Categories: Kewanitaan

11 Penyebab Keputihan pada Wanita yang Belum Menikah dan Remaja          

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Keputihan adalah cairan bening yang keluar dari vagina dan bisa menyebabkan rasa yang tidak nyaman. Umumnya keputihan memang terjadi pada semua wanita dewasa dan wanita yang sudah menikah. Peluang berhubungan seksual rutin dengan pasangan juga bisa memicu terjadinya keputihan. Ibu hamil juga bisa mengalami keputihan akibat berbagai penyebab yang berbeda. Namun biasanya sangat jarang remaja mengalami keputihan kecuali dengan beberapa penyakit reproduksi. Berikut ini adalah beberapa penyebab keputihan pada wanita yang belum menikah dan paling umum.

  1. Pengaruh stres

Stres yang terjadi pada wanita yang belum menikah memang sering memicu keputihan. Stres bisa membuat semua sistem reproduksi mengalami gangguan. Kondisi ini jika terjadi secara terus menerus maka bisa merusaka sistem hormon dalam tubuh dan menyebabkan sulitnya hamil saat sudah menikah. Pelajar atau mahasiswa yang mengalami berbagai tekanan berat menjadi penderita keputihan yang paling umum. Namun ketika keputihan berhenti sendiri setelah pikiran tidak tertekan atau stres maka itu berarti keputihan masih wajar. Penderita hanya perlu mengelola pikiran agar tidak terlalu stres dan bisa menjaga kesehatan reproduksi. (Baca: tanda tanda menstruasi pada anak – penyebab nyeri haid berlebihan

  1. Menjelang menstruasi

Ketika mendekati periode menstruasi maka biasanya semua wanita yang sudah menikah maupun belum menikah bisa mengalami keputihan. Keputihan ini dianggap wajar dengan beberapa tanda seperti cairan yang putih, bening , tidak kentak, tidak terlalu lengket dan tidak mengeluarkan bau. Sistem reproduksi sudah bersiap mengeluarkan sel telur yang tidak dibuahi dan sudah hancur dalam rahim, yang kemudian akan keluar menjadi darah menstruasi. Jika keputihan masih wajar maka Anda tidak perlu merasa khawatir. (baca:  penyebab menstruasi tidak teratur – akibat telat haid)

  1. Sesudah menstruasi

Biasanya sesudah menstruasi maka wanita juga akan mengalami keputihan. Hal ini terjadi setelah menstruasi benar-benar selesai. Reaksi ini terjadi akibat tubuh mengalami perubahan hormon reproduksi. Kemudian bagian vagina dalam memproduksi lendir untuk membersihkan semua bakteri atau sumber penyakit yang masih tertinggal selama menstruasi. Biasanya keputihan bersifat lebih cair, tidak berbau, tidak menyebabkan sakit pada bagian pinggul dan akan sembuh sendiri dalam waktu cepat tanpa obat apapun.

Baca:

  1. Masa ovulasi

Baik wanita yang belum menikah atau sudah menikah maka masa ovulasi juga bisa menyebabkan keputihan. Masa ini terjadi sesuai dengan siklus menstruasi yang biasa terjadi setiap bulan. Ini menjadi pertanda yang sangat baik untuk mengetahui masa subur. Tanda ini juga sering digunakan oleh pasanga yang sudah menikah untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berhubungan seksual jika ingin mendapatkan peluang kehamilan. Kondisi keputihan ini akan sembuh sendiri setelah masa ovulasi selesai dan beberapa hari kemudian wanita bisa mengalami menstruasi ketika tidak terjadi pembuahan.

Informasi tanda kehamilan:

 

  1. Ada masalah hormon dalam tubuh

Masalah hormon terjadi ketika kelenjar pituari tidak memproduksi hormon reproduksi yang cukup untuk tubuh. Hal ini terjadi ketika kadar estrogen dalam tubuh memang sangat rendah sehingga menyebabkan masalah untuk organ reproduksi. Kadar estrogen yang rendah juga bisa menyebabkan wanita sulit hamil, gangguan ovulasi, masalah perkembangan sel telur, sel telur yang cacat dan berbagai penyakit reproduksi. Jika ada masalah ini maka segera minta bantuan ke dokter karena jika tidak diobati maka bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang lain termasuk masalah jantung.

Informasi penyakit wanita:

  1. Infeksi bakteri dari pembalut

Penggunaan pembalut dengan bahan yang tidak steril juga bisa memicu keputihan. Biasanya pertumbuhan bakteri vaginosis bisa membuat pertumbuhan bakteri dalam vagina menjadi tidak seimbang. Kemudian bisa menyebabkan reaksi yang tidak nyaman seperti keputihan yang lebih banyak. penyakit ini bisa terjadi pada wanita yang sudah menikah dan belum menikah. Tips untuk mengatasi gangguan ini adalah mencoba untuk mengganti pembalut lebih sering ketika sedang menstruasi dan memilih pembalut yang paling steril dan terbuat dari kapas penuh. (baca: ciri ciri pembalut berbahaya)

  1. Berbagai bahan kimia pada pakaian dalam

Mencuci pakaian dalam dengan berbagai bahan sabun, pemutih atau pewangi bisa menyebabkan pakaian mengandung bahan kimia yang banyak. Kemudian masalah ini bisa menyebabkan reaksi vagina menjadi sangat sensitif. Dinding vagina menghasilkan cairan vagina yang lebih banyak untuk membantu melindungi area vagina agar tidak terkena berbagai bahan kimia. Karena itu mencuci pakaian dalam memang harus dilakukan dengan cara yang benar. Cuci dan bilas beberapa kali dengan air hangat untuk membantu menghilangkan kuman yang masih tertinggal. Hilangkan kebiasan menggunakan bahan kimia seperti produk sabun yang berbahaya untuk kebersihan area intim.

