Categories: Gangguan Kehamilan

Kehamilan Post Term : Penyebab – Gejala – Diagnosis – Resiko dan Perawatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Umumnya ibu hamil sudah mengetahui perkiraan waktu melahirkan dari dokter atau bidan yang merawat. Biasanya persalinan normal akan terjadi pada usia kehamilan 37 sampai 42 minggu. Hitungan minggu akan dihitung mulai dari hari pertama menstruasi. Jika ibu sudah hamil selama lebih dari 42 minggu maka ibu mengalami kehamilan post term atau lebih sering disebut dengan kehamilan yang melewati batas umur waktu yang cukup dimana bayi siap untuk dilahirkan. Pada dasarnya ibu hamil bisa saja melahirkan ketika usia kehamilan 40 sampai 42 minggu yang masih tergolong normal. (baca:cara menghitung usia kehamilan )

Informasi tanda kehamilan:

Penyebab kehamilan post term

Sebenarnya banyak ahli medis yang tidak mengetahui mengapa bisa terjadi kehamilan post term. Namun ada beberapa hal yang bisa meningkatkan resiko ibu mengalami kehamilan post term, yaitu :

  1. Ibu baru mengalami kehamilan yang pertama. Hal ini memang sangat aneh karena ibu yang hamil pertama juga tidak selalu mengalami kejadian seperti ini. Kondisi ini juga sering meningkatkan resiko persalinan caesar karena kondisi ibu dan bayi dalam kandungan bisa memburuk saat usia kehamilan semakin tua.
  2. Ibu yang sudah pernah mengalami kehamilan post term sebelumnya. Kondisi ini bahkan bisa terjadi secara berulang kali pada kehamilan selanjutnya. Tidak ada yang bisa menetapkan penyebab utamanya tapi riwayat sangat berperan penting dalam kehamilan post term.
  3. Adanya faktor genetik dalam keluarga. Sebuah riwayat genetik yang aneh dan langka bisa terjadi dalam kondisi seperti kehamilan post term. Ini bisa menjadi sebuah pola post term yang hanya terjadi pada beberapa wanita dalam satu keluarga yang sama. Pola post term juga bisa terjadi semenjak kelahiran sehingga tidak ada cara untuk mencegahnya.
  4. Adanya variasi ovulasi yang menyebabkan bidan, dokter atau ibu hamil salah dalam melakukan perhitungan usia kehamilan. Akibatnya sebuah persalinan bisa dikatakan sangat muda atau bahkan post term sekaligus. Untuk itu menghitung usia kehamilan semenjak paruh trimester pertama dengan USG sangat penting dilakukan. Metode ini bisa mencegah kesalahan perhitungan yang bisa membuat dokter menetapkan kehamilan post term. Termasuk untuk ibu hamil yang sebelumnya mengalami menstrusi tidak teratur atau siklus panjang sebelum hamil. (baca: penyebab haid tidak teratur)
  5. Obesitas pada ibu hamil yang bisa menyebabkan kondisi metabolisme tubuh ibu hamil mengalami masalah. Pengaruh berat badan untuk bayi dalam kandungan memang sangat besar. Ketika ibu mengalami obesitas maka bisa terkena diabetes gestational yang memicu bayi lahir dengan berat badan yang berlebihan. Semua ini juga bisa meningkatkan resiko kehamilan post term. (baca: Bahaya obesitas bagi ibu hamil)
  6. Ahli medis membuktikan bahwa kehamilan post term hampir selalu terjadi pada kehamilan dengan anak laki-laki. Masalah ini tidak diketahui apa pemicu sebenarnya dan kemungkinan hormon kehamilan bisa membuat bayi lebih lama tinggal dalam rahim ibu.

