Categories: Kesehatan Ibu

Keputihan Setelah Melahirkan 3 Bulan : Penyebab – Cara Mengatasi Dan Cara Mencegah

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Keputihan setelah melahirkan umumnya memang sangat wajar. Namun jika sudah terjadi dalam waktu lama maka bisa menjadi tanda adanya komplikasi masa nifas. Sebelumnya memang setelah melahirkan maka ibu akan mengalami keputihan selama masa postpartum atau sering disebut dengan istilah medis lochia. Lochia sendiri terdiri beberapa jaringan lapisan rahim dan bakteri yang akan keluar baik setelah persalinan normal atau caesar. Biasanya lochia akan keluar dan semakin sedikit setelah empat minggu sejak persalinan. Tapi jika keputihan terus berlanjut sampai setelah 3 bulan maka harus dilihat lagi. Berikut ini adalah informasi mengenai keputihan setelah melahirkan 3 bulan untuk semua ibu yang melahirkan normal dan caesar.

Penyebab

  1. Membersihkan vagina

Keputihan saat hamil mungkin sudah terjadi sehingga ibu merasa waspada saat keputihan setelah melahirkan. Sebenarnya ini bisa terjadi karena ada hal alami yang membuat vagina berusaha membersihkan dari dalam. Cairan putih atau keputihan itu bisa karena cairan yang dihasilkan oleh vagina dan serviks. Justru ini bisa membantu mengeluarkan semua bakteri dari dalam. Tapi biasanya keputihan ini tidak berwarna dan lebih cair

       2. Persiapan ovulasi

Menstruasi setelah melahirkan bisa terjadi 3 bulan setelah melahirkan atau lebih atau kurang. Setiap ibu bisa memiliki siklus yang berbeda. Keputihan yang cair dan tidak berbau bisa menjadi salah satu tanda ovulasi. Ketika ibu baru melahirkan maka tubuh ibu bersiap untuk mengalami ovulasi. Biasanya sebelum ovulasi maka cairan keputihan akan lebih banyak. Tapi ibu bisa melihat lagi semua tanda tanda ovulasi.

        3. Ada infeksi jamur

Jika ibu mengalami keputihan dengan bentuk cairan yang lebih tebal seperti keju maka itu bisa menjadi tanda adanya infeksi jamur. Infeksi jamur juga disertai dengan beberapa ciri yang lain seperti gatal, bengkak di sekitar vagina, sakit dan panas. Penyebabnya bisa jadi karena pertumbuhan jamur candida akibat perubahan pH setelah melahirkan dan adanya penyebab lain seperti efek samping obat antibiotik, penyakit diabetes dan sistem kekebalan tubuh yang menurun setelah melahirkan.

        4. Infeksi bakteri vaginosis

Jika ibu mengalami keputihan yang disertai dengan cairan kental putih, kuning atau abu – abu, dan bau yang tidak enak maka itu juga bisa menjadi tanda infeksi bakteri vaginosis. Kondisi ini bisa terjadi karena pertumbuhan bakteri di bagian vagina yang terlalu banyak dan tidak seimbang dengan lingkungan pH vagina. Jika infeksi ringan maka bisa sembuh sendiri tapi jika berat maka harus membutuhkan bantuan dokter.

        5. Tanda menstruasi

Setelah 3 bulan melahirkan maka masa nifas juga sudah selesai. Sistem reproduksi akan bekerja normal termasuk persiapan ovulasi. Jika sudah terjadi ovulasi dan tidak ada pembuahan maka ibu akan mengalami menstruasi. Menstruasi pertama setelah melahirkan sering menunjukkan tanda yang lebih berat seperti keputihan terus menerus dan tidak nyaman. Ibu hanya perlu menunggu apakah menstruasi itu datang atau tidak sebelum pergi ke dokter.

         6. Infeksi trikomoniasis

Infeksi trikomoniasis bisa terjadi pada ibu yang baru saja melahirkan. Tanda dari keputihan ini lebih pekat, mengeluarkan busa dan bau yang sangat busuk. Ini bisa terjadi karena penyakit menular seksual. Setelah masa nifas selesai maka ibu bisa berhubungan intim dengan pasangan. Kemungkinan infeksi menyebar saat hubungan intim. Tanda dari infeksi ini meliputi iritasi pada vagina dan sangat gatal, sakit saat buang air kecil dan tidak nyaman setelah berhubungan intim.

         7. Infeksi gonore

Jika keputihan disertai dengan cairan kuning maka itu bisa menjadi tanda penyakit gonore. Ini termasuk penyakit menular seksual dan kemungkinan di sebarkan oleh pasangan saat berhubungan intim. Infeksi bisa disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea dan sangat mudah menyebar melewati selaput lendir. Tanda infeksi meliputi sakit saat berhubungan intim, ada pendarahan, sakit pada pelvis, panas pada vagina dan tidak nyaman.

        8. Kemungkinan penyakit reproduksi

Banyak ibu yang sudah melahirkan ternyata mengalami  berbagai gangguan pada sistem reproduksi. Sebenarnya hal ini sering ditandai dengan keputihan yang berat, disertai cairan coklat dan rasa sakit pada pelvis. Kemudian gejala berlanjut dengan periode menstruasi yang tidak teratur. Ada banyak penyebab penyakit reproduksi termasuk seperti gangguan hormon, gaya hidup dan gangguan setelah persalinan. Termasuk seperti berbagai penyebab endometriosis untuk ibu yang sudah melahirkan atau yang belum pernah melahirkan.