Baca: bahaya kosmetik bagi ibu hamil – bahaya mewarnai rambut saat hamil bagi ibu hamil dan janin – bahaya smoothing rambut saat hamil)

  1. Reaksi normal vagina

Keputihan sebenarnya adalah lendir yang memang dihasilkan oleh bagian mulur rahim. Keputihan tidak selalu buruk karena bisa membantu membersihkan semua bagian vagina dari dalam sampai luar sehingga tidak terkena infeksi dari bakteri dan jenis kuman yang lain. Keputihan yang termasuk dalam reaksi yang normal memiliki beberapa tanda seperti sangat putih, tidak berbau, jernih, tebal, lengket, dan tidak berbekas pada pakaian.

Informasi keputihan:

  1. Kebersihan area intim yang buruk

Pada wanita atau remaja yang tidak menjaga kebersihan organ intim maka juga bisa menderita keputihan yang berat. Reaksi ini sangat normal sebagai pertanda bahwa ada banyak bakteri atau sumber penyakit yang mengancam pada bagian vital ini. Misalnya saja seperti kebiasaan jarang berganti pakaian dalam, kurang menjaga kebersihan setelah buang air besar dan buang air kecil, pakaian dalam dari bahan sintetis dan berbagai penyebab yang lain. Jika sudah terjadi seperti ini maka sebenarnya serviks mengenal bakteri pada area intim dan ingin membersihkan dengan reaksi menghasilkan cairan yang lebih banyak.

  1. Penyakit reproduksi

Kemudian penyebab lain dari keputihan untuk wanita yang belum menikah adalah jika terjadi penyakit reproduksi. Ada banyak penyakit reproduksi dan semua memang memiliki penyebab yang berbeda. Penyakit ini juga bisa menyebabkan resiko komplikasi sehingga memang memang harus segera ditangani. Misalnya penyakit yang sering menyebabkan keputihan adalah kista. Beberapa jenis kista sering berkembang pada wanita yang belum menikah. Termasuk kista yang selalu bisa hilang sendiri karena pecah saat wanita masuk ke masa menstruasi. Sehingga penyakit reproduksi untuk wanita yang belum menikah memang harus diperiksa detail untuk menemukan obat atau perawatan yang tepat. (baca: bahaya kista – penyebab kista

  1. Terkena penyakit radang vulva (vulvitis)

Keputihan yang terjadi pada wanita yang belum menikah juga bisa disebabkan oleh adanya radang vulva atau vulvitis. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus. Penyakit ini harus mendapatkan perawatan yang serius untuk membantu agar tidak menjadi lebih parah. Untuk mencegah penyakit ini maka bisa menjaga kebersihkan organ intim, menggunakan pakaian dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat, hindari pakaian dalam dari sintetis dan cobalah untuk membersihkan area organ intim setelah buang air besar dan buang air kecil.

Cara mencegah keputihan untuk wanita yang belum menikah

  1. Selalu menjaga kebersihan area vagina dengan membersihkan secara teratur terutama setelah buang air kecil atau buang air besar.
  2. Menjaga kebersihkan pakaian dalam dan mengganti pakaian dalam secara teratur. Jenis pakaian dalam yang dipilih sebaiknya berbahan katun, mudah menyerap keringat dan hindari pakaian dengan bahan sintetis.
  3. Hindari menggunakan pakaian dan handuk yang tidak bersih, karena semua sumber penyakit bisa masuk ke bagian vagina ketika terkena bahan tersebut.
  4. Menjaga pola makan yang sehat seperti menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, makanan dengan pengawet dan minuman yang mengandung kafein.
  5. Hindari semua jenis bahan pembersih area kewanitaan karena semua bahan ini mengandung bahan kimia yang justru bisa memicu keputihan.

Itulah beberapa penyebab keputihan pada wanita yang belum menikah. Untuk mengetahui penyebab yang sebenarnya maka pemeriksaan bisa dilakukan kemudian perawatan dilakukan sesuai dengan penyebabnya.

Recent Posts

3 Tips Agar Embrio Menempel di Dinding Rahim

Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…

8 months ago

4 Ciri-ciri Masa Subur untuk Haid Tidak Teratur

Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…

8 months ago

5 Tanda Embrio Transfer Gagal

Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…

9 months ago

4 Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…

9 months ago

HCG : Pengertian, Fungsi, dan Pengaruhnya

Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…

9 months ago

12 Ciri-ciri Hormon HCG Meningkat

Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…

9 months ago