Informasi perkembangan janin:

Gejala kehamilan post term

Sebenarnya tidak ada gejala apapun dalam kehamilan post term. Biasanya ibu hamil akan sangat resah ketika kehamilan sudah memasuki usia lebih dari 42 minggu. Ibu hamil bisa mengalami gangguan kehamilan tua yang tidak menyenangkan seperti sakit punggung, sakit pada kaki, sering buang air kecil, nafsu makan yang meningkat, kadar gula darah yang naik, tidak bisa tidur dan gangguan lain. Tapi semua gejala itu bukan termasuk gejala kehamilan post term. Apa yang dialami oleh ibu hanya akibat kehamilan yang semakin tua dan tidak kunjung lahir. (baca: hamil lebih dari 40 minggu)

Diagnosis kehamilan post term

  1. Ketika ibu melakukan perawatan antenatal care maka diagnosis kehamilan post term bisa dianalisa. Dokter akan melihat kembali riwayat pemeriksaan kehamilan mulai dari pertama kali hingga setiap bulannya. Kemudian dokter bisa melihat apakah perhitungan usia kehamilan memang sudah tepat atau belum.(baca: antenatal care – tes darah saat hamil – manfaat pemeriksaan VDRL pada ibu hamil)
  2. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan dengan USG untuk melihat ukuran rahim, analisa detak jantung bayi, gambar pembuluh darah bayi, jaringan dan pertumbuhan semua organ bayi. Jika dalam pemeriksaan memang kondisi bayi sehat atau normal maka seharusnya memang tidak terjadi masalah. (baca juga: manfaat USG 4 dimensi – bahaya USG kehamilan yang terlalu sering)
  3. Dari pemeriksaan organ bayi maka dokter juga bisa mengetahui apakah usia kehamilan dalam pemeriksaan memang sudah tepat atau belum.
  4. Lalu dokter juga bisa memeriksa cadangan air ketuban apakah volume air ketuban masih cukup atau tidak. Atau jika kemungkinan ibu hamil mengalami air ketuban rembes atau bocor. (Baca: ciri-ciri air ketuban pecah merembes – tanda air ketuban merembes – air ketuban sedikit)

Resiko kehamilan post term pada janin

  1. Bayi bisa mengalami kematian setelah dilahirkan atau dalam kandungan. Kehamilan yang berusia lebih dari 42 minggu sering menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan atau sesaat setelah dilahirkan. Meskipun kejadian ini memang sangat jarang terjadi. Kematian bisa disebabkan karena bayi tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup, bayi mengalami stres dalam rahim, atau bayi mengalami keracunan dari air ketuban. (baca: Penyebab Janin Meninggal Dalam Kandungan )
  2. Bayi bisa lahir dengan berat badan yang besar. Kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu bisa menyebabkan tubuh bayi memproduksi insulin yang sangat banyak. Akibatnya ukuran tubuh bayi juga akan tumbuh besar dalam kandungan. Jika sudah seperti ini maka sulit untuk dilahirkan dalam persalinan normal dan terkadang bisa menyebabkan gangguan syaraf pada ibu hamil. (baca:Bayi Besar Dalam Kandungan)
  3. Bayi bisa mengalami sindrom postmaturitas dimana bayi akan tumbuh hanya pada saat usia kehamilan normal. Sementara ketika usia kehamilan sudah lebih dari 42 minggu maka sudah tidak terjadi pertumbuhan lagi. Hal ini juga sering terjadi karena aliran darah dari ibu ke bayi tidak normal atau terjadi gangguan penyerapan nutrisi dari ibu melalui plasenta.
  4. Bayi bisa terkena aspirasi mekonium, dimana bayi mengalami keracunan dari tinja yang dikeluarkan dalam rahim ibu. Mekonium akan bercampur dengan air ketuban sehingga bisa terhirup oleh bayi dan bisa menyebabkan bayi mengalami stres. Kondisi ini sering menyebabkan masalah pernafasan saat bayi lahir.
  5. Bayi bisa dilahirkan dengan penampilan khas seperti lengan dan tungkai yang lebih panjang dan tipis, kulit bayi menjadi lebih kering, mengelupas dan ada banyak warna mekonium dalam kulit bayi, kulit bayi terlihat tidak kencang terutama pada bagian paha dan pantat, rambut kepala bayi menjadi lebih panjang dan tebal, kuku jari dan kaki lebih panjang dan terkadang bayi juga lahir dengan masalah mata yang khas.
  6. Bayi bisa mengalami masalah plasenta termasuk plasenta letak rendah atau previa plasenta. Hal ini bisa menyebabkan bayi kekurangan oksigen atau terkena berbagai masalah pernafasan setelah dilahirkan. (baca: plasenta letak rendah –  janin terlilit tali pusat)
  7. Akibat usia kehamilan yang sangat tinggi maka bisa menyebabkan cairan ketuban terus berkurang dari waktu ke waktu. Ini bisa menyebabkan bayi mengalami henti pertumbuhan akibat kurang nutrisi dari ibu atau tubuh bayi sudah tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik. Hal ini juga memicu bayi lahir dengan berat badan rendah.
  8. Bayi yang dilahirkan dari kehamilan post term juga bisa mengalami hipoglikemia. Ini adalah sebuah kondisi yang menyebabkan kadar gula darah dalam tubuh bayi sangat rendah setelah dilahirkan. Ini membutuhkan perawatan intensif termasuk pemberian cairan glukosa pada bayi. (baca: Hipoglikemia pada bayi)