Cara Mengatasi

  1. Menjaga kebersihan perineum

Setelah melahirkan secara normal umumnya bagian perineum akan mengalami luka. Jadi ibu harus memastikan bahwa  bagian ini tidak mengalami infeksi dan bersih. Ada banyak cara untuk membersihkan perineum seperti dengan mencuci dengan air hangat yang netral, menjaga bagian ini tetap kering, dan membersihkan vagina mulai dari bagian luar.

      2. Berusaha memberikan ASI

Setelah melahirkan maka ibu harus berusaha untuk terus memberikan ASI. Ketika ibu bisa memberikan ASI maka kadar oksitosin dalam tubuh ibu akan meningkat. Ketika menyusui maka rahim akan mengalami kontraksi dan ini membuat keputihan bisa dikendalikan. Semakin sering menyusui maka keputihan akan berkurang secara alami. Jika tidak ingin terhambat maka lakukan beberapa cara agar ASI keluar sebelum melahirkan agar ASI lancar setelah melahirkan.

      3. Jangan menggunakan sabun untuk vagina

Kemudian hindari penggunaan sabun untuk membersihkan vagina. Sabun sering dikatakan untuk membersihkan dan bisa mengembalikan keseimbangan pH tapi itu semua tidak benar. Kadar pH dalam bagian intim ini bisa kembali normal sesuai kondisi tubuh ibu. Jadi cukup bersihkan dengan air hangat untuk area perineum.

      4. Tidak menahan kencing

Dan ibu sebaiknya tidak pernah menahan kencing agar tidak mengalami keputihan yang parah. Ketika merawat bayi terkadang ibu sering menahan kencing. Alasannya karena bayi sulit untuk ditinggal sehingga ibu merasa tidak nyaman. Tapi ini bisa sangat buruk karena rahim akan sulit untuk kontraksi dan keputihan akan semakin banyak.

      5. Istirahat teratur

Memang merawat bayi yang baru lahir akan membuat ibu sangat sibuk. Tapi ibu harus cukup istirahat agar kekebalan tubuh tidak menurun. Saat ibu merawat bayi sampai tidak cukup istirahat maka tubuh akan sangat lemah dan mudah terserang infeksi dari jamur atau bakteri. Bahkan ibu yang baru menyusui bisa lebih mudah sakit dan kurang sehat. Karena itu ibu harus cukup tidur dan tidak stres.

     6. Minum air putih

Kemudian ibu juga harus lebih banyak minum air putih agar tubuh mendapatkan cairan yang cukup. Cairan sangat penting untuk membantu tubuh agar terus sehat dan semua organ tubuh ibu bisa bekerja secara maksimal. Cairan juga sangat penting untuk melawan infeksi dan mengeluarkan semua bahan-bahan yang berbahaya untuk tubuh.

    7. Memilih pakaian dalam yang tepat

Setelah melahirkan maka ibu harus memilih pakaian dalam yang tepat. Hindari pakaian dalam yang terlalu ketat dan terbuat dari bahan sintetis. Lebih baik ibu memilih pakaian dalam dari bahan katun yang lembut. Dan ibu juga sebaiknya tidak malas untuk sering berganti pakaian dalam agar tidak terkena infeksi.

      8. Periksa ke dokter

Untuk keputihan yang parah maka ibu harus segera datang ke dokter. Keputihan setelah melahirkan 3 bulan dan berlangsung lama tidak boleh diabaikan. Bahkan itu bisa terjadi karena ada masalah pada sistem reproduksi tubuh ibu. Jadi segera pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Cara Mencegah

  1. Awasi masa nifas dan perhatikan cara melancarkan darah nifas agar ibu tidak mengalami keputihan yang parah.
  2. Perhatikan untuk selalu dan sering berganti pembalut saat masa nifas agar kondisi organ intim bersih dan tidak terkena infeksi.
  3. Melakukan hubungan intim setelah benar-benar masa nifas selesai dan tidak ada tanda masa nifas yang berbahaya.
  4. Setia dengan pasangan sehingga tidak berganti-ganti pasangan setelah melahirkan.
  5. Lebih banyak bergerak agar tubuh sehat dan menjaga kebersihkan organ intim dan bagian tubuh yang lain.

Jadi seperti inilah semua informasi mengenai keputihan setelah melahirkan 3 bulan serta cara untuk mengatasinya. Ini masalah yang harus diperhatikan sehingga sebaiknya ibu memahami penyebab dan cara untuk mengobatinya.

Keputihan setelah melahirkan 3 bulan : penyebab – cara mengatasi dan cara mencegah yang harus dilakukan ibu segera setelah melahirkan sehingga kondisi organ intim dan sistem reproduksi sehat terus.

Recent Posts

3 Tips Agar Embrio Menempel di Dinding Rahim

Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…

8 months ago

4 Ciri-ciri Masa Subur untuk Haid Tidak Teratur

Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…

8 months ago

5 Tanda Embrio Transfer Gagal

Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…

9 months ago

4 Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…

9 months ago

HCG : Pengertian, Fungsi, dan Pengaruhnya

Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…

9 months ago

12 Ciri-ciri Hormon HCG Meningkat

Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…

9 months ago