum susu. (baca juga : manfaat menggendong bayi)

  1. Ganti Ukuran Dot

Jika bayi Anda menggunakan dot karena minum susu formula atau ASI yang dicadangkan, maka perhatikan ukuran dot yang digunakan. Jika Anda salah memilih ukuran dot yang terlalu besar bisa menyebabkan bayi menghisap banyak gas ketika minum. Kemudian kondisi ini bisa membuat bayi sering buang angin. Jadi rubah dengan ukuran dot yang lebih kecil dan bayi menjadi lebih nyaman saat minum dengan dot.

Baca juga: cara mencuci botol susu bayi  – bahaya bayi menggunakan empeng

  1. Hindari Pemicu Alergi untuk Bayi

Orang tua yang sudah memberikan makanan pendamping ASI harus melihat berbagai jenis makanan yang bisa menyebabkan alergi. Alergi pada makanan pendamping ASI bisa menyebabkan buang angin yang  berlebihan. Termasuk jika Anda memberikan susu dengan bahan kedelai dan kacang-kacangan. Hindari semua  makanan yang bisa memicu alergi dan ganti dengan makanan yang bisa membuat pencernaan bayi menjadi lebih baik.

  1. Berikan Minyak Penghangat

Anda juga bisa mengatasi buang angin yang terlalu sering pada bayi dengan cara memberikan minyak penghangat. Berikan beberapa jenis minyak seperti minyak kelapa, minyak telon atau minyak bayi untuk memijat lembut pada bagian perut dan punggung. Cara ini bisa mengatasi angin yang berlebihan dan tidak bisa keluar dari perut. Biasanya setelah diberikan minyak maka bayi menjadi tenang dan buang gas secara normal. (baca juga: bahaya bayi minum minyak telon)

  1. Pijat dan Tepuk Punggung Bayi

Untuk membantu mengeluarkan angin yang berlebihan pada perut bayi, maka tepuk dan pijat punggung bayi dengan lembut. Tepuk dengan posisi bayi Anda digendong dan mendekati bayi  berdiri. Cara ini akan membuat angin keluar dari mulut sehingga bayi menjadi lebih nyaman. Jangan memberikan tepukan dan pijatan yang berlebihan karena bayi menjadi tidak nyaman. Lakukan dengan lembut dan penuh kasih sayang sehingga bisa mengurangi bayi yang rewel berlebihan. Ibu bisa melakukan terapi dengan cara melakukan pijat bayi yang benar.

Cara Mencegah

Bayi yang sering buang angin biasanya memang menjadi kondisi yang sangat normal. Bahkan orang tua mungkin akan bertanya-tanya jika bayi tidak bisa buang angin. Namun jika kondisi berlebihan, maka Anda bisa mencegahnya dengan beberapa cara, seperti:

  1. Untuk sementara waktu jangan memberikan makanan pendamping ASI yang bisa menyebabkan perut kembung pada bayi. Berikan makanan pendamping ASI yang sifatnya netral seperti buang yang mengandung banyak serat dan sayuran.
  2. Perhatikan cara memasak makanan pendamping ASI untuk bayi Anda. Semua jenis makanan yang perlu dimasak seperti sayuran dan produk yang mengandung karbohidrat harus dimasak dengan benar. Cuci semua bahan sebelum dimasak dan potong dalam bentuk yang kecil sehingga bayi lebih mudah mengunyah.
  3. Jika bayi Anda mengalami alergi terhadap susu formula maka cobalah untuk memberikan susu dengan bahan kedelai dan kacang-kacangan. Untuk pertama kali maka berikan dalam jumlah yang kecil sehingga Anda bisa mengetahui, apakah bayi Anda bisa menerima produk itu atau tidak.
  4. Berikan pakaian yang longgar untuk bayi, terutama untuk bagian perut seperti celana. Celana dengan karet yang terlalu longgar bisa menyebabkan perut kembung pada bayi dan bayi menjadi tidak nyaman. Lebih baik pilih pakaian yang lembut dan nyaman untuk bayi.
  5. Jika bayi Anda sering menggunakan dot untuk minum ASI maka kurangi kebiasaan ini. Lebih baik jika memberikan ASI secara alami. Anda bisa mengatur jadwal jika memang sangat sibuk dengan pekerjaan selain mengasuh bayi.
  6. Saat musim dingin atau musim penghujan maka berikan pakaian yang hangat untuk bayi. Hindari bayi terkena udara dingin berlebihan,  sehingga bayi bisa terhindar dari kembung dan banyak buang angin.
  7. Atur jadwal makan dan minum susu untuk bayi Anda. Jarak makan yang terlalu dekat antara makan dan minum susu bisa menyebabkan gas berlebihan dalam perut. Jadi biarkan ada jeda waktu yang sedikit lebih lama. Awalnya bayi mungkin akan rewel namun juga akan terbiasa setelahnya.
  8. Terapkan beberapa cara mengatur pola makan bayi sesuai dengan usia bayi Anda. Cara ini bisa membantu Anda menentukan makanan bayi yang paling sehat dan aman untuk bayi.

Bayi sering buang angin memang hal yang sangat umum. Anda tidak perlu panik, selama bayi Anda tidak menunjukkan gejala yang berlebihan. Namun jika bayi sudah menunjukkan gejala seperti rewel  berlebihan, kesakitan, demam dan tanda-tanda kolik maka segera bawa bayi ke dokter anak.

Recent Posts

3 Tips Agar Embrio Menempel di Dinding Rahim

Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…

8 months ago

4 Ciri-ciri Masa Subur untuk Haid Tidak Teratur

Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…

8 months ago

5 Tanda Embrio Transfer Gagal

Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…

9 months ago

4 Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…

9 months ago

HCG : Pengertian, Fungsi, dan Pengaruhnya

Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…

9 months ago

12 Ciri-ciri Hormon HCG Meningkat

Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…

9 months ago