Resiko kehamilan post term pada ibu

  1. Ibu bisa mengalami kesulitan dalam persalinan terutama persalinan normal. Kondisi luka pada bagian vagina, labia dan rektum bisa sangat parah sehingga bisa menyebabkan pendarahan pasca persalinan, infeksi dan kerusakan organ yang berat. Karena itu persalinan normal untuk kehamilan post term hanya ditentukan oleh dokter dengan melihat semua kondisi kesehatan ibu dan ukuran bayi yang akan dilahirkan.
  2. Persalinan normal untuk kehamilan post term sering melibatkan alat seperti vakum atau forceps yang bisa menyebabkan ibu mengalami trauma vagina paska melahirkan. Ini bisa menyebabkan ibu mengalami trauma berlebihan dalam persalinan.
  3. Ibu dengan kehamilan post term juga bisa memiliki resiko persalinan caesar yang lebih tinggi. Hal ini bisa menyebabkan ibu terkena infeksi, komplikasi luka yang berlebihan dan pendarahan dari luka.

Informasi persalinan normal:

Perawatan kehamilan post term

  1. Dokter akan melakukan pemeriksaan teratur untuk melihat perhitungan gerakan janin, untuk melihat arah tendangan bayi, apakah bayi bisa bergerak dengan baik atau adakah pengurangan gerakan pada bayi yang menunjukkan bayi semakin lemah.
  2. Dokter akan melakukan uji non stres untuk mengamati detak jantung bayi, melihat gerakan bayi dan menilai semua status kesehatan bayi.
  3. Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan USG untuk melihat gambar bayi, pembuluh darah bayi, pertumbuhan jaringan bayi, dan organ bayi dan juga untuk menemukan masalah yang bisa terjadi pada bayi.
  4. Jika pertumbuhan bayi terhenti atau mengalami masalah maka dokter akan melakukamn tes dopler. Tes dilakukan untuk mengukur aliran darah dan menemukan masalah perkembangan pada bayi.
  5. Jika serviks ibu memang sudah siap maka dokter bisa melalukan pertimbangan induksi untuk membantu persalinan bayi. Namun jika serviks belum siap maka dokter akan menunggu reaksi dan memberikan obat untuk merangsang leher rahim. Cara ini bisa menurunkan resiko kematian pada ibu dan janin.
  6. Jika kondisi ibu dan janin memang sudah sangat mengkhawatirkan maka dokter bisa merujuk persalinan caesar. Ini termasuk persalinan yang paling aman untuk kehamilan lebih dari 42 minggu. Persalinan bisa mengurangi resiko kematian pada ibu dan janin serta meringankan trauma setelah melahirkan untuk ibu.

Informasi persalinan caesar:

Inilah semua informasi yang terkait dengan kehamilan post term. Untuk mengurangi resiko kehamilan post term maka menjaga kehamilan dan pola hidup yang sehat sejak awal memang perlu untuk dilakukan.

Recent Posts

3 Tips Agar Embrio Menempel di Dinding Rahim

Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…

8 months ago

4 Ciri-ciri Masa Subur untuk Haid Tidak Teratur

Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…

8 months ago

5 Tanda Embrio Transfer Gagal

Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…

9 months ago

4 Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…

9 months ago

HCG : Pengertian, Fungsi, dan Pengaruhnya

Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…

9 months ago

12 Ciri-ciri Hormon HCG Meningkat

Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…

9 months ago